Maksud lo apa Joz bikin kayak gini?
Sudah gue tunggu-tungu dia bertanya kayak gitu.
Sebelumnya gue juga berpikir keras menemukan jawaban yang pas, namun pada akhirnya ketika dia bertanya gue juga bingung mau jawab apa. Akhirnya gue jawab gini deh.
Dari dulu gue emang bener pengen bikin hal yang kayak gini. Tapi akhirnya gagal karena gue gak bisa nulis dan desain gue bener-bener jelek….
Tapi gue ngerasa kalo yang ini bener-bener beda. Motivasinya itu loh beda.
Gue ngerasa seperti ingin memanunggalkan hobi gue yang dulu dan yang sekarang. Menggabungkan kreatifitas dari seorang penulis dan kreatifitas seorang desainer grafis.
That’s cool, baby. Something cool.
Hahaha. Nggak juga lah.
Yang bikin gue enjoy jalanin ide ya itu tadi, 2 dunia ini udah gue kenal (meskipun satunya baru-baru ini aja). Meskipun begitu gue juga masih mempunyai masalah di sini.
Komunitas penulis itu sangat beda sama komunitas desainer grafis.
Bedanya dimana?
Gue ngeliat komunitas-komunitas penulis udah begitu banyak, dan mereka ini sering membentuk forum mereka sendiri sudah dari jaman dahulu kala. Generasi mudanya terus bermunculan dan gak habis-habis Dan ciri khasnya pun hampir sama, generasi muda ini selalu membawa sesuatu hal yang baru, segar dan memberontak.
Untuk tahun-tahun belakangan ini fanfic K-Pop begitu booming. Dan karena demam hangul juga menyelimuti negeri ini, gue melihat anak-anak ABG penggila K-Pop yang mulanya bukan penulis menjadi suka menulis.
Tapi mereka ini masih hijau di bidang ini. Dan mereka labil.
Tapi kenapa sampai sekarang masih ada? Bahkan yang gue tau komunitas malah tambah banyak dan tambah besar? Karena mereka menggabungkan komunitas K-Pop dengan komunitas penulis profesional. Dan mereka saling mendukung satu sama lain. Memimpin pemberontakan terhadap jalur mainstream penerbitan buku.
Jadi intinya gak semua anak labil dan hijau yang menulis fanfic, di belakang mereka juga ada sosok-sosok penulis pro yang setia mengajari dan mendukung mereka.
Gue dulu pernah gabung sama komunitas penulis yang lebih mengedepankan genre Fantasi. Dan karena gue punya ide ini, gue coba membuka kembali situs mereka.
Dan mereka tetap kokoh dengan genre fantasi sama seperti dulu.
Cool.
Apa rahasia untuk komunitas ini? Karena ada apresiasi.
Mereka punya event festival tahunan yang menurut gue keren abis. Dan ini berlanjut terus hingga hari ini.
Kekompakkan, tantangan dan ide-ide kreatif dari para penghuninya juga sangat direspon positif oleh semua elemen komunitas.
CMIIW yaaa.
Eh. Gue jadi punya ide. Menggabungkan genre fanfic K-Pop dan genre Fantasi!
Selera gue emang fantasi sih.
Ini berbeda sekali dengan komunitas desainer grafis.
Pertama, cenderung bekerja sendiri.
Kalo gue liat kebanyakan orang-orang ini menjadi freelance, dan orang-orang freelance biasanya sendirian.
Apalagi orang-orang ini kebanyakan berkecimpung di dunia bisnis. Saling bersaing. Nah loh.
Kedua, komunitas yang lebih mengarah pada bisnis.
Iklim yang berbeda dengan komunitas penulis yang pemberontak. Menurut gue orang-orang ini terlalu lama berada zona nyaman mereka.
Gak keren.
Menciptakan iklim komunitas yang sama dengan komunitas penulis memang tantangan gue kali ini. Dan gue pun belum menemukan komunitas desainer grafis sama sekali.
Masak gue yang kerja sendiri? Ya enggaklah! Lagipula style orang-orang grafis itu beda-beda.
Pemikiran gue ini harus ada yang ngambil dengan positif!
Tapi gimana caranya ya?
Ide gue gak orisinil. Gue tau itu.
Gue inget kalo ada sebuah startup yang menawarkan penerbitan buku sendiri. Dalam slogannya, kita bisa menerbitkan buku kita sendiri dalam waktu 24 jam.
Dan mereka menawarkan jasa desain cover dan membuka peluang pasar untuk orang-orang grafis, gak cuma penulis-penulis doang. Tapi jelas mengarahnya ke bisnis, sama sekali berbeda dengan misi gue.
Kenapa mesti digabungin sih Joz? Gue belum paham.
Kesimpulannya, gue yakin ketika hal ini terjadi, ketika dua hal ini digabungkan akan ada apresiasi. Karena ini sangat kreatif sekali.
Gue pernah baca teori kreatif, dan seorang Mr Igor juga ngadopsi teori ini.
“Belajarlah banyak hal. Dan ketika kamu udah tau apa yang perlu kamu tekunin, gabungkanlah semua hal yang kamu pelajari”.
Contohnya kayak musisi deh. Dia alirannya Hip Hop tapi hidupnya di pelosok pulau Jawa yang kental dengan musik Jawa nya. Dan akhirnya dia memasukkan unsur-unsur musik Jawa pada ketukan Hip Hop nya.
Keren kan? Hehe. Nah jelas lo bakal mengapresiasi.
Berbeda sama apa yang dikemukakan sama bang Yoris Sebastian sih. Makanya gue perlu banged bukunya orang ini!
Oh iya, thanks banged buat yang udah ngasi film. Gilak. Mimpi apa ya gue semalem.
Sudah gue tunggu-tungu dia bertanya kayak gitu.
Sebelumnya gue juga berpikir keras menemukan jawaban yang pas, namun pada akhirnya ketika dia bertanya gue juga bingung mau jawab apa. Akhirnya gue jawab gini deh.
Dari dulu gue emang bener pengen bikin hal yang kayak gini. Tapi akhirnya gagal karena gue gak bisa nulis dan desain gue bener-bener jelek….
Tapi gue ngerasa kalo yang ini bener-bener beda. Motivasinya itu loh beda.
Gue ngerasa seperti ingin memanunggalkan hobi gue yang dulu dan yang sekarang. Menggabungkan kreatifitas dari seorang penulis dan kreatifitas seorang desainer grafis.
That’s cool, baby. Something cool.
Hahaha. Nggak juga lah.
Yang bikin gue enjoy jalanin ide ya itu tadi, 2 dunia ini udah gue kenal (meskipun satunya baru-baru ini aja). Meskipun begitu gue juga masih mempunyai masalah di sini.
Komunitas penulis itu sangat beda sama komunitas desainer grafis.
Bedanya dimana?
Gue ngeliat komunitas-komunitas penulis udah begitu banyak, dan mereka ini sering membentuk forum mereka sendiri sudah dari jaman dahulu kala. Generasi mudanya terus bermunculan dan gak habis-habis Dan ciri khasnya pun hampir sama, generasi muda ini selalu membawa sesuatu hal yang baru, segar dan memberontak.
Untuk tahun-tahun belakangan ini fanfic K-Pop begitu booming. Dan karena demam hangul juga menyelimuti negeri ini, gue melihat anak-anak ABG penggila K-Pop yang mulanya bukan penulis menjadi suka menulis.
Tapi mereka ini masih hijau di bidang ini. Dan mereka labil.
Tapi kenapa sampai sekarang masih ada? Bahkan yang gue tau komunitas malah tambah banyak dan tambah besar? Karena mereka menggabungkan komunitas K-Pop dengan komunitas penulis profesional. Dan mereka saling mendukung satu sama lain. Memimpin pemberontakan terhadap jalur mainstream penerbitan buku.
Jadi intinya gak semua anak labil dan hijau yang menulis fanfic, di belakang mereka juga ada sosok-sosok penulis pro yang setia mengajari dan mendukung mereka.
Gue dulu pernah gabung sama komunitas penulis yang lebih mengedepankan genre Fantasi. Dan karena gue punya ide ini, gue coba membuka kembali situs mereka.
Dan mereka tetap kokoh dengan genre fantasi sama seperti dulu.
Cool.
Apa rahasia untuk komunitas ini? Karena ada apresiasi.
Mereka punya event festival tahunan yang menurut gue keren abis. Dan ini berlanjut terus hingga hari ini.
Kekompakkan, tantangan dan ide-ide kreatif dari para penghuninya juga sangat direspon positif oleh semua elemen komunitas.
Apresiasi itu mahal, baby.
Dengan apresiasi orang-orang labil kayak gue dapat bertahan. dengan apresiasi orang-orang labil memproseskan dirinya untuk menjadi konsisten.
Dan ketika sudah menjadi konsisten, apresiasi itu bakal mudah didapatkan.
Eh. Gue jadi punya ide. Menggabungkan genre fanfic K-Pop dan genre Fantasi!
Selera gue emang fantasi sih.
Ini berbeda sekali dengan komunitas desainer grafis.
Pertama, cenderung bekerja sendiri.
Kalo gue liat kebanyakan orang-orang ini menjadi freelance, dan orang-orang freelance biasanya sendirian.
Apalagi orang-orang ini kebanyakan berkecimpung di dunia bisnis. Saling bersaing. Nah loh.
Kedua, komunitas yang lebih mengarah pada bisnis.
Iklim yang berbeda dengan komunitas penulis yang pemberontak. Menurut gue orang-orang ini terlalu lama berada zona nyaman mereka.
Gak keren.
Menciptakan iklim komunitas yang sama dengan komunitas penulis memang tantangan gue kali ini. Dan gue pun belum menemukan komunitas desainer grafis sama sekali.
Masak gue yang kerja sendiri? Ya enggaklah! Lagipula style orang-orang grafis itu beda-beda.
Pemikiran gue ini harus ada yang ngambil dengan positif!
Tapi gimana caranya ya?
Ide gue gak orisinil. Gue tau itu.
Gue inget kalo ada sebuah startup yang menawarkan penerbitan buku sendiri. Dalam slogannya, kita bisa menerbitkan buku kita sendiri dalam waktu 24 jam.
Dan mereka menawarkan jasa desain cover dan membuka peluang pasar untuk orang-orang grafis, gak cuma penulis-penulis doang. Tapi jelas mengarahnya ke bisnis, sama sekali berbeda dengan misi gue.
Kenapa mesti digabungin sih Joz? Gue belum paham.
Kesimpulannya, gue yakin ketika hal ini terjadi, ketika dua hal ini digabungkan akan ada apresiasi. Karena ini sangat kreatif sekali.
Gue pernah baca teori kreatif, dan seorang Mr Igor juga ngadopsi teori ini.
“Belajarlah banyak hal. Dan ketika kamu udah tau apa yang perlu kamu tekunin, gabungkanlah semua hal yang kamu pelajari”.
Contohnya kayak musisi deh. Dia alirannya Hip Hop tapi hidupnya di pelosok pulau Jawa yang kental dengan musik Jawa nya. Dan akhirnya dia memasukkan unsur-unsur musik Jawa pada ketukan Hip Hop nya.
Keren kan? Hehe. Nah jelas lo bakal mengapresiasi.
Berbeda sama apa yang dikemukakan sama bang Yoris Sebastian sih. Makanya gue perlu banged bukunya orang ini!
Mudahan gue punya konsisten di sini, meskipun emang belum bisa cari makan.
Oh iya, thanks banged buat yang udah ngasi film. Gilak. Mimpi apa ya gue semalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar