Rabu, 24 Oktober 2012

Dilema Menonton Konser Musik

http://www.soundproofmagazine.com/Canada/Events/Vans_Warped_Tour_Race_City_Speedway.html


Intro. Bagi orang yang pemikirannya urban (tapi hidup lingkungan desa) menonton konser musik adalah life style yang menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi yang ngadain konser adalah sebuah komunitas, dimana rata-rata yang nonton adalah kenalan dari tiap-tiap performers yang udah kenal lumayan lama. Wah tentu itu menjadi nilai plus tersendiri.

Yang gue maksud di sini adalah konser band-band indie loh bukan konser band-band major label yang kaya-kaya itu. Meskipun gue sendiri belum pernah ngerasain masuk komunitas indie kayak gitu, tapi seperti apa yang kalian ketahui kebanyakan isi blog ini adalah kesoktahuan gue. Hahaha.

Gue menjadi anak band bukan dari kemarin sore, itu yang baru gue sadarin sekarang x)

Menonton konser musik memang bukan hal yang rutin gue lakukan, tapi gue tau rasanya ketika komunitas indie mengadakan konser dengan bintang tamu sebuah band major label dengan fans fanatiknya. Sebenernya gue gak mau beda-bedain sih, cuma rasanya beda aja ketika kita melihat band pembuka dan orang-orang pada mengelu-elukan band itu dan kita gak tau apa-apa dengan band itu. Itu rasanya beda banget.

Gue yang berpaham hipster membawa gue selalu penasaran dan terbuka pada musik-musik baru sehingga gue gak selalu konsisten pada satu jenis musik tertentu. Hahaha.

Oke cukup intronya.

Bagi orang desa kayak gue ini menonton konser mungkin sebuah barang mewah, perlu perjuangan semisal menabung, gak jajan selama sebulan, persiapan fisik juga dan mencari-cari informasi tentang tiket, angkutan dan lokasi. Semua butuh perjuangan.

Tiket masuk. Seolah-olah menjadi barang mewah dengan harganya terlampau mewah juga. Namun seringkali tiket masuk ini dirobek ketika masuk venue. Jiahahahaha. Jahat sekali nih panitianya. Padahal kan buat kenang-kenangan. Lagian mahal-mahal belinya akhirnya cuma dirobek doang.

Nah kemudian kadangkala gue sempat menangkap stand booth yang jualan mercahndise band-band yang akan perform. Nah timbullah keinginan untuk membeli merch-merch yang bertebaran gitu, selain karena tergoda dan bisa dibuat kenangan, kita juga bisa mendukung brand-brand tersebut untuk hidup. Memang sih katanya Bang Peter, kalo clothing mendukung acara-acara musik seperti itu profitnya gak langsung dirasakan. Tapi biasanya barang-barang yang dijual terbatas sekali dan gak akan dijual di lain hari. Hyahhh.

Bagaimana gue melihat peluang ini?

Kalo gue sih punya ide maketin tiket masuk dengan produk. Lhoh ntar pada make kaosnya yang sama? Lhoh distro kan produknya terbatas dijamin gak bakalan sama deh. Jelas ntar kita bakal nurunin harga dong? Yah namanya juga promosi bos, seperti yang gue bilang di atas dampaknya gak dirasain langsung. La kalo gitu ekslusifitas-nya bisa berkurang dong kan semua orang bisa beli? Iya, nah makanya kita harus per-limit juga siapa yang bisa beli produknya. Misalnya dari jam berapa sampai jam berapa. Atau produknya yang kita limit, atau kita jual produk yang clearance sale kan bisa. Tapi lebih baik jangan setengah-setengah deh.

Nah begitulah. Patut dicoba :D

4 komentar:

  1. Idenya cemerlang. Tiket sama merchandise digabung, tapi resikonya harga tiket jadi melambung. Ya jadi tambah dilema deh.. :)

    BalasHapus
  2. Mas gie

    Ya nggak juga mas gie. soalnya para penikmat konser gak akan peduli harga kalo udah konser band kesayangan :D

    Mas Blues

    Dibaca pelan pelan mas :D

    BalasHapus
  3. Infonya bermanfaat sekali, terimakasih sudah sharing.
    Oh ya, sekedar informasi tambahan, bagi yang membutuhkan Penyewaan Genset untuk keperluan berbagai macam event seperti pesta ultah, pernikahan, pameran, dll. Bisa menghubungi kami Arthur Teknik.

    Untuk baca artikel-artikel terbaru dari kami bisa cek di sini : http://blog.arthurteknik.com/

    BalasHapus