Minggu, 07 Oktober 2012

Profesi Yang Menjanjikan?

http://us.images.detik.com/content/2011/08/17/631/pengemis-dalem.jpg

Gue akhir-akhir ini sering banged ke kota, apalagi ke Alun-alun Jombang. Dan hal yang sering gue temui adalah orang-orang ini, para pengemis dan pengamen.

Mungkin bukan masalah sih. Tapi kemudian pagi tadi seorang cewek bercerita tentang pengalaman intimidasinya terhadap seorang pengamen yang tidak diberi uang.

Wow. Kayaknya gue harus nulis hal ini.

Dalam pandangan gue sendiri, menerima info-info tentang sindikat pengemis yang mempunyai bos dari televisi gue jadi rada gak percaya sama pengemis yang ada di kota-kota. Apa bener uang itu mereka butuhin?

Lalu suatu hari gue pernah diterangkan oleh seseorang yang cukup berpengaruh. Beliau bercerita tentang pengalaman beliau bertanya kepada Sang Guru.

"Orang fakir miskin itu ciri-cirinya seperti apa?"

"Orang fakir miskin itu ketika diberi mereka malu untuk menerima padahal mereka itu membutuhkan"

Nah. Gak cocok kan sama pengemis?

Yang gue ketahui, pengertian fakir dan miskin itu beda.

Fakir itu orang yang tidak punya harta sama sekali.

Miskin itu orang yang masih punya harta tapi harta itu gak cukup untuk kebutuhan mereka sehari-hari.

--------------------

Sebenernya ada penanganan khusus untuk pengemis dan pengamen. Gue liat biasanya itu tugasnya bapak-bapak Polisi Pamong Praja.

Tapi gue gak setuju sama cara itu.

Ibarat kata pak Edi Swasono, pemerintah tidak menggusur kemiskinan tapi menggusur orang miskin!

Makanya, gue juga rada bingung ketika Pak Yuswohady bilang negara kita masuk kategori negara menengah dengan pendapatan per kapita mencapai 3000 dolar per apa gitu.

Jadi gimana dong?

Sikap gue sementara ini cuma gak memberi uang kepada orang-orang itu saat gue berada di dalam lingkup kota :)

Karena organisasi gue sangat getol masalah kemiskinan dan shodaqoh.

Sebenernya gue juga gak masalah sih kalo terus memberi. Tapi tapi... Haduh banyak alasan.

Profesi Yang Menjanjikan?

Ini gara-gara gue dapet info dari ttipi sih. Jadi dalam sebuah liputan ada orang ngemis bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi kebutuhan belanja. Gila.

Kemudian salah satu kenalan gue, istrinya tukang fotokopi pernah secara eksplisit cerita ke gue saat seorang pengamen ibu-ibu lewat.

"Ituloh meski ngamen, anaknya kuliah di UNESA"

Well, biaya kuliah emang berat. Hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar