Kamis, 27 Desember 2012

List of Wants and Needs


Ehem. First, gue pengen ngucapin Selamat Natal bagi yang merayakan. Especially buat ehem Kiko ehem. Ohya buat temen gue juga si Erlin, gue janji ke Malang buat ketemu dia ternyata belum kesampaian hahaha. Gila, gue kenal dia sejak SD lho.

Sebenernya postingan kali ini adalah curhat, ah daripada curhat mending menginspirasi orang aja lah. Tapi entah postingan kali ini adalah postingan menginspirasi atau enggak, gue juga gak tau hahaha. Oke, sebenernya mau share aja barang-barang yang dibutuhkan sama dipengenin, entah tahun 2013 bakal punya atau enggak gue juga gak tau hahaha. Oke, langsung aja.

Gang Metal Manajemen
https://www.facebook.com/GMMjbg
Pengen Punya Manajemen
Gue belum jelas mau manajemen artis apa manajemen yang terdiri dari orang-orang clothing. Tapi yang jelas gue inginin adalah dimana terkumpulnya orang-orang dalam satu wadah. Mengemban misi yang sama. Orang-orang tersebut saling isi mengisi kelemahan. Punya lifestyle yang sama. Bila salah satu anggota tidak bisa, maka yang lain siap meneruskan. Seperti itu gambarannya. Menurut gue sendiri, 'manajemen' itu adalah lanjutan dari 'komunitas'. Ibarat siklus anak-anak-remaja-dewasa. Tapi hal ini masih gue pelajari sih. Gue belum mengerti sistem manajemen seperti apa, lagipula gue masih awam tentang masalah visi dan misi.

http://www.tribunnews.com/2011/08/31/hanya-putra-dan-menantu-yang-sungkeman-dengan-sby
Blessing From Old Fellow
Rencananya ini akan menjadi tagline buat bulan Januari besok. Terinspirasi dari pelajaran yang gue terima tadi pagi. Dimana kelestarian dari sebuah kegiatan apapun itu tak boleh lepas dari restu oleh para orang tua. Jika orang tua tidak merestui maka semuanya akan sia-sia. Intinya gue pengen Orange Cake seperti itu.

http://www.play.com/Clothing/Accessories/-/3056/2323/-/32260317/New-Era-Men-Stow-Away-Snapback-Cap/Product.html?searchfilters=c%7B3060%7D+ae233%7B25-29.99%7D+

Snapback
Waktu kemarin lihat Vierra di Kediri, snapback gue diminta sama salah seorang anak Vierrania. Akhirnya gue kasikan aja deh. Pertama, karena snapbacknya sangat sempit. Kedua, karena belinya di pinggir jalan. Muahahaha.
Range price: 15k-40k

http://id.topman.com/webapp/wcs/stores/servlet/ProductDisplay?beginIndex=0&viewAllFlag=&catalogId=33056&storeId=12555&productId=5367267&langId=-1&categoryId=&searchTerm=Stretch%20and%20Spray&pageSize=20&geoip=prod
Skinny Jeans
Meski mengaku anak band, gue gak punya skinny jeans sama sekali. Ini hal yang mesti dihindari sebenernya (baca: memalukan) hahaha.
Range price 150k-300k

http://simplysweetnsavory.blogspot.com/2012/05/moist-orange-cake.html
Orange Cake
Iya, Orange Cake betulan. Lucunya adalah ketika kita memakai 'Orange Cake' sebagai nama brand, gue belum pernah makan Orange Cake. Wuahahaha. Jadi banyak orang yang salah persepsi ketika nama brand gue disebut, dikira ini orang jualan cake gitu. Aaaaaaa. Tapi gak papa sih. Gue juga kenal orang yang suka bikin cake gitu. Bisa dijadikan alternatif bisnis lain. Wohohoho.
Range price: 60k-100k

http://richkiosk.com/blog/network-marketing/oppa-gangnam-style-marketing/
Kacamata
Sebagai orang pengamat fashion, kacamata gue cuma satu. Itupun oleh-oleh dari Study Tour di Jogja. Hahaha. Pengen beli yang baru, tapi gaya hidup gue sebelum mendirikan clothing ini bisa dibilang bukan orang yang emang mengamati penampilan. Jadi rada sulit juga sih.
Range price 10k-30k

http://gzbomao.en.made-in-china.com/product/coenbkMKSjhV/China-Clothing-Label.html

Label Product
Nah ini yang buat bisnis. Label Product itu yang biasanya ditaruh di bawah kaos untuk manampilkan brand yang membuat produk itu. Kemarin @aditya_prt nawarin Rp 80/pcs dengan minimal beli 1000 pcs jadi Rp. 80.000, namun anak ini masih termasuk tipikal orang yang cuma memberitau aja, langkah selanjutnya silahkan lanjutkan sendiri. Hahaha. Tapi pada awalnya sebelum ditawari Adit, gue sendiri udah nemu orang yang bisa bikin gitu, cuma belum tau harganya aja. Desainnya juga belum gue buat. Oke habis ini deh.
Range price: 50k-80k

Stiker Band
Band gue, Sun Never Sets Down harus bikin promosi. Ide yang umum adalah membuat stiker terus dibagikan ke orang-orang. Tapi ternyata anak-anak abg yang gue rawat ini maunya dimanjain terus. Susah deh.
Range price: 10k-50k

http://product.madeinchina.com/Top-2012-Portable-mini-PC-Sound-laptop-speakers_13261750.shtml
Sound Portable
Kegiatan shuffle minimal membutuhkan sound system, mp3 player dan 3-4 orang. Nah mp3 player kan bisa dari Irene Adler, netbuk samsung gue. Orang-orangnya udah dikumpulin tapi ternyata sound bawaan dari Irene Adler gak cukup, ya akhirnya kita butuh sound yang lebih mantap lagi. Harga pasarannya sekarang masih 100ribuan ke atas. Masih mikir juga.
Range price: 100k-150k

Mp3 Player
Karena Nokia ege gue gak bisa dipake buat dengerin musik tanpa membuat berisik (baca: gak bisa dimasukin headset), gue bercita-cita untuk membeli mp3 player sendiri dan gak boleh dipinjemin sama orang lain. Tapi gak kesampaian sampe sekarang -___-
Range price: 30k-50k

Kalo ditotal berapa ya. Kalo harga paling murah ditotal sama dengan 425k. Kalo yang paling mahal ditotal sama dengan 800k. Hmm.

---------------

Gue juga menchirp-kan Kultwitnya mas @adezAulia berjudul #Bisnis Distro #BisnisDistro by @AdezAulia - Chirpstory

Dari situ gue mendapatkan banyak point, dari membentuk komunitas seperti di atas atau yang paling gue inget adalah

"Hanya mengandalkan desain baju, bukan segalanya gak akan lanjut bisnisnya. Karena masih banyak desainer yang punya hasil karya yang lebih bagus"

Waduh waduh -___-

---------------

Dan jangan lupa untuk kunjungi http://orangecakecreative.blogspot.com gue butuh banyak kritik dan saran buat portal ini. Follow juga gue @aliasjojoz dan @orangecakec dan like fanpage di http://fb.me/orangecake.creative

Terimakasih! :)

Sabtu, 22 Desember 2012

Finally! First Product For Orange Cake Clothing!


Akhirnya, setelah memakai the power of kepepet dan melewatkan sebuah kesempatan untuk menambang lebih banyak uang, gue akhirnya berhasil membuat sebuah kaos! Hahaha.

maunya levitasi tapi yang moto bukan orang proffesional -___-
Jadi bahannya adalah Cotton Combed 30s, halus sekali dan lumayan tipis, gue beli dari kaskus. Lumayan lama gue belinya, menunggu waktu yang tepat di tengah kesibukan-kesibukan non-profit lain untuk menyablon. Akhirnya setelah Mas Foks, orang yang direkomendasikan buat nyablon satuan ternyata lagi penuh akhirnya gue memutuskan untuk menggunakan jasa sablon di Idea Digital Printing yang jaraknya hanya beberapa rumah dari outletnya Mas Foks. Gue lupa daerahnya apa, dari arah Ringin Contong Jombang menuju ke Alun-Alun di lampu merah pertama belok kiri :)

Mengapa pake The Power of Kepepet? Ternyata gue ini orangnya emang masih trauma dengan produk-produk clothing gue sebelumnya yang gak laku -___-. Kemudian Fafa, partner gue ternyata membuat sebuah kesepakatan di luar sepengetahuan gue. Dikiranya gue ini paham dan bisa memenuhi kesepakatannya itu, tapi akhirnya gue nyadar kesepakatan ini gak nyambung dengan idealisme gue akhirnya gue gantungin lama banget. Dan pihak ketiga yang merasa punya kesepakatan tiba-tiba menghubungi gue, minta hasil kesepakatannya dan gue jelas bingung karena belum melakukan apa-apa ditambah dari awal gue gak paham dan berseberangan dnegan kesepakatannya lalu Fafa karena satu hal udah minta maaf ke gue karena dia harus pulang ke Lampung kemudian ada tenggat waktu hingga akhirnya gue kepepet.

Apa sih kesepakatannya? Jadi orang ketiga ini, namanya Obik adalah pemasok dengan pasar yang lumayan besar. Karena suatu hal dia udah gak bisa lagi melanjutkan memenuhi permintaan-permintaan pasarnya. Dan maunya dilempar ke gue sama Fafa. Dan setelah gue pikir itu jelas beda dengan idealisme yang gue pegang, karena yang gue pengenin adalah membangun brand bukan memenuhi pesanan orang. Akhirnya gue mengambil kesepakatan dengan Obik dengan hanya memberi contoh kepada dia dan pasarnya dia. Namun di tengah kepanikan dengan tenggat waktu yang singkat, akhirnya gue gak kesampaian buat memenuhi kesepakatan.

Sedih emang mengecewakan orang, apalagi yang menjanjikan ini pake nama kita. Gue punya prinsip kalo emang kita gak bisa memenuhi ya bilang aja gak bisa memenuhi. Kalo emang bisa dicoba, kita coba aja itung-itung pengalaman :)

Oh ya, gue juga membuat blog sendiri buat Orange Cake Clothing kunjungi aja http://orangecakecreative.tumblr.com. Gue terinspirasi Schitzo, dengan membangun sebuah blog yang menceritakan sejarahnya Schitzo dari awal. Gue juga sebenernya udah lama pengen bikin blog di tumblr, tapi belum tau ntar mau digunakan apa, udah enjoy sama Blogger soalnya. Jadi rencananya blog ini bakal memposting produk-produk dari Orange Cake Clothing :)

Jangan lupa buat ngunjungin portal blog gue di http://orangecakcreative.blogspot.com jangan lupa di subcribe, join forumnya di Facebook, like pages nya di banner sebelah kiri blog ini dan follow di twitter @OrangeCakeC :D

Kamis, 20 Desember 2012

Jurnalis-Jurnalis Wanita Sukses Di Indonesia

Selain pengamat musik, pengamat iklan, pengamat film, pengamat clothing dan pengamat politik, gue juga termasuk pengamat program-program berita di tv-tv nasional. Hohoho congkaknya. Kemudian setelah gue melihat bagaimana Najwa Shihab berani ngadain tur ke Makassar, maka gue berpikir kayaknya udah waktunya deh gue menulis ini. Dan ini subjektif lho ya, lagian kalo ada yang lebih senior gue kan juga gak tau soalnya gue lahir di awal-awal 90an x)

1. Rosianna Silalahi

http://indonesiatopratings.blogspot.com/2012/02/top-10-indonesian-women-journalists.html
Ini yang paling senior menurut gue, karena beliau ini yang melahirkan jurnalis-jurnalis baru berkualitas di SCTV dan menyabet dua kali penghargaan Panasonic Award. Kemudian banyak dari jurnalis-jurnalis di Liputan 6 pada sukses semua, meskipun mereka gak bersama Liputan 6 lagi. Gue kira beliau ini kemungkinan besar sudah pensiun dan mungkin juga udah gak bersama Liputan 6 lagi juga. Masa keemasan beliau adalah masa dimana tv-tv nasional yang berkonsentrasi di berita belum se-booming sekarang. Bahkan Metro TV waktu itu baru lahir dan sedang membangun budaya Headline News tiap jam.

2. Chantal Della Concetta

http://www.wartapapua.net/chantal-della-concetta-suka-yang-menempel-di-mulut/
Ini yang paling fenomenal menurut gue. Gue paling tau banget dimana gue sering melihat dia bacain Headline News di Metro TV, kemudian pindah ke RCTI bergabung bersama tim Arief Suditomo dan akhirnya sekarang banting setir menjadi model juga menjadi host di acara dewasa. Menurut gue wanita ini paling berbahaya di dunia showbiz. Dia mantan jurnalis! Karir jurnalisnya juga cemerlang! Dan semua jurnalis yang karirnya yang cemerlang itu cerdas sekali! Ketika mendengar nama wanita ini, sumpah gue gak pengen cari gara-gara sama dia...

3. Najwa Shihab

http://www.anneahira.com/najwa-shihab.htm
2013 mungkin bakal jadi tahunnya doi nih. Mata Najwa, acara yang dia host-in semakin diperhitungkan menurut gue. Sudah cantik, powerful juga. Apalagi sekarang udah gak banyak jurnalis-jurnalis wanita yang cemerlang menurut daftar ini. Menurut gue, kak Najwa ini orang yang spontan banget, dimana ada isu yang berkembang langsung deh dia ambil. Bener-bener mencerminkan seorang anak muda yang berapi-api. Hohoho. Patut diperhitungkan sodara-sodara.

4. Tina Talisa

https://www.thejakartapost.com/news/2008/09/21/tina-talisa-anchoring-news-makers.html
Mungkin semua bertanya-tanya dimana Tina Talisa sekarang ini. Sukses dan cemerlang di Apa Kabar Indonesia Malam, membuat semua orang jadi betah lihat berita malam-malam apalagi positioning TV One waktu itu emang bener-bener jelas sebagai News TV. Sekarang dia pindah ke Indosiar dan menjadi host di acaranya sendiri. Lupa namanya. Tapi masa-masa emasnya di AKI Malam emang gak bisa dilupakan :D

5. Desi Anwar


Mungkin kamu gak tau dia siapa, tapi gue tau beliau ini sejak 2010-2011 saat beliau menjadi host di sebuah acara interview bersama tokoh-tokoh dunia. Dan kemudian gue tau beliau juga membuka kursus bahasa Inggris gratis secara online di Facebook. Keren aja sih, meskipun gak terlalu populer seperti wanita-wanita di atas tapi wanita ini punya kekerenannya sendiri :D

6. Grace Natalie

http://m.rimanews.com/read/20111213/48738/penusuk-kamerawan-tvone-idolakan-grace-natalie
Nah ini. Sama seperti kak Tina Talisa, gak tau dimana keberadaannya. Sejak AKI TV One punya host-host yang baru, gue gak pernah lihat dia ini. Kadang dia mengisi AKI pagi, atau mengisi AKI malam menggantikan Tina Talisa yang gak bisa jadi host. Dan semua orang setuju kalo dia ini cantik! Pantes sekali jadi cover majalah :D

7. Marissa Anita

http://www.dailysylvia.com/tag/marissa-anita/
Ibarat dunia musik, gue melihat kak Marissa menjadi rising star. Gue pertama kali melihat dia di 811 Show saat baru-baru aja launching menganggap dia biasa-biasa aja, namun setelah gue anggep program ini gak bisa diremehin ternyata kekuatannya berada di wanita ini. Wow. Gue jadi ngefans abis. Hahaha. Apalagi sifatnya yang ceria sekali. Iya ceria banget, jangan tertipu dengan mimik dia saat membaca berita. Yang juga gak banyak disadari orang-orang, dia adalah supporter film lokal buka aja blognya di marissaanita.com. Mungkin ini yang membuat 811 Show banyak mengulas tentang film lokal di acaranya. Gue yakin dia bakal jadi The Next Najwa Shihab, atau The Next Chantal, atau The Next Tina Talisa atau malah jadi The Next Grace. Yakin banget :)

Begitulah daftar jurnalis-jurnalis cantik yang sering membawakan berita hingga karirnya jadi cemerlang. Gue kayaknya gak bakal bikin daftar yang cowok hahaha. Ada banyak bahkan kayak Arief Suditomo, Prabu Nababan, Alfito Deannova, Tommy Tjokro, Prabu Revolusi, dll.

Oh iya. Kalo ada jurnalis wanita yang kelewatan menurut kamu cocok masuk daftar ini, share di komentar aja soalnya gue juga rada-rada lupa :)

Last words, semua wanita ini berbahaya :)

Selasa, 18 Desember 2012

Gaya Desain Asli Indonesia


Sebenernya mau bahas film Indonesia yang terbantu dengan promosi di Twitter. Sehingga akhir-akhir ini banyak film lokal yang layak ditonton daripada film-film horor yang udah dihujat banyak orang. Para penggiat film ini gak kayak Major label musik Indonesia ya, yang semuanya cenderung pada ngejar materi, jadi musik yang ditampilkan di tv-tv itu itu aja, gak ada pilihan. Meskipun masih ada film-film horor esek-esek yang masih bermunculan di bioskop Indonesia, tapi akhir-akhir ini muncul judul-judul film yang layak ditonton macam 5 cm. Tapi karena di Oshi belum ada space buat film, maka dari itu gue bahas yang lain aja hehehe.

Gue sebagai orang yang belajar desain grafis secara otodidak lumayan tau beberapa gaya desain. Ya, cuma gue bersyukur banget bisa tau nama gaya desainnya apa, meskipun gak semuanya. Ada Swiss Style,


Rada ragu juga ini namanya Swiss Style, soalnya pernah baca ulasannya sedikit dan itupun bahasa inggris -__-

Lalu ada gaya Italy


Entah ini beneran apa enggak namanya Italy Style, tapi begitulah orang yang pertama kali ngenalin gue ke dunia grafis menyebutnya. Dan ada gaya retro/vintage yang lagi gelutin sekarang.


Ciri-cirinya yang khas, lalu pembuatannya yang relatif mudah (kecuali yang bikin karikaturnya). Gue belajarnya pun ngawur, jadi hasilnya mungkin gak maksimal. Kebanyakan desainnya Oshi pake style ini, dan blog gue http://orangeofcake.blogspot.com pake gaya ini (meski template nya gratisan hahaha). Cari tutorialnya pun gampang-gampang susah, karena kebanyakan bahasa Inggris. Oke, ini yang terakhir, Wedha's Pop Art.

http://p32n.deviantart.com/art/TRAVIS-IN-WPAP-FULL-COLOUR-183498881
Atau lebih terkenal dengan WPAP, sebuah seni pop (pop art) asli Indonesia. Udah lama gue tau namanya, sempet juga baca tutorialnya namun saat itu gue belum tertarik. Kemudian gue bertemu dengan blognya mas @dzofar http://twitter.com/dzofar yang notabene adalah orang yang udah cukup lama bergabung dengan komunitasnya, dan dilihat dari latar belakangnya dia juga otodidak sama dengan gue. Dan disitulah gue tertarik untuk belajar ini, namun belum dapet tutorial yang pas dalam kapasitas beginner seperti gue.

Menurut gue sih ini karena pada dasarnya WPAP itu memakai teknik tracing dan gue sendiri jarang banget pake teknik tracing untuk wajah orang. Hahaha. Mungkin yang paling gampang adalah plagiat dulu karya WPAP orang, baru kita dapet esensinya. Hahaha. Soalnya gue pikir komposisi warna yang digunakan itu gak baku, ini yang gue anggep sulit. Kadang banyak merahnya, kadang putihnya lebih banyak. Tapi kalo dari artikelnya Indonesia Kreatif ini, buat mas Wedha kayaknya itu gampang sekali :D


Wedha Pop Art Portrait: Komunitas Asal Indonesia yang Melanglang Buana

30 Juni 2012 | Views (3847)
Teks: Early Rahmawati | Sumber foto: wedhahai.deviantart.com
Apa yang Anda pikirkan ketika melihat berbagai foto orang-orang terkenal dengan potongan-potongan warna yang bervariasi dan artistik? Pastilah kita ingin tahu bagaimana cara membuatnya.
Ya, itulah jenis pop art foto wajah seseorang, yang tentunya harus dengan resolusi kuat sebagai medianya. Di luar negeri terutama di USA, kita kenal seniman pop art Andy Warhol yang terkenal. Tetapi jangan salah, ternyata di Indonesia pun kita punya tokoh pop art portrait yang sangat concern untuk mengembangkan komunitas pecinta jenis seni yang satu ini, yaitu Wedha Abdul Rasyid, sehingga jenis pop art yang diciptakannya pun diberi nama Wedha Pop Art Portrait (disingkat WPAP).
Secara garis besar WPAP adalah gaya ilustrasi potret manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang didominasi bidang-bidang datar marak warna yang diletakkan di depan, tengah, dan belakang untuk menimbulkan dimensi. Dimensi itu sendiri dibentuk dari garis-garis imajiner tegas di mana bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah, dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya. Proses tracing kreatif yang digunakan tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di-trace.
Pada sekitar tahun 1990-1991, Wedha mengilustrasikan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis. Di dalam proses manual, beliau menemukan cara yang mudah dan makin lama semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang beliau temukan, semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang dihasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Pada kenyataannya, karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap saja Wedha menganggap karyanya hanyalah untuk memenuhi tugas beliau sebagai ilustrator. Perasaan ini membelenggunya sehingga tidak langsung dipublikasikan secara luas.
Memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan Wedha bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada 22 Juni 2007, di mana waktu itu seorang ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang sengaja ditemui Wedha, mengatakan bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu, baru kali ini melihat karya semacam karya Wedha dan melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha. Bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan.
Sejak saat itulah Wedha mulai bersemangat untuk menyebarluaskan karya dan cara pembuatan WPAP ini. Sampai akhirnya pada tahun 2009 lahirlah Komunitas WPAP atau lebih dikenal sebagai WPAP Community, yang ternyata digemari dan digilai oleh banyak sekali ilustrator ataupun desainer di Indonesia, serta menyemangati mereka untuk semakin banyak lagi membuat karya WPAP.
Bahkan WPAP yang dulunya hanya memamerkan dan menjual karya Wedha pribadi, sejak tahun 2010 berhasil menjual karya-karyanya di Java Jazz Festival hingga tahun 2012, di mana kemudian yang dipamerkan dan dijual bukan cuma karya Wedha tetap juga karya anggota komunitas WPAP lainnya seperti Mas Itock Soekarso, Sungging Priyanto, Gunawan, Ronnie, Wahyu, dll. Hingga kini komunitas WPAP semakin berkembang di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu sejak beberapa tahun terakhir ini WPAP juga berpartisipasi dalam Jakarta Clothing, Jakarta Biennale (pameran di Taman Ayodya pada tahun 2011 lalu), diliput berbagai media nasional dan juga internasional, di antaranya pernah dipamerkan di Bremen oleh PPI Bremen dan juga disiarkan keberadaannya melalui Radio PPI Dunia (www.radioppidunia.org), juga mulai ditawarkan sebagai karya yang layak dikoleksi di negara-negara Amerika Latin dan Rumania (melalui komunitas komik di sana). Pada tahun 2012 ini, WPAP melalui Satu Indonesia melakukan pameran dan pembelajaran teknik pembuatan di 12 kota di Indonesia (walaupun sebenarnya jika kita searching di youtube akan ada link tutorial pembuatan WPAP).
Karya-karya WPAP dapat dinikmati melalui website: wpapcommunity.com. Komunitas ini juga semakin mengukuhkan dirinya sebagai komunitas yang peduli dengan nasionalisme di mana mereka juga membuat berbagai karya pop art atas berbagai kesenian Indonesia seperti Tari Pendet (Bali), Tari Piring (Minangkabau), serta wajah para Kepala Suku di Papua, dll yang membuat kita semakin mencintai Indonesia dengan berbagai sentuhan warna yang semarak.
Selain itu WPAP Community juga membentuk grup di sosial media seperti Facebook:https://www.facebook.com/groups/174825662538009/ dan juga dapat dikontak melalui Twitter: @WPAPCom, sehingga semua kalangan di Indonesia maupun dari luar negeri yang menggemari jenis karya ini dapat saling berinteraksi antar anggota, saling belajar, dan mampu mendapatkan hasil atas karyanya melalui penjualan poster, kaos, kalender, dan berbagai merchandise lain dari desain yang telah dibuat.
Satu hal yang juga sangat istimewa adalah komunitas ini sangat bernuansa kekeluargaan, di mana Wedha yang notabene sudah senior berlaku layaknya bapak bagi para generasi muda yang menggemari karya seni ini. Ke depannya, mudah-mudahan karya WPAP ini semakin digemari dan semakin tersebar luas di mancanegara, tentunya dengan tanpa merugikan para desainer anggota WPAP yang telah membuat karya yang begitu indah ini! (*)


Sebenernya gue gak usah nulis ini, mereka pun udah gak butuh dukungan lagi karena komunitasnya udah gede banget. Hahaha. Nembaknya pun gak main-main, ada yang nembak di JakCloth lalu ada yang nembak Java Jazz yang notabene dua festival dengan komunitas indie yang berbeda. Tapi gue pikir bagi orang-orang yang bergelut di dunia grafis, khususnya tracing wajah harus tau bahwa ada gaya seni yang bener-bener asli Indonesia layaknya batik yang perlu dilestarikan dan dibanggakan :)

As seen on Orange Cake Creative on Tuesday

Kamis, 13 Desember 2012

Mempersiapkan Band yang Mampu Go International

http://1000culturalencounters.com/2011/07/5-ways-to-go-international/

Ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan menuju Go Internasional. Kalo ngomong begini jadi teringat sama mbak Agnezmo. Jujur gue gak suka cara dia buat go international, lamaaa bangetttt soalnya lewat jalan major label. Orang label kan pikir-pikir dulu kalo mau ngorbitin artis. Tapi perjuangan sih yak, gak ada yang namanya perjuangan itu singkat :)

Kalo gue mah lebih suka cara indie, apalagi teknologi sekarang udah bisa menjangkau dunia. Orang dari negara Mesir bisa diajak ngobrol dari sini. Keren. Gue ada ide kalo bandnya konser gitu di streaming lewat youtube, tapi jelas pasarnya bukan Indonesia. Yang jelas kalo mau nembak pasar internasional jelas yang ditembak pusatnya, kalo sekarang sih tetap aja, Amerika Serikat :)

Eh anyway, gue gak habis pikir ya. Apa orang-orang Amrik itu gak pernah lihat kebolehan orang-orang di negara lain yak?

Oke, lanjut. Kalo gue pribadi sih secara orang yang gak pernah ngerasain secara langsung dunia musik internasional kayak gimana, menurut gue ada dua hal yang dibutuhkan untuk sebuah musisi untuk go internasional.

Pertama, cari band yang bener-bener dari awal bercita-cita buat go internasional. Bukan band yang udah terkenal terus baru kepikiran buat go internasional. Kenapa? Karena mereka terlalu sibuk buat ngisi-ngisi job di pasar lokal, kan gak ada waktu buat mereka untuk mempersiapkan diri kecuali kalo ada yang ngatur macam Agnezmo gitu.

Ibarat Petersaysdenim yang dari awal emang dibuat untuk go international, band ini harus fokus sama tujuan mereka. Ibarat para motivator-motivator pengusaha berkata, jangan meremehkan mimpi. Jadi cari band yang bener-bener cita-citanya Go Internasional dari awal bukan band yang udah terkenal dikit langsung lupa cita-cita awalnya. Tinggalin aja. Hahaha.

Dan cari band seperti itu emang susah. Ada yang cuma asal ngomong, gak tau konsekuensinya kayak gimana. Soalnya band go internasional turnya pun udah gak di dalam negeri lagi, tapi di negeri orang. Setelah di negeri orang udah keseringan, baru diajak tur keliling dunia  Ada yang lumayan terkenal dan kepikiran mau go internasional tapi tiap minggu gak mau ngelepasin job mereka. Band seperti ini gue saranin buat mengurangi jobnya semaksimal mungkin dan fokus sama go internasional. Jangan takut untuk berdarah-darah, para motivator pengusaha banyak yang bilang bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian hohoho. Emang yang paling gampang sih nyari band kayak gini, tapi jelas yang sulit band ini gak mau ngelepasin jobnya aja dalam arti lain kebiasaan mereka yang udah mendarah daging :)

Setelah menemukan band visioner kek gitu terus ngapain?

Setelah band ini dinilai layak buat go internasional baru kita membutuhkan hal kedua. Ya harus dinilai dulu, aksi panggungnya cukup menarik gak? Personality nya menjual gak? Mereka punya keunikan gak? Tim go internasionalnya solid gak? Nah seperti itulah.

Setelah mereka melewati studi kelayakan barulah mereka membutuhkan hal yang kedua. Membangun koneksi dengan pusat pasar internasional :)

Kalo sekarang sih seperti apa yang gue sebut di atas, pusat pasar internasional adalah Amerika Serikat, tepatnya di Hollywood, California (eh bener kan di negara bagian California?). Jadi perbanyak kenalan dari situ. Kalo melalui jalur indie hardcore ya kenalan dengan komunitas hardcore di Hollywood. Kan banyak tuh universitas-universitas di sana, mana ada yang gak ada komunitas hardcore disituhh. Nah anak-anak muda Indonesia yang kuliah di sana juga coba dimanfaatin juga, dimintain tolong juga buat menyambung koneksi kita.

Dan kalo kita sudah saling tukar bertukar lagu, marilah kita ngegigs. Nah ngegigsnya ya gak mungkin kita langsung ke sana. Ya mungkin aja sih kalo ada yang biayain, tapi untuk menghemat dana kita adain aja streaming! Thanks banget nih sapa aja yang bikin Youtube! :D

Setelah review mereka positif dan semakin positif dan positif dan menjadi viral serta engage-nya semakin kuat, gue gak tau jalan selanjutnya hahaha.

Kalo beruntung, bandnya bakal didenger sama Major Label dan dipromotorin sama mereka. Tapi yang jelas orang sekelas Agnezmo sih gak masalah dengan itu, tapi kalo orang yang udah lama di komunitas indie itu adalah masalah bangeeett. Mungkin kalo hardcore cuma bisa sekelas dengan Asking Alexandria atau Bring Me The Horizon yang cuma dikenal sama orang-orang kayak gue gini. Tapi kalo band ini ternyata tipikal yang kompromi dengan major label tanpa merubah idealisme yang mereka bangun sebelumnya semisal Psy dengan gangnam Style gue tau jalan selanjutnya :)

Major label pasti gambling dalam ngorbitin artis apapun itu. Kalo artisnya ini emang punya kelayakan buat diterima di pasar semisal Cakra Khan gitu, pasti review-nya positif kok. Lalu setelah reviewnya positif dan viral maka jalan selanjutnya adalah bikin soundtrack film!

Hahaha ini sih salah satu jalan menurut gue. Karena berdasarkan pengalaman, Paramore menjadi lebih dikenal dunia gara-gara mereka bikin soundtrack di film Twilight, film Vampir terburuk abad ini hahaha. Dan mengekor kesuksesan filmnya, mereka pun jadi hits. Meskipun mereka memutuskan gak ngelanjutin bikin soundtrack di film berikutnya tapi para fans sangat hormat banget sama keputusan ini.

Cara yang lain adalah dengan bikin the next Gangnam Style. Hahaha. Ini gue belum tau faktor-faktor yang bikin Gangnam Style sukses mendunia gitu, semua teori-teori di internet belum membuat gue paham. Dan gara-gara ini gue hormat sama YG Entertainment, lagian dalam persaingan label-label besar di Korea sana gak kayak di Indonesia. Visi mereka kayaknya udah disatukan banget gitu, jadi mereka pada gak saling bunuh satu sama lain. Buktinya gue baca di Wikipedia mereka pionir dibuatnya sebuah aliansi label musik Asia :)

Kalo memang jalur indie hardcore gitu ya cobalah untuk memahami kesuksesan Petersaysdenim. Kang Peter pernah semacam di judge di Twitter, "Kan di Indonesia banyak band-band bagus tapi kurang di ekspose" lalu dijawab, "Berarti kurang promosinya". Yak betul ini masalah promosi. Kalo bandnya udah bagus berarti saatnya promosi. Orang itu gak tau kalo kita punya band, kalo mereka itu gak dikasi tau. Promosi identik dengan masalah finansial? Pikir lagi deh hehehe.

Begitulah bro. Gue posting kek gini, gara gregetan band gue gak bisa disatukan visinya. Semangatnya pun kurang begitu antusias. Mungkin gak pernah mengenal konsep kayak gini kali ya. Hahaha. Emang gue aja kali ya yang terlalu ambisius :D

Ohya ini gak melulu tentang musik kok, gue dulu pernah kok ngeshare tentang penulis yang go international. Cara ini bisa dipake buat para penulis yang visioner yang mau karyanya bisa jadi semacam next JK Rowling, the next JRR Tolkien, atau the next Stephanie Meyer. Caranya lebih gampang karena penerbit buku gak ada dunia mainstream sama indie. Jadi tembak aja penerbit-penerbit besar di Amrik. Ingat loh tante Rowling itu hampir seratus kali ditolak buat nerbitin Harry Potter, tante Meyer juga gitu buat nerbitin Twilight. Jadi Neva Gave Ap! :D Tapi yang perlu diinget target utamanya ya dibuatin film sama Hollywood :D

Dan profesi-profesi lain yang bisa go internasional ya bisa menggunakan cara ini lah. Intinya emang promosi sih, dan bagaimana promosi itu efektif banget :)

Oh ya kalo ada tambahan atau koreksi boleh dong dikomentar. Soalnya gue ini juga sotoy banget x)

Selasa, 11 Desember 2012

Chirpstory #belajarBrand dari mbak Ainun @pasarsapi

Pagi-pagi udah ngeliat TL rame dengan #belajarBrand. Setelah sempet gak tertarik, akhirnya buka akun @pasarsapi dan mengejutkan sekali ketika yang dibahas adalah kang @peter_says.

poto bareng idola :D
Checkout Kumpulan Twit dari Mbak Ainun @pasarsapi :)

Minggu, 09 Desember 2012

Produk Kaos Yang Ideal

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000015742814/thailand-movie-lover039s-sawadee-krap--please-come-in-----part-2/38

Ideal identik dengan idealis. Biasanya orang idealis sulit sekali menjadi komersil. Gue orang idealis sebenernya tapi terobsesi banget sama yang namanya bisnis. Hahaha.

Dulu gue sempet pasang tagline di blog portofolio gue di http://jojozshowcase.blogspot.com 'It's not merchandise, it's art!'. Dulu dan sampai sekarang gue berprinsip seperti itu dalam membuat desain sebuah kaos. Jadi produknya itu gue buat sebagai karya seni, bukan sebagai barang dagangan. Dibuat dengan penuh passion dan cinta #halah.

Seperti itulah kaos yang ideal bagi gue. Eksklusifitas, Otentik, dan Unik :)

Ada juga sih prinsip idealis lain yang berhubungan sama clothing line. Prinsip ini gue dapetin dari artikelnya @StartupBisnis http://twitter.com/startupbisnis. Pada dasarnya clothing dan distro adalah kaum supporter dari para aktivis-aktivis muda. Aktivis di sini jangan diartikan sebagai aktivis mahasiswa hukum yang sering demo itu hehehe tapi aktivis yang gue maksud adalah orang-orang yang terobsesi banget sama kegiatan-kegiatan yang digandrungi sama anak muda.

Aktivis-aktivis muda ini bermacam-macam sekali macamnya, mulai dari musik, basket, bmx, skateboard, dll. Namun kebanyakan sih aktivis yang disupport adalah kegiatan-kegiatan orang urban yang gak banyak ditemui di kampung kampung. Gue belum ada denger kalo ada Clothing yang support acara tujuh belasan di kampung :D

Jadi clothing bukanlah produk massal yang dijual ke orang banyak, tapi pada dasarnya adalah bentuk support terhadap aktivitas-aktivitas kaum muda urban. Karena ke-ekslusifitasannya, ke-otentikannya, dan keunikannya. Menurut gue sih ya, tolong dibenerin kalo salah :)

Perkembangannya sendiri pun jadi tak disangka menjadi booming. Banyak clothing yang bermunculan namun mereka ini gak tahu sama sekali prinsip dasar dari clothing sendiri hingga mereka jadi jatuh bangun dan akhirnya tenggelam namanya.

Dewasa ini, semua clothing membutuhkan sebuah identitas diri yang gak bisa ditiru sama yang lain. Suatu ide dasar dari pendirinya. Sesuatu yang mereka gak bisa tahu dengan hanya melihatnya saja, tapi harus bertanya kepada pendirinya. Suatu semangat. Suatu visi.

Jumat, 07 Desember 2012

Follow Friday, @aliasjojoz




Untuk Follow Friday kali ini gue memberanikan diri untuk mempromosikan akun twitter gue sendiri hehehe. Fyi, akun ini gak ada perubahan username dari awal gue bikinnya. Entah ini bisa dinilai prestasi kah? Hahaha.

Mungkin beberapa hari ini gak aktif ngetwit dikarenakan sinyal yang tidak bersahabat dengan cuaca. Tapi biasanya gue ngetwit masalah-masalah kritis tentang sekitar yang juga gak lepas dari kehidupan gue. Gue juga sering ngasi link portal ini ke Twitter jadi jangan kaget kalo ada banyak link yang mengarah ke situs ini. Hohoho.

Gue tertarik dengan masalah Musik terutama musik rock indie, fotografi, desain grafis, clothing line. Sebenernya masih banyak, gue juga suka nonton film soalnya, bergabung sama klub Shuffledance di kota dan akhir-akhir ini pengen banget punya manajemen artis suatu hari nanti.

Beberapa program yang gue kerjakan sekarang, antara lain:

Satu, mempersiapkan sebuah band. Nama bandnya sendiri adalah SNSD, Sun Never Sets Down dengan harapan agar band ini bersinar dan gak pernah padam. Sekilas emang sama plek dengan girlband asal Korea, So Nyuh Sin Dae hahaha dikarenakan emang yang ngasi nama adalah fansnya. Gue punya strategi sendiri dengan band ini, dengan membangun band sendiri dari temen-temen gue sendiri, gue akan membuatkan kaos untuk mereka dan setiap mereka tampil mereka bakal promosiin kaos itu sebagai merchandise asli mereka.

Sayangnya gue belum bisa merubah haluan musik temen-temen gue semuanya menjadi easycore. Gue biarin aja sementara ini dengan alternative rock. Mengapa easycore? Karena komunitasnya lebih luas. Gue gak mau band ini cuma jadi band SMA selamanya.

Kedua, merekrut tim untuk penulis portal. Ya, selama ini gue sendiri yang menulis di situs ini hahaha. Jadi gue butuhin penulis masalah fotografi, musik indie, desain grafis sama penulis dongen. Jadi yang berminat silakan mention gue aja di Twitter :)

as seen on Orange Cake Creative

Rabu, 05 Desember 2012

Merek Yang Gak Taunya Udah Ekspansi Ke Luar Negeri

http://m.tribunnews.com/2012/09/24/ingin-nonton-rally-spanyol-beli-pelumas-pertamina-di-iims

Gue ini orangnya sebenernya pengamat brand juga, meskipun gak berkecimpung di dunia ini. Asyik aja mengamati perusahaan yang sedang branding dan positioning. Hehehe. Dan kemarin gue membaca tulisannya pak @yuswohady di blog personalnya bahwa ada merek-merek Indonesia yang udah ekspansi ke luar negeri.


Global Chaser

Hari jumat kemarin (30/11) saya punya kesempatan ngobrol dengan pak Redesmon Munir, Overseas Marketing Manager, Pertamina Pelumas di gedung Oil Center, Jl. Thamrin. Banyak hal kita obrolkan, tapi yang paling seru adalah cerita bagaimana Pertamina Pelumas masuk pasar luar negeri. Surprise juga, ternyata kini produk Pertamina Pelumas seperti FastronMesran, atau Prima XPsudah merambah 23 negara dari Australia hingga Afrika Selatan; dari Pakistan hingga Swiss.
Ujar pak Redes, kiprah ekspansi Pertamina Pelumas ke pasar global bisa dibilang belum lama, sekitar 5 tahun terakhir. Awalnnya, Pertamina Pelumas menggandeng SK Lubricants dari Korsel melalui co-branding, ya karena waktu itu awam sama sekali tidak memiliki pengalaman dan jaringan di pasar luar negeri. Namun setelah menggali pelajaran dari si mitra selama sekitar 2 tahun akhirnya ia mulai pede untuk memasarkan produknya ke negara-negara sasaran lain. Fastron misalnya, kini sudah ada di beberapa supermarket di Jepang atau ada di bengkel-bengkel tertentu di Australia.
Yang menarik, untuk memenuhi permintaan pelanggan korporat di luar negeri, Pertamina Pelumas bahkan sudah mulai melakukanglobal sourcing. Pelumas diproduksi di negara tujuan dan bahan bakunya dipasok dari mitra-mitra di seluruh dunia. “Kalau pelumas dalam bentuk jadi diangkut dari Indonesia ke Dubai misalnya, maka biayanya akan mahal. Karena itu agar kompetitif kita mengolah pelumas tersebut di negara tujuan dan beberapa bahan baku dipasok dari mitra-mitra terdekat,” papar pak Redes.
Hebat luar biasa! Selama ini begitu dengar Pertamina, yang ada di otak saya nggak jauh dari birokrasi berbelit dan inefisiensi, korupsi, atau tabung gas mbledug. Eeh, rupanya kini telah menjadi mutiara yang terus diasah. Saya jadi bangga Pertamina.
Beat the Giant
Pertamina Pelumas adalah salah satu contoh merek lokal hebat yang saya sebut: “global chaser”. Ia adalah role model yang bisa ditiru merek lokal lain. Untuk menjelaskan terminologi ini, ada baiknya jika kita mengacu kepada model “Beat the Giant” (lihat matriks). Model itu saya bikin untuk menggambarkan posisi dan strategi yang bisa ditempuh merek lokal dalam menghadapi merek global di pasar domestik Indonesia. Empat posisi tersebut adalah: die-hard flankerlocal challengerglobal chaser, dan national champion.
Matriks tersebut memiliki dua sumbu. Sumbu vertikal mencerminkan tingkat kepemilikan terhadap keunggulan lokal (local advantages) seperti: pengetahuan mendalam terhadap pasar lokal; kompetensi lokal yang unik; atau pemahaman terhadap budaya lokal. Sementara sumbu  horizontal mencerminkan kemampuan merek lokal dalam mengejar global best practicesseperti kemampuan di bidang manajemen, keuangan, atau teknologi yang sudah sejajar dengan raksasa-raksasa global.
Matriks: “4 Generic Strategies to Beat the Giant”
Seperti tampak dalam matriks, global chaser adalah pemain lokal yang lemah dalam hal keunikan lokal (low local advantages), tapi memiliki kapasitas manajemen, teknologi, dan keuangan yang tinggi (high capability to catch-up global best practices) sejajar dengan merek-merek global. Dengan posisi ini, seperti halnya Pertamina Pelumas, maka pilihan strategi yang bisa diambil adalah terus mengejar kapasitas global best practices dan kalau perlu membangun daya saing untuk masuk ke pasar-pasar regional/global.
Transferable Asset
Pertanyaannya, kenapa global chaser seperti Pertamina Pelumas harus masuk ke pasar regional/global? Seperti ditunjukkan oleh matriks, memang ia tidak memiliki local advantages (karena produk seperti pelumas sulit di-customized ke pasar lokal), tapi di sisi lain ia memiliki kemampuan di bidang teknologi (pengolahan pelumas), manajemen (organisasi, marketing/branding, SDM, dll.), dan kemampuan keuangan kokoh yang berkelas global.
Kemampuan yang terakhir ini merupakan aset yang sangat berharga karena bisa “dipindahkan” (transferable assets) untuk diterapkan di pasar-pasar lain di luar negeri. Karena adanya transferable assets tersebut, maka strategi global chaser untuk survive menghadapi merek global adalah melakukan ekspansi pasar ke luar negeri, tak hanya sekedar bertahan di pasar dalam negeri. Kata pepatah perang, “The best defence is a good offence.”
Selain Pertamina Pelumas, saya mencatat beberapa merek lokal yang smart menjalankan srategi global chaser ini seperti: Semen Gresik, Bio Farma, Garudafood, atau Polygon. Semen Gresik (akan berubah nama menjadi Semen Indonesia) kita tahu beberapa minggu lalu mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan semen di Vietnam yang memuluskan jalan baginya untuk menjadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Dengan cerdas Semen Gresik memanfaatkan pengalaman berpuluh tahun memproduksi semen di dalam negeri kemudian diterapkan untuk menggarap pasar negara-negara tetangga.
Bio Farma, barangkali banyak yang tidak tahu, kini telah memasarkan produk vaksinnya di 130 negara. Ini terwujud karena Bio Farma memiliki tradisi dan kemampuan R&D berkelas dunia di bidang bioteknologi sejak 1890 sehingga meraih sertifikat dari WHO untuk memasarkan produknya ke seluruh dunia.
Garudafood lebih hebat lagi, tak hanya mengandalkan ekspor tapi sudah melakukan investasi langsung (foreign direct investment, FDI) dengan mengakuisisi perusahaan China di Xiamen. Garudafood menggunakan perusahaan ini untuk membidik pasar China sekaligus sebagai basis untuk ekspor ke negara lain.
Polygon tak mau kalah. Setelah sebelumnya menjadi “aktor utama” di balik merek-merek top dunia seperti Scott, Kuwahara, Mustang, Avanti, Kona, atau Marine melalui skema OEM (original equipment manufacturing), kini Polygon mulai membangun mereknya sendiri. Tak hanya menarget pasar dalam negeri, Polygon langsung ekspansif menggarap pasar-pasar di negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, Jepang, atau Australia.
Global chaser ini adalah karya anak bangsa yang membanggakan luar biasa. Mencermati sepak terjang mereka saya kian optimis bangsa ini akan menjadi bangsa besar. Hidup Indonesia!!!


Diskusi tentang merek-merek ini sebenernya sih udah lama. Waktu itu gue sempet ngobrol dengan @alidabdul tentang masalah inspirasi gue bergerak di bidang clothing. Gue taunya cuma Petersaysdenim yang nyata banget sponsorin festival-festival gede di luar negeri (meskipun cuma festival indie). Dan ternyata Cak Alid ternyata mengeluarkan berbagai merek yang emang udah gede banget di luar negeri. Gue udah lupa detil merek-mereknya apa, tapi itu membuka mata gue bahwa ada merek-merek Indonesia yang patut dibanggakan.

Sebenernya sulit juga sih kalo kita mengecek apa yang terjadi di negara lain yang notabene kita gak hidup di negara tersebut. Jadi kita gak tau apa ada merek-merek Indonesia lagi ekspansi besar-besaran di sana.

Contohnya aja film deh. Kan sekarang lagi booming fim dan drama Korea, apa orang Korea tau kalo Indonesia udah liat film yang dia bintangin? Gue yakin sih mereka pada gak tau. Tapi kalo melihat perkembangannya sekarang dengan banyaknya para penggerak ombak Hallyu (baca boyband dan girlband) yang datang ke Indonesia maka bisa dipastikan sebagian orang Korea tau kalo publik Indonesia banyak yang suka banget sama Hallyu.

Atau mungkin contoh nyata yang gue alamin adalah film Thailand, dengan bermunculan artis-artis muda baru macam Nattasha Nauljam, dengan geng Suck Seed-nya yang ternyata dilabeli sama persatuan 3 label besar Thailand, GTH. Atau aktris cantik yang gue lupa namanya jadi bintang utama di A Little Thing Called Love sudah mulai banyak fans di Indonesia. Apakan publik Thailand tau?

Ingat loh, Indonesia memiliki 250juta penduduk. Bayangkan aja semua orang di Indonesia memiliki produk Orange Cake Creative. Misalnya yang beli 100juta aja deh dikali 50ribu sama dengan 5000.000.000.000. Wow itu digitnya ada 12 nomer, jadi 5 bilyar rupiah kan? Gue langsung jadi kaya deh hahaha. Nah begitulah orang-orang luar negeri memandang Indonesia. Apalagi kalo udah sering denger kalo Indonesia selamet dari krisis gara-gara konsumsi lokalnya tinggi sekali, kalo gak percaya liat aja di berita-berita ekonomi.

Anyway, bagaimana dengan film Indonesia? Kita dan semua publik Indonesia memang kalo gak diberitau sama media massa Indonesia gak bakal tau kalo ada fans dari luar negeri yang ternyata banyak, tapi gue yakin ada fans Nikita Willy di luar sana yang nasibnya kayak gue ngefans Nattasha yang gak pernah nulis di twitter dalam bahasa Inggris. Hahaha.

Lalu gue kemudian mencari-cari film-film Indonesia yang berpotensi banget bisa membuat efek kayak film blockbusternya Jun Ji Hyun/Gianna Jun, My Sassy Girl atau SuckSeed nya Nattasha and the gank. Jadi efeknya itu membuat semua orang jadi ngefans sama pemeran utama ceweknya yang cantiknya bukan main. Tapi ternyata adanya cuma The Raid yang notabene bintang utamanya adalah Iko Uwais. Hahaha.

Kemudian ada review bagus tentang film teenage barunya mas @rudisoedjarwo berjudul Langit Ke 7, meski gak sebombastis The Raid tapi pemerannya adalah 4 model cewek cantik yang notabene jelas baru banget di dunia akting. Jelas banget ini berpotensi sekali menimbulkan efek layaknya Suckseed atau A Little Thing Called Love. Dan Insya Alloh hari Rabu ini gue bakal nonton Langit Ke 7, mudahan aja ada Bioskop di Surabaya (di Jombang bioskopnya sudah gak kerawat jadi milih liat di Surabaya) yang masih mainin.

Intinya semua berawal dari review positif dari dalam negeri. My Sassy Girl sendiri membuat semua orang Korea pada tahun 2001 pergi ke bioskop dan mencetak box office yang sangat besar dalam sejarah perfilman Korea waktu itu. Jika saja kita lebih suka produk luar negeri, gue yakin kita bisa membuat Hallyu Wave versi Indonesia. Amin. Namun potensi itu ada kok, potensi bahwa orang Indonesia lebih suka produk dalam negerinya :))

Senin, 03 Desember 2012

Suatu Pencapaian Besar

https://www.facebook.com/JakartaClothingExpo



Gue tau festival clothing semacam JakCloth emang baru-baru ini. Namun to the point aja ya, menurut gue itu sebuah pencapaian terbesar untuk komunitas musik indie di Indonesia. Digaet promotor besar macam Lianpromusic itu memang hal yang sangat menggembirakan sekali.

Apalagi yang mendominasia JakCloth brand-brand clothing yang dari dulu support band-band indie. Macam Crooz, PSD atau Schitzo yang masing-masing bangun stage musik mereka sendiri. Untuk Desember ini menghadirkan 300 band dalam tiga hari, ini benar-benar festival yang sangat besar sekali! Meskipun untuk bintang utamanya mereka menghadirkan Secondhand Serenade yang notabene lagunya galau semua. Hahaha. Tapi mungkin aja kan Secondhand Serenade asalnya orang indie juga.

You know, ketika liat line up band-band yang tampil di sana lo bakal gak ketemu sama band-band label besar di Indonesia macam St 12 (eh sekarang udah bubar deng), Kangen Band, Drive, Five Minutes, Ungu, dMasiv atau d Bagindas. Hahahha. Lo bakal nemu band-band indie yang gak terkenal dan harus dicari situs reverbnationnya (oh bersyukur banget yang gak nyiptain nih portal) buat ngedengerin lagunya. Hohohoho.

Tahun ini mungkin lo bakal ketemu sama Vierra yang notabene anak asuhnya Musica Studios tapi kebanyakan fans-fans nya belum tau kalo para pendiri band ini adalah orang-orang komunitas indie #tratakdungces. Atau Killms yang sejak 2011 sampe sekarang diundang terus ke JakCloth, padahal sekarang mereka bekerja di bawah label besar #tratakdungces.

Hubungan pertemanan emang sangat kuat di komunitas indie. Tapi kalo seseorang baru ingin masuk ke komunitas indie emang sulit sekali. Gue sendiri pun masih baru di komunitas ini dan gue bingung nih bagaimana caranya masuk supaya lebih dalam lagi. Perlu guide.

Kembali ke JakCloth. Untuk besok tanggal 6, 7, 8, 9 Desember dengan tagline Year End Sale ini diadakan kedua kalinya di tahun 2012. Menghadirkan 300 lebih brand dan 300 lebih band. Gue pikir ini kali kedua diadakan setelah Juni kemarin, kalo gak salah loh. Kalo untuk kaum tidak berduit kayak gue ini mungkin gak bakal datang hahaha. Tapi kemarin ada blogger yang komen kalo bakal ke sana, gue lupa mas sapa x) dan blognya emang dipenuhi sama review acara di Jakarta. Wah nunggu itu aja deh hihihi.

https://www.facebook.com/JakartaClothingExpo