ebay.com |
Dengan daya konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi bahkan di tengah krisis di tahun 2009 kemarin menjadikan Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan di mata Internasional. Pertanyaannya gini, mau gak kita cuma menjadi pasar untuk produk-produk luar negeri?
Oke. Bagi yang gak mudeng dengan bahasa ilmiah x) sederhananya kebanyakan bangsa Indonesia membeli produk luar sekarang ini. Dan akibatnya? Produk-produk bangsanya sendiri banyak yang gak laku dan pengusaha-pengusaha muda Indonesia jadi terancam.
Contohnya gimana sih? Orang-orang lebih suka ke Starbucks, Seven-Eleven, Circle K, Alfamart (oke ini milik luar sekarang), McD, KFC. Yah meskipun sudah banyak sekarang berjamuran KW-KW an merek itu. Tapi merek-merek luar itu masih saja terlalu eksklusif untuk bangsa Indonesia. Padahal faktanya ada produk lokal yang lebih eksklusif dari merek-merek luar itu.
Memang sih ada merek luar yang bangun pabriknya di Indonesia, dan itu sangat baik sekali meskipun dengan nama merek luar. Tapi inget kan kasus RIM/Blackberry membangun pabrik di Malaysia? Yang ternyata sebelumnya mereka akan bangun di Indonesia tapi gak jadi? Dan yang bikin prihatin, bangsa Indonesia sendiri paling banyak menggunakan Blackberry dan itu terus bertumbuh. Dan berita terhembus itu ditengah perseturuan sengit di antara bangsa Indonesia dan Malaysia. Hahahaha. Ini bikin dilema.
Apalagi temen-temen gue sekarang tambah banyak yang pake BB dan itu social banget gadgetnya.
Seperti postingan sebelumnya gue udah bilang kita jangan sampai menjadi Malaysia yang mungkin kasusnya mereka tidak menghidupkan brand-brand lokal alias mereka gak tertarik dengan produk dari negerinya sendiri. Beda dengan Korea, dimana merek-merek lokal sangat diminati sekali. Contohnya kayak Samsung dan LG yang jadi pemimpin pasar di Korea, ada juga Hyundai yang gak kalah juga. La Indonesia?
Postingan pak Yuswohady cukup menggelitik.
Liburan di luar negeri what the fuck lebih murah daripada liburan di negeri sendiri. Padahal semua sangat setuju kan kalo negeri Indonesia itu lebih indah daripada negeri luar sanah.
Di kolom komentarnya terjadi perdebatan yang cukup seru, dimana banyak yang menyalahkan pertumbuhan konsumsi bangsa Indonesia gak dibarengi pembangunan infrastruktur yang baik juga. Contohnya gini liburan ke Singapura udah bisa dijangkau biayanya oleh kaum menengah bangsa Indonesia daripada liburan ke Rajaampat, di Papua sana. Mungkin bisa tanya sama yang travel blogger deh :D
Memang sensitif sih, soalnya bang Alid mau ke Jepang. Hahahaha.
Kalo kita salahin pemerintah, terus bergantung dan berharap supaya infrastrukturnya cepetan dibenerin dan dibangun, rasa-rasanya gue optimis kalo itu perbuatan yang sia-sia. Kalo nunggu pemerintah kita yang satu ini lama-lama bisa kesel juga. Maklumlah anak muda, gak mau menunggu terlalu lama maunya yang spontan :D
Di dalam postingan pak Yuswo juga membahas masalah tambah maraknya artis-artis luar negeri yang datang ke Indonesia. Bagi gue itu sama aja sih kayak tulisan gue di atas, dimana orang-orang lebih membeli merek luar ketimbang merek negeri sendiri.
Dilemanya malah gini. Artis luar tiketnya mahal, artis dalam negeri tiketnya murah!
Untuk Vierra sendiri besok di kota Pahlawan seharga 25ribu (presale), sedangkan konser Paramore yang di Bali dan Jakarta tahun lalu paling murah 500ribu!
Gue sempet juga periksa Timeline, lucunya ada twit yang menganggap bahwa dengan membayar mahal tiketnya maka gak akan ada tawuran :D
Kesimpulannya, kalo bukan kita siapa lagi?
Pemikiran gue sendiri kalo Petersaydenim (brand lokal) terlalu mahal, bikin brand aja sendiri terus saingin mereka. Tapi jangan saling bunuh merek lokal. Seperti itulah semangatnya kang Peter :D
Caranya gimana?
Kalo Blogger, cobalah menulis tentang hal ini sesering mungkin. Kalo orang yang sering nonton konser, sering-seringlah nonton konser musisi Indonesia. Atau kalo jadi promotor musik jangan nawarin artis luar dengan harga yang bener-bener gede. Kalo jadi traveller sering-sering aja ngelilingi Indonesia dan nyaranin buat keliling dalam negeri. Kalo jadi orang awam ya periksa dulu lah ini made in negara mana, kalo emang negara kita gak produksi ya boleh aja pake produk luar :)
Yah jangan terlalu ekstrim juga. Kalo kualitas lokal lebih jelek daripada luar lebih baik milih yang luar. Tapi ini beda lho antara kualitas dengan produk kultur budaya :D
Support our local brand!
Sip bro
BalasHapusmampir bro
www.jururekamphoto.com
Bro Jnny
BalasHapusMakasih dah mampir bro :D