Di tengah kebuntuan untuk mendapat ide cerita untuk sebuah fiksi pendek, tidak
menyangka saya akan melanjutkan daftar ini kembali.
23. Kasepuhan Cipta Gelar
Di tengah ancaman arus modernisasi yang kapitalistik-neolib,
kita masih tidak bisa menyebut bahwa seluruh bagian negeri ini, Indonesia sudah
menjadi masyarakat dengan corak produksi kapitalistik semuanya. Masih ada
masyarakat yang berada di pedalaman yang masih memegang corak produksi
agrikulturnya di tengah proses kapitalisasi yang sudah mulai memasuki desa. Hal
yang saya ingat dari masyarakat Kasepuhan Cipta Gelar (KCG) adalah mereka tidak
menjual beras hasil tanam masyarakat mereka, sehingga mereka tidak kekurangan
bahan makanan, tidak sebagian masyarakat kita yang tak bisa makan karena
dipecundangi pasar. Sayang sekali sebenarnya komentar dari tokoh masyarakat KCG
yang masih dipengaruhi oleh perpolitikan nasional di media massa.
24. We Who Fight
Sebuah film yang diproduksi oleh aktivis-aktivis mahasiswa
yang menyoroti pemogokan para supir bis Yogya. Salah satu narasi yang saya
ingat di film ini adalah bagaimana seorang tokoh pemogokan bercerita tentang
pengalamannya mengorganisir pemogokan sebelumnya: para supir memutuskan hanya
beberapa bis yang beroperasi namun hasil operasi mereka tak disetorkan ke
perusahaan tapi diberikan kepada kawan-kawan mereka yang mogok untuk konsumsi
dan biaya pemogokan yang lain.
25. Harry Potter and The Deathly Hollows Part 1 (2010)
Menurut saya, antara Part 1 dan Part 2, saya lebih memilih
Part 1. Mungkin karena di bagian pertama ini saya suka bagaimana petualangan
Harry dan dua sahabatnya kabur dari incaran Death Eaters dan berusaha menemukan
Horcrux milik Voldemort yang tersisa. Sedangkan bagian kedua, Harry sudah
berani melawan para fasis dunia sihir ini. Ohiyasih, sang sutradara sepertinya
mengambil elemen bagaimana jika fasisme berkuasa, apalagi ada elemen rasisme
dan usaha pemurnian ras juga.
26. The Take (2004)
Premis film ini saya ingat: para musuh kita yang serakah
bertanya tentang solusi konkret yang kita ajukan setelah kita kritik mereka
habis-habisan, dan film ini adalah jawabannya. Dengan nama Naomi Klein yang
membayangi film dokumenter ini, bisa dipastikan bertema tentang apa. Film ini
seperti mimpi para sosialis-sosialis abad ke 19 seperti Marx dan Bakunin,
kelanjutan dari Komune Paris dan Revolusi Sapnyol (Perang Sipil), bagaimana
mereka memimpikan para buruh untuk mengoperasikan pabriknya sendiri. Dan kita
bisa melihat bagaimana dengan tega dan jahatnya, para pemilik pabrik ini yang
telah meninggalkan mereka sebagai pengangguran (karena mereka menutup
pabriknya), kembali lagi untuk merebut pabrik yang sudah dihidupkan dengan
susah payah oleh para buruh dengan menggandeng alat kekerasan negara seperti
polisi.
27. Love, Rosie (2014)
"eh eh eh kesenggol" |
Saya nda habis pikir sebenarnya film roman-komedi-romantis
bertema cinta pertama dan terakhir seperti ini banyak sekali produksi oleh
Hollywood dengan berbagai judul. Ini salah satu judul yang lumayan disimpan
buat nanti kalau ada yang mau minta film.
28. Palo Alto (2013)
"ngebir dulu ah, neng. daripada pusing mikirin negara~ | TAU APA KAMU SOAL NEGARA HEMMM HEMMM" |
Film ini saya rekomendasikan kemana-mana sebenarnya.
Meskipun bertema coming of age, tapi serius sekali dari awal ila akhir.
Bercerita kisah empat remaja dengan cerita masing-masing yang seringkali
seperti kita tak tahu cerita seseorang yang kita kenal karena mereka bukan
termasuk orang yang berada dalam lingkaran terdekat pertemanan kita. Saya jadi
ingat teman sekelas saya yang benar-benar ramah ketika bertemu, namun kemudian
ia hilang begitu saja karena ada masalah yang kita tak tahu dan sekarat
karenanya.
29. Stuck in Love (2012)
"bibir kamu basah banget, bhang mmm mmmm | mmmm mmmm tapi ena kan? hem? | ENAK NDASMU :)" |
Sebuah keluarga pekerja literasi yang mengalami konflik
keluarga yang berakhir happy ending. Sayang sekali tidak ada kelakar-kelakar
dewa soal dunia sastra di sini.
30. While We’re Young (2014)
"kamu kan yang ngabisin pisang goreng saya???" |
Wah film ini saya sangat rekomendasikan sekali. Dengan
dibintangi aktor sekaliber Ben Stiller dan Naomi Watts dan disutradarai salah
satu sutradara favorit saya, Noah Baumbach (Misstres America, Frances Ha), jadi
apa belum cukup alasan untuk tidak bisa tidak menonton film ini?[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar