Kamis, 30 Januari 2014
Rabu, 29 Januari 2014
Apakah Hanya Euforia Sesaat Yang Gampang Dilupakan?
Rossi Musik Fatmawati -- salah satu venue tersibuk untuk event-event underground di Jakarta (menurut aku sih hihi) |
"Sebenernya konser-konser yang mengatasnamakan sosial, penggalangan dana itu dampak sosial yang jauh itu apakah ada atau cuma hanya euforia tanpa edukasi?"
Sebenernya pertanyaannya gak sepanjang itu kalimatnya, cuma aku nangkepnya seperti itu. Maksud si cak Man juga bukan untuk event-event kecil saja, tapi event-event besar yang punya guest star seperti Slank, dkk. Kan kebanyakan bikin konser amal untuk tema tertentu. Namun yang kita lihat hanya sebentar saja dampaknya, tak ada kelanjutan.
Yang aku juga ingin tanyakan apakah konser-konser itu hanya euforia semalam? Atau hanya ketika ada yang bersuara untuk keprihatinan? Gak ada dampak sosial yang jauh yang merubah derajat sosial seseorang? Dari yang miskin kemudian mendapat penghasilan? Gak ada dampak yang lebih konkret hingga mereka bisa terlepas dari jerat-jerat lintah-lintah penguasa yang menghisap mereka? Ah rasanya terlalu lebay ini tulisannya (karena memang rasanya diri sendiri juga belum bisa melakukan hal yang konkret seperti di atas).
Kemarin sempet baca salah satu thread di Kaskus tentang sudut pandang orang mengenai uang.
Sementara baca aja dulu dan dengerin salah satu lagu JKT48 favorit aku X)
Sudah?
Line yang paling aku suka adalah "orang-orang yang gemar berkorupsi itu seringkali menyimpan uang dan menghambat jalannya perputaran uang" hahahah. Ini bener banget, salah satu faktor kenapa Indonesia bertahan pada krisis global karena daya beli masyarakat yang kuat sekali. Jadi pandangan-pandangan seperti menabung sepertinya menyesatkan hahaha. Dulu waktu kecil juga sering diberi sugesti-sugesti tentang menabung. Jadi kalau dipikir sangat menyesatkan juga hahahah.
Kembali lagi ke topiknya ya. Aku sekarang ini juga ikut ke organisasi kemanusiaan dimana agenda tahunannya adalah membangun rumah untuk fakir dan miskin yang telah di survei sebelumnya oleh tim independen.
Tapi apakah itu membuat mereka derajat sosialnya naik? Apakah mereka mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka? Ya, setidaknya mereka punya rumah untuk mereka berlindung untuk berkumpul dan untuk kesehatan mereka.
Saran untuk skena? Ya mungkin yang aku harapkan agenda sosialnya harus rutin dan tepat sasaran aja, bukan ketika ada kejadian duka seperti sekarang aja. Tapi tetap aku acungin jempol buat para pionir di skena yang membuat agenda sosial seperti ini. Kita harus sama-sama belajar lagi untuk kebaikan ke depannya :)
Membahas topik ini bikin aku inget juga salah satu nilai dari semangat DIY yang dielu-elukan sama skena HC/Punk/Metal adalah dengan inget darimana kita berasal. Ini pelajaran buat semua orang yang memulai kesuksesan dari nol, dimana masih banyak orang-orang yang sama sepertinya dulu.
Apa mau menimbun harta untuk diri sendiri? Oh ayolah ini harga dari kesuksesan tapi hei! untuk apa harta-harta itu kalau tidak digunakan untuk kebaikan diri sendiri atau malah untuk kebaikan orang banyak. Mari kita belajar untuk mengejar kebaikan.
Happy Wednesday!
Selasa, 28 Januari 2014
Minggu, 26 Januari 2014
Eksploitasi Mengatasnamakan Indie Movement
Setelah baca-baca link ini dan ini jadi banyak dapet pencerahan.
Sementara baca dulu aja opini dan interview nya dan play Bohemian Rhapsody berikut ini.
Ketika indie movement menjadi hip dan massa-nya semakin hari semakin ramai maka banyak orang-orang melihat adanya keuntungan yang bersifat kapitalisme--atau bahasa kasarnya "orang-orang rakus" yang berdatangan untuk bermain di skena.
Yah, kapitalisme memang seperti itu. Artikel yang pertama memang isinya mengeluhkan tapi juga memberi peringatan ke kita semua, juga memberi pekerjaan rumah ke kita untuk mencari jalan bagaimana agar nilai-nilai DIY dan indie movement gak rancu dengan kapitalisme.
Kapitalisme memang dibutuhkan tapi nilai-nilai dan semangat DIY jangan sampai luntur.
Artikel interview yang kedua berbicara tentang kapitalisme yang merayap pada brand-brand clothing lokal yang menyoroti kegiatan mereka yang lebih banyak membuat produk laku daripada membuat produk yang bagus.
Ini pencerahan sih buat aku dimana banyak temen-temen skena beranggapan membuat sebuah brand itu bukan menjadi sebuah pekerjaan tetap. Dalam pandanganku yang sekarang, jika kita membuat bisnis clothing menjadi pekerjaan tetap maka hal yang kita lakukan setiap hari adalah membuat barang-barang yang laku bukan membuat produk yang bagus dan berkualitas.
Barang yang berkualitas itu barang yang keren dan dibutuhkan orang-orang yang udah kecewa membeli barang yang tidak berkualitas. Hahaha.
So, enjoy your weekend and stay safe(?)!
Sementara baca dulu aja opini dan interview nya dan play Bohemian Rhapsody berikut ini.
Ketika indie movement menjadi hip dan massa-nya semakin hari semakin ramai maka banyak orang-orang melihat adanya keuntungan yang bersifat kapitalisme--atau bahasa kasarnya "orang-orang rakus" yang berdatangan untuk bermain di skena.
Yah, kapitalisme memang seperti itu. Artikel yang pertama memang isinya mengeluhkan tapi juga memberi peringatan ke kita semua, juga memberi pekerjaan rumah ke kita untuk mencari jalan bagaimana agar nilai-nilai DIY dan indie movement gak rancu dengan kapitalisme.
Kapitalisme memang dibutuhkan tapi nilai-nilai dan semangat DIY jangan sampai luntur.
Artikel interview yang kedua berbicara tentang kapitalisme yang merayap pada brand-brand clothing lokal yang menyoroti kegiatan mereka yang lebih banyak membuat produk laku daripada membuat produk yang bagus.
Ini pencerahan sih buat aku dimana banyak temen-temen skena beranggapan membuat sebuah brand itu bukan menjadi sebuah pekerjaan tetap. Dalam pandanganku yang sekarang, jika kita membuat bisnis clothing menjadi pekerjaan tetap maka hal yang kita lakukan setiap hari adalah membuat barang-barang yang laku bukan membuat produk yang bagus dan berkualitas.
Barang yang berkualitas itu barang yang keren dan dibutuhkan orang-orang yang udah kecewa membeli barang yang tidak berkualitas. Hahaha.
So, enjoy your weekend and stay safe(?)!
http://twitter.com/jazzjombang |
Sabtu, 25 Januari 2014
Jazz Jombang: First Gathering on RC Foodcourt
Lupa kalo punya janji buat diri sendiri buat nulis ini minggu kemarin hahaha.
Sebenernya dari dulu Jombang punya orang-orang mumpuni yang berkutat di musik Jazz, cuma pergerakannya timbul dan tenggelam. Meski begitu orang-orangnya tetap sama dan semangatnya tetap sama. Meskipun panitianya kali ini orangnya bukan orang yang sama tapi pengisinya orang-orang yang sama hahaha.
Awalnya ada kabar-kabar mau mengadakan Jazz show, tapi gak tau kalo rencana itu ternyata tinggal eksekusi, seminggu sebelum acara (acaranya Sabtu Malam Minggu, 18 Januari 2014) baru tau dan gak sempet latihan (padahal niatnya emang gak mau tampil hahaha).
Malah selepas acara diminta kak Sony ngisi buat minggu depan. Aih matek.
So, ada beberapa saran sih. Sebenernya kalo tiap minggu bikin acara rasanya terlalu sering. Seperti kata-kata temen dari skena, lebih baik jangan sering bikin event sehingga orang-orang bakal nunggu-nunggu event dari kita.
Kemudian, komunitas lintas genre juga diundang kalo bisa, kalo bisa yang skena hardcore, metal sama punk juga hahaha. Entah ini saran yang baik atau buruk. Tapi aku sendiri berkeyakinan, fenomena di kota-kota besar sekarang genre kian rancu. Metalhead temenan dengan anak-anak hipster indie pop, anak-anak hipster temenan sama orang Jazz. Jadi bukan hanya tentang satu roots, tapi malah lebih luas lagi (meskipun semuanya berakar dari Blues). Jadi bukan hal yang aneh lagi ketika lintas genre berkumpul pada satu event.
Ohiya sekedar informasi, mereka tiap minggu bikin music show (bukan murni jazz show) di salah satu foodcourt di Ringin Contong (depan BCA Jombang). Tagline mereka, "bikin event music di titik nol kota Jombang". Hahaha.
So, enjoy your weekend!
Mr. Sony, cs |
Awalnya ada kabar-kabar mau mengadakan Jazz show, tapi gak tau kalo rencana itu ternyata tinggal eksekusi, seminggu sebelum acara (acaranya Sabtu Malam Minggu, 18 Januari 2014) baru tau dan gak sempet latihan (padahal niatnya emang gak mau tampil hahaha).
Malah selepas acara diminta kak Sony ngisi buat minggu depan. Aih matek.
So, ada beberapa saran sih. Sebenernya kalo tiap minggu bikin acara rasanya terlalu sering. Seperti kata-kata temen dari skena, lebih baik jangan sering bikin event sehingga orang-orang bakal nunggu-nunggu event dari kita.
Kemudian, komunitas lintas genre juga diundang kalo bisa, kalo bisa yang skena hardcore, metal sama punk juga hahaha. Entah ini saran yang baik atau buruk. Tapi aku sendiri berkeyakinan, fenomena di kota-kota besar sekarang genre kian rancu. Metalhead temenan dengan anak-anak hipster indie pop, anak-anak hipster temenan sama orang Jazz. Jadi bukan hanya tentang satu roots, tapi malah lebih luas lagi (meskipun semuanya berakar dari Blues). Jadi bukan hal yang aneh lagi ketika lintas genre berkumpul pada satu event.
Ohiya sekedar informasi, mereka tiap minggu bikin music show (bukan murni jazz show) di salah satu foodcourt di Ringin Contong (depan BCA Jombang). Tagline mereka, "bikin event music di titik nol kota Jombang". Hahaha.
So, enjoy your weekend!
Jumat, 24 Januari 2014
Rabu, 22 Januari 2014
November Kelabu
Lagi males nulis di blog. Mungkin kena writer's block, atau mungkin kena sindrom kepuasan diri karena tiap hari pasti ada yang baca blog ini karena postinganku tentang Raisa.
Jadi pengen komentarin tentang 5 member JKT48 yang graduate, 3 member tim J (generasi pertama) dan 2 member Trainee (generasi kedua). Ini menurut obrolan para fans di grup-grup maupun pendapat aku pribadi.
Memang banyak yang bilang AKB48 sendiri pada awal terbentuk banyak kehilangan member. Tapi itu alasan yang gak logis bagi JKT48 yang bisa belajar langsung dari pengalaman.
Aku sendiri lebih memilih karena pada awalnya generasi pertama itu salah audisi. Sebenernya dikira audisinya buat iklan minuman berisotonik itu, tapi ternyata gak taunya malah jadi idol group. Akhirnya satu persatu member keluar bahkan ada yang keluar sebelum debut. Yah, aku juga tau memang ada beberapa member yang sudah tahu apa dan siapa AKB48 tapi presentasenya kecil. Lalu juga ada yang keluar karena gak betah, karena lebih memilih pendidikan, dari desakan keluarga juga ada. Jadi total sekarang member yang graduate di generasi pertama ada 9 orang (sumber)
Dan baru ngeh juga generasi kedua ada yang graduate bahkan sebelum debut, ada juga pas mereka masih bawain setlist Pajama Drive, ada pula yang grad ketika tim KIII sudah terbentuk. Padahal kalo dipikir-pikir mereka udah tau kalo mereka audisi untuk jadi member. Tapi balik lagi sih, mereka kan masih umur-umur dimana masih labil dan mencari jati diri (meskipun gak disadari). Total member yang grad di generasi kedua ada 8 orang (sumber)
Ngomong-ngomong generasi pertama (semua member tim J) di tahun pertama itu berat loh. Gak ada back up nya. Dimana semua member harus theater setiap hari, juga ikut event-event offline yang jadwalnya juga penuh. Semua bekerja keras.
Jadi mikir boyband/girlband yang personilnya dikit gitu gimana ya. Apa mereka gak stress kali ya, gak bisa bagi waktu. Harus disuruh memilih menghilangkan kehidupan remajanya? Gila. Memang sih mereka gak punya show tetap hampir setiap hari (theater JKT48) tapi kalo jadwalnya penuh begitu kalo ada yang satu halangan bagaimana? Kalo gak hadir satu kan jelas fans juga kecewa.
Balik lagi ke JKT48. Jadi meskipun JKT48 dengan member yang mungkin tiap tahun grad pasti mereka akan mencari generasi yang baru untuk Trainee sebagai backup. Apalagi kemungkinan besar setelah Jakarta stabil, tim manajemen bakal membuka di kota-kota lainnya. Apalagi sejak menginjak tahun kedua dan ketiga ini, JKT48 mendapat banyak awards dengan dukungan para fans yang loyal. Jadi inget Ashley Scared The Sky pernah bilang kalo AKB48 seperti monster. Jadi kemungkinan sister mereka ini bakal jadi monster di dunia entertainment Indonesia. Wuih.
Memang secara manajemen dan sistem mereka aku akuin jempol banget. Aki-P menggabungkan dunia entertainment dengan dunia branding perusahaan.
Jadi aku sempet mikir membandingkan 48 group ini dengan brand besar seperti Apple misalnya.
Apple punya rules untuk semua pegawainya, dan gak main-main hukumannya. Seperti JKT48 sendiri yang punya rules buat membernya.
Ngomong-ngomong JKT48 sendiri terdiri dari para direktur, JOT dan Member. JOT sendiri yang bekerja keras mengatur mulai dari tempat, kostum, ticketing, scheduling dan lain sebagainya ibaratnya seperti EO deh, kalo di Apple, JOT itu ibarat para engineer, desainer, manajemen, marketing dan manufacturing. Lalu para direktur ini ibarat para petinggi di Apple macam Steve Jobs, Tim Cook dan Jonathan Ive. Dan member? Kasar juga nyebut member ini sebagai produk hahahha. Tapi memang kurang cocok menyebut produk sih, karena ini dunia entertainment bukan dunia jual beli.
JKT48 sebagai brand.
Jadi JKT48 itu bukan artist, selebritis, bukan entertainer tapi mereka ini seperti perusahan di bidang ekonomi bisnis. Nama bisnisnya dunia hiburan (entertainment). Dan banyak orang yang berperan mencari sesuap nasi di sini. Jikalau ada member yang yang grad atau berhalangan pasti mereka diteruskan oleh member yang lain. Ibarat brand besar macam Apple, Sosro, Mercedes, Ferrari, Harley Davidson, dsb yang puluhan tahun masih bertahan dan tambah tahun tambah kinclong aja dan gak ada matinya.
Jadi bisa dikatakan, aku ini mengibaratkan member yang masih sekolah itu belajar menjadi pekerja layaknya pekerja kantoran. Ya meskipun kerja mereka gak fulltime, karena balik lagi. Kalo ada member yang berhalangan karena sekolahnya mereka bisa digantikan member yang lain. Nah.
Untuk member sendiri secara positif mereka belajar untuk disiplin dan bersyukur bisa belajar menjadi pekerja di usia dini. Apalagi isu "sarjana pengangguran" yang gak lekang oleh waktu.
Kalo ada berbeda pendapat atau koreksi bolehlah di kolom komentar. Jangan lupa di follow up, biar kalo aku bales komentarnya kita bisa diskusi.
Happy wednesday!
Jadi pengen komentarin tentang 5 member JKT48 yang graduate, 3 member tim J (generasi pertama) dan 2 member Trainee (generasi kedua). Ini menurut obrolan para fans di grup-grup maupun pendapat aku pribadi.
kurang 3 orang sih, Stella, Sonya dan Diasta. |
Memang banyak yang bilang AKB48 sendiri pada awal terbentuk banyak kehilangan member. Tapi itu alasan yang gak logis bagi JKT48 yang bisa belajar langsung dari pengalaman.
Aku sendiri lebih memilih karena pada awalnya generasi pertama itu salah audisi. Sebenernya dikira audisinya buat iklan minuman berisotonik itu, tapi ternyata gak taunya malah jadi idol group. Akhirnya satu persatu member keluar bahkan ada yang keluar sebelum debut. Yah, aku juga tau memang ada beberapa member yang sudah tahu apa dan siapa AKB48 tapi presentasenya kecil. Lalu juga ada yang keluar karena gak betah, karena lebih memilih pendidikan, dari desakan keluarga juga ada. Jadi total sekarang member yang graduate di generasi pertama ada 9 orang (sumber)
Dan baru ngeh juga generasi kedua ada yang graduate bahkan sebelum debut, ada juga pas mereka masih bawain setlist Pajama Drive, ada pula yang grad ketika tim KIII sudah terbentuk. Padahal kalo dipikir-pikir mereka udah tau kalo mereka audisi untuk jadi member. Tapi balik lagi sih, mereka kan masih umur-umur dimana masih labil dan mencari jati diri (meskipun gak disadari). Total member yang grad di generasi kedua ada 8 orang (sumber)
Ngomong-ngomong generasi pertama (semua member tim J) di tahun pertama itu berat loh. Gak ada back up nya. Dimana semua member harus theater setiap hari, juga ikut event-event offline yang jadwalnya juga penuh. Semua bekerja keras.
Jadi mikir boyband/girlband yang personilnya dikit gitu gimana ya. Apa mereka gak stress kali ya, gak bisa bagi waktu. Harus disuruh memilih menghilangkan kehidupan remajanya? Gila. Memang sih mereka gak punya show tetap hampir setiap hari (theater JKT48) tapi kalo jadwalnya penuh begitu kalo ada yang satu halangan bagaimana? Kalo gak hadir satu kan jelas fans juga kecewa.
Balik lagi ke JKT48. Jadi meskipun JKT48 dengan member yang mungkin tiap tahun grad pasti mereka akan mencari generasi yang baru untuk Trainee sebagai backup. Apalagi kemungkinan besar setelah Jakarta stabil, tim manajemen bakal membuka di kota-kota lainnya. Apalagi sejak menginjak tahun kedua dan ketiga ini, JKT48 mendapat banyak awards dengan dukungan para fans yang loyal. Jadi inget Ashley Scared The Sky pernah bilang kalo AKB48 seperti monster. Jadi kemungkinan sister mereka ini bakal jadi monster di dunia entertainment Indonesia. Wuih.
Memang secara manajemen dan sistem mereka aku akuin jempol banget. Aki-P menggabungkan dunia entertainment dengan dunia branding perusahaan.
Jadi aku sempet mikir membandingkan 48 group ini dengan brand besar seperti Apple misalnya.
Apple punya rules untuk semua pegawainya, dan gak main-main hukumannya. Seperti JKT48 sendiri yang punya rules buat membernya.
Ngomong-ngomong JKT48 sendiri terdiri dari para direktur, JOT dan Member. JOT sendiri yang bekerja keras mengatur mulai dari tempat, kostum, ticketing, scheduling dan lain sebagainya ibaratnya seperti EO deh, kalo di Apple, JOT itu ibarat para engineer, desainer, manajemen, marketing dan manufacturing. Lalu para direktur ini ibarat para petinggi di Apple macam Steve Jobs, Tim Cook dan Jonathan Ive. Dan member? Kasar juga nyebut member ini sebagai produk hahahha. Tapi memang kurang cocok menyebut produk sih, karena ini dunia entertainment bukan dunia jual beli.
JKT48 sebagai brand.
Jadi JKT48 itu bukan artist, selebritis, bukan entertainer tapi mereka ini seperti perusahan di bidang ekonomi bisnis. Nama bisnisnya dunia hiburan (entertainment). Dan banyak orang yang berperan mencari sesuap nasi di sini. Jikalau ada member yang yang grad atau berhalangan pasti mereka diteruskan oleh member yang lain. Ibarat brand besar macam Apple, Sosro, Mercedes, Ferrari, Harley Davidson, dsb yang puluhan tahun masih bertahan dan tambah tahun tambah kinclong aja dan gak ada matinya.
Jadi bisa dikatakan, aku ini mengibaratkan member yang masih sekolah itu belajar menjadi pekerja layaknya pekerja kantoran. Ya meskipun kerja mereka gak fulltime, karena balik lagi. Kalo ada member yang berhalangan karena sekolahnya mereka bisa digantikan member yang lain. Nah.
Untuk member sendiri secara positif mereka belajar untuk disiplin dan bersyukur bisa belajar menjadi pekerja di usia dini. Apalagi isu "sarjana pengangguran" yang gak lekang oleh waktu.
Kalo ada berbeda pendapat atau koreksi bolehlah di kolom komentar. Jangan lupa di follow up, biar kalo aku bales komentarnya kita bisa diskusi.
Happy wednesday!
menang 3 nominasi Dahsyatnya Awards 2014 |
Selasa, 14 Januari 2014
Tribute To Jojoincov #5: Tiara Ayu
http://twitter.com/tiaraayu vox of @starlitpoppunk |
Upgrade dengan mewarnai backgroudnya hehehe
Tiara ini keren loh, mention yang masuk pasti di reply sama dia. Coba aja ;)
Senin, 13 Januari 2014
Tribute To Jojoincov #4: Ratu Vienny Fitrilya
Just wondering sih kalo Viny digambar dengan style nya sendiri. Tapi kebanyakan dulu dia kan gambar wajahnya sendiri sih.
Minggu, 12 Januari 2014
Tribute To Jojoincov Series #1: Dianzara
Rabu, 08 Januari 2014
Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Skena Underground Jombang
Sebenernya postingan ini utang sih hahaha. Akhirnya aku bisa nulis gini sebagai pandangan obyektif aja dan menyampaikan pandangan beberapa anak bagaimana idealnya merawat skena underground di Jombang. Ya ini skena lintas genre, mau pop punk, hc, metal ataupun indie pop (yang terakhir setengah serius). Langsung saja.
Just For Today, Jombang metalcore |
1. Harus Rukun Biar Bisa Ngundang Band Besar ke Jombang.
Memang benar ada perang dingin, perpecahan, saling sikut, saling tusuk dari belakang di skena Jombang. Disadari maupun tidak, diakui maupun tidak. Jadi ini saran dari temenku, Genks.
Dia ini pengen sekali seluruh skena di Jombang bersatu bikin event besar dan ngundang ben underground yang besar. Dia yakin nama Jombang bakal "naik" dan disegani oleh skena-skena kota yang lain.
Open Face Surgery, Jombang death metal |
2. Bikin Forum Bersama
Masalah-masalah yang yang sering terjadi antara lain bentrok dan mepetnya jarak antara event satu dengan yang lain. Jadinya sebagai penikmat musik, aku sendiri juga bingung mau ikut yang mana hahaha.
Jadi dibikin forum bersama dengan mengundang satu orang dari skena-skena di Jombang.
Hello Knuckles, Jombang pop punk/easycore |
3. Contoh Kota Lain Yang Pintar Merawat Skena
Iya, semacam study tour gitu ke skena-skena di kota lain terus dibandingkan dengan skena di Jombang. Apa yang perlu diperbaiki, ditambah atau dikurangin. Lalu sosialisasikan ke skena. Gampang sekali. Hahah.
Kalo lihat perkembangannya di Indonesia katanya sih kota yang punya skena dengan citra yang bagus adalah Yogyakarta. Katanya.
Mungkin tiga dulu deh ya. Ini kan masih ide, kita juga menunggu aksi-aksi dari temen-temen skena yang lain bagaimana merawat skena yang sudah mulai tumbuh besar di kota kecil kita.
Happy Wednesday!
Selasa, 07 Januari 2014
Behind The Story For Me To Know Who's Banda Neira
Karena nama duo ini (mereka menyebutnya band) mereka hampir sama dengan dengan nama duo yang bergenre jazz Bandanaira:
mereka berdua yang berwarna merah |
Langsung deh Jatuh Cinta sama musik mereka hahaha.
Sebelumnya sih aku tau Rara Sekar dari soundcloud. Jadi salah satu temen di soundcloud repost (semacam retweet di twitter) cover music dari Rara sama seorang sahabatnya, Isyana Saravasti.
Dan jelas kalo kamu dengerin mereka nyanyi pasti kamu milih Isyana, soalnya suara dia gampang dikenali. Ya aku sih gak ngomong suara Rara buruk tapi kalo dibandingin sama suaranya kang Nanda sih jauh hahahahaha. Dan nilai plusnya si Isya ini yang main piano di lagunya. Dan aku lebih ngefans sama Isya ketimbang Rara hahahahahah. Dan mau tau dimana Isya sekarang? Dia masih kuliah di Singapore kalo gak salah. Dan lebih bermusik untuk akademisi menurutku.
Dan waktu temenku ngerepost mungkin sekitar bulan april-mei dimana Banda Neira mengguncang skena indie pop Indonesia.
Waktu ngeliat dokumentasi Float2Nature, Banda Naira juga diundang ternyata. Dan saat itu juga baru tau kalo Rara Sekar yang aku tau di soundcloud ternyata ikut duo itu. Dan itu sama sekali belum dengerin musik mereka karena masih ilfil. Hahahah.
Lalu berkembang hingga kejadian di atas.
Banda Neira are:
Ananda Badudu, wartawan Tempo |
Rara Sekar, dulu magang di Kontras sekarang jadi aktivis di Ubud |
Kalo tambah penasaran ke blog mereka aja:
http://dibandaneira.tumblr.com
Karena mereka tipe-tipe orang pencerita banget. Atau kesini aja dimana Rara menceritakan abis tentang tahun 2013 di hidupnya.
Ohya karena 2 hari ini nyetel lagu mereka terus jadi ada keinginan ngebikin kartun buat mereka. Tungguin aja ya and Happy Tuesday, fellas!
Senin, 06 Januari 2014
Riffi Rifqa
Temen SMA dan mantan vokalis benku dulu. Sekarang jadi model yang berhijab.
Cartoon PopArt "Hijabs Expression" by @aliasjojoz [pic] — https://t.co/91e0v477O3
— Riffi Rifqa (@Riffirifqa) January 5, 2014
Special Thanks to @aliasjojoz .. Welldone!
Syukakk bgt sama kartun-popart nyaa :*
#picoftheday… http://t.co/i30ihKa391
— Riffi Rifqa (@Riffirifqa) January 5, 2014
Udah belajar shading dari karya-karyanya Jojoincov hehe
Sabtu, 04 Januari 2014
Jumat, 03 Januari 2014
Gaia Series from Hellburnt
Hei, kembali lagi ke postingan tentang review produk brand lokal. Kali ini dapet dari salah satu brand dari Magelang yang aku sambangin di Indie Clothing Carnival Surabaya 27 Desember kemarin. Here we go.
Lupa belum sempet foto desain kaosnya full hehehe. Dan price tag keren banget!
Btw aku bukanlah fashion blogger :D
Dan terakhir bikin music video cover lagi bersama my lil sister.
kalo labelnya bolong gini kalo ditarik orang bisa putus hahaha |
Btw aku bukanlah fashion blogger :D
Dan terakhir bikin music video cover lagi bersama my lil sister.
Kamis, 02 Januari 2014
Resolusi 2014
Sempet nyesel juga tahun kemarin gak bikin resolusi jadi gak bisa dievaluasi. Lagian aku mau nulis resolusi tahun ini juga bingung apa yang mau dikejar dan ditulis.
Kemaren sempet juga ke-inspirasi sama presiden Uruguay yang dijuluki presiden termiskin sedunia:
"Saya dijuluki 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Ini hanyalah masalah kebebasan, jika anda tak memiliki banyaka keinginan, anda tak perlu bekerja seumur hidup seperti budak untuk memenuhinya. Dan dengan begitu anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri" --Jose Alberto Mujica Cordano.
Terus kemarin juga sempet lihat suamigila.com bahas peta politik tahun 2014 dimana yang dibutuhkan Indonesia ialah presiden yang udah gak perlu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tapi lebih mementingkan kebutuhan orang lain. Dan lingkungan pendidikanku sendiri mengajarkan lebih mementingkan kebutuhan orang lain, meski aku sendiri rada gak sinkron dengan aksiku sendiri.
Jadi apa nih ya resolusinya?
1. Kemaren sempet kepengen jadi orang yang dikenal karena jasanya, karyanya, hasil jerih payahnya, yang ditulis dalam sejarah seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, atau seperti BJ Habibie. Wah keren sekali kalo namamu ditulis di buku sejarah dan orang-orang mengingatmu. Mungkin nanti inginnya kayak Pablo Picasso yang mengguncang dunia dengan kubisme. Entah Jojoz di masa mendatang akan berpegang pada keinginan atau enggak ya hehehe.
2. Sebenernya gak terlalu berharap ORANGECAKE bakal tambah besar. Kekuatan besar menghasilkan tanggung jawab yang besar. Mungkin pengennya menambah jalur distribusi ke kota-kota yang lain, selain Jombang.
3. Kamera SLR. Gak yakin kalo punya kamera SLR tahun depan. Tapi sangat butuh sekali kamera untuk liputan gigs. Atau minimal punya partner fotografer.
Septian Fajrianto from @sketsa_ku |
Jadi begitu saja dulu.
Ohiya. Kemaren cobain bikin video cover lagu, mohon saran dan kritiknya biar bisa professional *ciegitu hahaha
Langganan:
Postingan (Atom)