Gilak.
Gue sangat memuja Kevin Aprilio, dan merasa kejeniusannya dia adalah hal yang
sangat sangat berharga. Tapi gak hanya itu, sebuah budaya pop mengikuti jalan
Kevin menuju label musik Indonesia. Dan mendadak para ABG menggandrungi style
mereka.
Pertama
kali gue ngeliat Vierra ketika iklan-iklan klip Dengarkan Curhatku masuk salah
satu tv nasional yang terkenal dengan pro musik dalam negeri. Dan seketika itu
mereka diperbincangkan.
Ketika
mereka mulai digandrungi dengan musik easy listening dan mulai jadi bintang
tamu di berbagai acara tv nasional, mulailah satu persatu teman-teman mereka bermunculan
(meskipun gue belum tau itu temennya Kevin!). Mulai dari Pee Wee Gaskins dan
yang 2011 kemarin, Killing Me Inside.
Dan tau
gak jalur musik mereka sebelumnya? Indie!
Yah,
sebelum gue menjelaskan betapa kuatnya jaringan komunitas ini gue gak menampik
kalo ada cerita bahwa Kevin merekrut personil Vierra dari Friendster. Ya,
meskipun mereka dipertemukan lewat dunia maya tapi entah kenapa jaringan mereka
sangat kuat banged. Dan mereka orang Jakarta, bukan orang Bandung!
Emang
apa bedanya? Err.. menurut kesok-tauan gue, Bandung terkenal dengan
komunitas-komunitas musik kreatif mereka. Gitu deh. Hehehe.
Yang
menarik bagi gue adalah jaringan komunitas ini. Who is them? Berada dimana
pergaulannya Kevin? Itu masih misteri, dan mereka semua bertahan pada musik
idealis mereka (ya, meskipun Kevin lagi bikin Girlband tapi masih ada style nya
Kevin di situ).
Who is
them?
Mengapa
mereka begitu kuat menghadapi persaingan industri musik?
Mengapa
skill mereka bener-bener handal, padahal mereka masih ABG??
Huh...
Yak,
persoalan komunitas ini adalah hal yang menarik karena dulu gue punya
contohnya.
“Antara
komunitas Jazz nya Tompi dengan komunitas Jazz nya Om Indra Lesmana itu beda!”
Mengapa
beda? Karena om Indra memakai Sandy Winarta, bukannya Echa Soemantri. Hihihi. Yang
gue tau, Echa itu selalu ngisi drumnya kang Tompi.
Dan
yang menarik ketika gue tau kalo Tompi perform di Red White Lounge, sebuah Jazz
Bar punyanya Om Indra. That’s beautiful.
Lalu
siapa yang ngajak Echa ngisi drumnya Trisum? Padahal Tohpati Bertiga drummernya
bukan Echa, meski yang megang Bass adalah Om Indro. Terus gak mungkin Balawan,
soalnya dia setiap perform pake instrumen-instrumen ethnic, jarang pake yang
modern. Apakah mungkin Budjana? Sedangkan om Budjana sendiri itu masuk
komunitasnya om Indra!
Mungkin
iya juga sih, soalnya om Budjana itu udah punya nama di tanah air. Jadi jalur
jam terbangnya gak sama kayak om Indra.
Nah ini
yang dinamain rumit.
Dan
yang paling menarik, om Indra Jazz entah kenapa selalu mengundang banyak musisi
ke Red White. Dan terakhir yang gue denger, beliau berhasil mendatangkan Ahmad
Dhani ke Red White!
Interesting.
Dunia
musik Indonesia sedang bergerak, meski dipenuhi para produk-produk label yang
pada nyanyi bareng semua. Gegege.
Gue gak
terlalu anti sih, sekarang malah gue suka yang namanya hip hop. Dan dari
produk-produk label inilah membuat komunitas hip hop jadi semakin hidup. Gue
lagi nunggu Saykoji muncul nih. Hihi.
Kalo
untuk produk-produk label itu, gue lagi mengamati yang namanya JKT48. Produk
Jepang ditengah Indonesia yang lagi demam Korean Pop. Unik kan? Hehe. Mereka
punya sistem yang diwariskan dari AKB48, membuat mereka punya sebuah senjata
yang membedakan mereka dari produk label yang lain.
Dunia
musik sedang bergerak sodara-sodara.
A: "i hate them." (gue benci mereka)
BalasHapusB: "who is them?" (mereka siapa?)
kalo konteksnya percakapan kayak gitu, "who is them?" itu baru pas, om, karena maknanya jadi "what do you mean by them?"
tapi kalo ujuk-ujuk "who is them", gimana tuh, om? kenapa ga "who are they?" aja? mohon pencerahannya (atau penggelapannya), om.