Jumat, 23 Mei 2014

[Behind The Scene] Pasyarela - Line Art

selling out, sell out, sellout

Ada fenomena dalam berkesenian, dimana sang artist merubah idealisnya untuk uang. Ada yang ngomong melacurkan diri atau apalah. Kalo gak salah istilahnya Sellout, setau gue selllout digunakan buat para Straight Edge yang gak lagi menjalankan kebiasaan Straight Edge.

Setelah browsing, Wikipedia ternyata memberi istilah dengan "selling out". Gak melulu tentang Straight Edge, tapi lebih luas seperti musik (Greenday), film sama TV,  bahkan Stand Up Comedian juga. Kalo di Wikipedia yang gue tangkap adalah seseorang yang mengikuti keinginan pasar dengan mengorbankan aturan-aturan, kata-kata, prinsip-prinsip yang dia pegang sejak lama. Kalo di Indonesia sendiri mungkin kasusnya sama kayak Killms dan Last Child yang sign contract dengan major label.

Jadi apa hubungannya? Hahaha. Sebenernya gue menganggap gue kayaknya selling out dengan seakan-akan membuka jasa gambar wajah. Tapi pertama, sebenernya ini becandaan gue aja. Dan kedua, menurut gue selama gak ada tuntutan dari klien, alias klien percaya sepenuhnya sama artist ya bukan selling out namanya. Menurut gue itu namanya support.

Jadi temen gue Putra Pasyarela minta digambarin. Gue dengan didikan Hitman System harus punya prinsip barter hahaha. Jadi akhirnya kita sepakat untuk ditukar dengan traktir ngopi dan dengan jangka waktu 2 hari dan harus ada versi dia yang pake janggut + kumis.

Di hari kedua baru gue garap hahaha. Yang pertama jadi 2 versi akhirnya gue tambahin lagi 2 versi dengan pake kacamata hitam. Lalu versi gabungannya. Dan taraaaaa


Mungkin next bakal gambar antara Mahatma Gandhi sama Emma Watson hehe. Enjoy your friday!

Ir. Soekarno Line Art - Behind The Scene

Gue tau Bung Karno sebagai orang yang hebat itu ketika membaca salah satu thread di Kaskus yang membahas tentang konspirasi yang menjatuhkan beliau (udah lama banget, entah masih ada di Kaskus atau enggak). Mungkin-mungkin hal-hal yang memorable dari soal mengenal Bung Karno hanya beberapa.

Pertama, gue sempat membentuk sebuah grup facebook untuk berdiskusi. Kalo gak salah dari sebuah buku yang mendoktrin tentang Revolusi Indonesia--yang pada dasarnya Bung Karno menamakannya demikian setelah Indonesia merdeka. Grup ini dibentuk pada saat gue lagi ABG dan membutuhkan jawaban tentang Indonesia yang terlalu banget bergantung pada negara lain. Kemudian jawaban Revolusi Indonesia yang berdikari dan gak didikte oleh kepentingan asing seperti angin segar yang membara di hati gue. Lalu kemudian ada salah satu temen yang bilang.

"Hal-hal seperti ini jelas luput dari orang-orang, karena semua orang memilih untuk mencari nafkah dan makan untuk keluarganya karena memang kewajiban dan tuntutan daripada memikirkan negaranya"

Dari situ gue berpikir panjang. Memang terlihat masuk akal.

Kedua, gue dipinjamin salah satu novel fiksi sama Tutun (my ex gf, sudah banyak postingan galau tentang dia di blog ini hahaha) dengan background tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin sampai kejatuhan PKI berjudul The Year Of Living Dangerously. Di situ seakan-akan menggambarkan Bung Karno yang salah, dimana rakyatnya banyak yang jatuh miskin dan kelaparan, karena beliau menolak semua bantuan dari luar negeri. Bahkan gue pernah denger atau baca jawabannya Bung Karno kira-kira begini:

"Jangan mengeluh. Jangan mengeluh. Keluh tanda kelemahan jiwa. Revolusi belum berakhir. Bersabarlah."

Begitu kira-kira, rada lupa sih soalnya. Dulu gue sih mengiyakan aja, kalo pada akhirnya juga kita jadi terjajah asing sekarang hahaha. Tapi sekarang sih gue berpikiran lain. Nanti gue jelasin.

Ketiga, adalah film GIE karya Riri Riza. Waktu pertama kali lihat, yang gue nikmatin cuma cerita segitiga romansanya Gie aja hahaha meskipun belakangan ini gue tau film ini ada cerita yang fiktif (terutama romansanya katanya hahaha). Setelah gue pelajarin lagi, ternyata Soe Hok Gie adalah salah satu aktivis yang paling dikenal saat Orde Lama dan salah satu ikon anak gunung, sastra dan musik-musik folk yang bersuara tentang kehidupan sosial, dan aktivis-aktivis garis kiri. Atau mengutip kalimat wastedrockers saat mereview duo Bandaneira:

Untuk penggemar: Puisi-puisi Sastra Indonesia Angkatan ‘66, acara-acara Makrab mahasiswa, kemping kontemplasi di gunung, pelesir di pantai terpencil, api unggun bersama teman-teman kampus, novel-novel romantik haluan Kiri

Seperti itulah sosok singkat Soe Hok Gie :D

Dan filmnya sendiri saat Gie juga aktif bergerak di kampus di masa PKI lagi jaya-jayanya (saat Demokrasi Terpimpin). Yang memorable dari film ini adalah sebuah spanduk yang bertuliskan "SOEKARNO 1945 = Yes, 1955 = NO"

Namun dari sumber tersebut yang paling jelas adalah saat gue baca Wikipedia bahasa Inggris (meskipun situs ini gak tau juga sistem member yang nulis siapa). Ternyata mengingatkan gue pada keadaan politik waktu itu bener-bener kacau dan sinting (sebelumnya gue pernah baca tentang artikel tentang keadaan Indonesia saat itu), pemberontakan dimana-mana (DI/TII, Permesta, dll) tapi tetep aja negara Indonesia masih berdiri hahaha padahal lho masih berumur 10 tahunan. Edan.

Di Wikipedia ditulis bahwa pada saat pemberontakan Permesta ditumpas, membuat kekuatan politik Bung Karno dan PKI meningkat pesat. Kemudian ada sejarah berujar bahwa Masyumi dikatakan punya keterkaitan dengan Permesta sehingga partai itu dilarang. Lalu kemudian gue membaca bahwa NU melepas diri dari Masyumi (mungkin gegara isu Permesta ini).

Setelah itu, konstituante dibubarkan oleh Bung Karno lalu beliau membuat kabinet Demokrasi Terpimpin dan Manipol, sebuah doktrin tentang mau dibawa kemana negara Indonesia ini. Gue hampir habis membaca Manipol ini, karena dulu Alm. Pak Wadi, salah satu guru gue menyuruh gue mengetik buku itu untuk keperluan organisasi yang beliau motorin, yang tebelnya minta ampun hahaha.



Panjang banget hahaha. Mungkin karena gue seneng baca sejarah kali ya. Pagi ini pun gue baca sejarah tentang kerusuhan Mei 98 yang menelan ribuan korban jiwa. Dan gue baru tau kalo semuanya dimakamkan massal! Yang mungkin jadi pertanyaan adalah mengapa yang jadi sasaran spesifik itu etnis Tionghoa? Padahal kasus PKI juga udah lewat kan? Motif apa yang membuat etnis itu diserang. Masih belum tahu jawabannya.

Tapi jangan salah, gue tau banget sejarah itu dibuat oleh penguasa. Maka dari itu gue bersyukur banget dididik untuk terbuka terhadap segala kemungkinan yang baru, segala jawaban baru dari perspektif yang berbeda, sehingga gak timbul kefanatikan tertentu kepada sesuatu :D

Enjoy your friday, folks!

Rabu, 21 Mei 2014

[Review] Forbidden Party #1 Mojokerto x Indie Clothing Carnival, Rampal Malang

Karena gak sempet untuk syuting dan editing, buat Gigs Exploration menyusul yaa hahaha. Ngeles banget nih ceritanya.




Kita mulai dengan Forbidden Party ya. Jadi ceritanya saya di sini gak ngerti apa-apa masalah event ini, tiba-tiba ada bbm masuk dan ngajakin berangkat. Dibayarin lagi. Aseekk.

Tempatnya sendiri di Gor Majaphit, Mojokerto. Acaranya all genre. Karena baru pertama kali ke situ, jadi keheranan banget kalo tempatnya lumayan gede banget. Tapi gak imbang sama penontonnya. Ada tribun di kanan kiri yang di isi penonton tapi gak mengisi ruang festival. Jadi kelihatan kosong melompong gitu, gak kayak Gedung Juang. Untuk sound-nya sih sama aja kayak Gedung Juang, pada mantul suaranya.

Kekurangan sih pintu masuknya. Jadi gak dibedakan antara pintu masuk dan keluar. Sayang banget.

Karena gak begitu kenal sama skena Mojokerto jadi gak begitu menikmati acaranya. Lebih lengkap ntar nonton aja Gigs Exploration yah hehehe.



Event selanjutnya yang gue datengin adalah Indie Clothing Carnival di Lap Rampal, Malang. Gue lupa tanggalnya, tapi pada waktu itu gue dateng saat Guest Starnya Outright. Temen gue yang salah satu fansnya ngajakin berangkat berdua. Gue iyain aja.

Awalnya gue dan Rizki, temen gue udah diwanti-wanti sama Andik, empunya kos yang bersedia di inepin rumahnya buat berhati-hati di Rampal, karena sangat rawan kecopetan di event-event ramai seperti ini. Gue juga udah menunggu penampilan penampilan pembuka Outright, yaitu Sharkbite. Melewatkan beberapa lagu dari mereka tapi 5 lagu terakhir bisa gue nikmatin meski udah jarang lagi dengerin Sharkbite hahaha. Tapi gue rasa kayaknya vokalisnya lagi capek karena penampilan mereka kayaknya kurang maksimal. Dan kemudian mimpi terburuknya adalah BB nya Rizki hilang. Tsah.

Gue taunya pas Sharkbite menyelesaikan penampilan mereka. Screaming Out naik panggung selanjutnya, tapi gue istirahatkan dulu tenaga gue buat Outright. Outright kemudian naik panggung dan di tengah-tengah penampilan, mereka memperkenalkan vokalis saat itu yang ternyata ada pergantian personil di tubuh mereka. Baru tau gue. Tapi memang sih ben-ben indie sering sekali gonta-ganti personil, jadi memang hal yang biasa.

Entah kenapa gue membandingkan Rosemary sama Outright. Pelafalan bahasa Inggris Outright bener-bener lancar sekali. Kalo Rosemary yang fun abis dengan aksen Sunda yang kental, berkebalikan sama Outright. Hahaha.

Tapi di luar itu, penampilan Outright bener-bener maksimal. Stamina gue aja gak bisa menandingin penampilan mereka sampai akhir, bahkan kaki gue hampir kram hahaha. Dan ikut pertama kali masuk moshpit aja gue terpelanting dengan alas aspal, kebayang kan sakitnya? Sampe sekarang sakitnya kerasa padahal udah lewat seminggu acaranya hahaha.

Mungkin tips yang gue bagikan kali ini adalah: lebih baik simpan semua barang dari hape sampe dompet di jok motor. Dompetnya beserta surat-surat diambil, tapi uangnya masukin kantong aja. Kalo ada yang bisa dititipin di venue ya titipin aja, tapi kalo memang masih was-was mending balik ke parkiran taruh semua barang berharga di motor. Jadi gak usah bawa banyak barang deh.

Mungkin gue bakal nunggu ada event gigs yang punya jasa penitipan barang macam supermarket gitu. Panitia untung, penonton juga untung. Hahaha. Mungkin next time gue bakal ngevideoin acara, setelah itu balik ke parkiran buat nyimpan hapenya hahaha. Sip.

Kamis, 15 Mei 2014

Audrey Hepburn - Line Art


audrey hepburn by yousuf karsh
Audrey Hepburn mungkin sosok tokoh wanita yang baru gue kenal. Sebelum Google bikin doodle pada hari kelahirannya, gue mungkin udah pernah browsing tentang doi. Ada dua hal tentang Ms. Hepburn yang bikin gue inget sama doi. Pertama, ada satu meme yang gue temuin di timeline twitter membandingkan Ms. Hepburn dengan Ms. Monroe dimana mungkin membuat kita mikir mana yang lebih baik dan buruk. Tapi itu termasuk propaganda sih, tapi gue pikir itu salah satu yang membuat gue tau bahwa orang-orang mengenal Ms Hepburn sebagai aktris hollywood yang merangkap menjadi aktivis sosial.

audrey hepburn by google doodle team
Kedua, adalah doodle google saat kelahiran Ms. Hepburn dimana gue memutuskan untuk menggambar doi.


Kalo namanya harum karena kebaikan hati emang membanggakan ya. Jadi inspirasi.

Jumat, 02 Mei 2014

[Review] Just For Today New Merch Tee 2014

Awalnya iseng mesen tapi akhirnya jadi beli juga hahaha. Di detik detik akhir malah ganti ukuran maunya yang XXL, biar cocok sama animo HC di Jombang hhohohoho. Dasar emang tukang ngikut trend. Tapi unik juga sih, kaos metal tapi fashion nya HC. Wah wah wah. But, who's care. Pokoknya support terus hohoho.




Menurut informasi yang gue terima, vendornya dari Kediri. Dan gue juga termasuk dibilang langganan dari brand yang pake vendor tersebut--gak usah sebut merek deh ya hahaha. Gue sama Just For Today udah kenal lama, masa awal-awal ketika gue mengenal tentang scene underground Jombang sekitar masa dimana demam awal HC yang akhirnya sekarang rata-rata tiap anak SMA di Jombang memakai dress code hip hop.

After all, tentang kaosnya mungkin gue nilai 6 karena kualitas sablonnya. Ini karena menurut gue hasil sablonnya tidak sesuai dengan gambar desainnya. Emang sih gue menyadari kalo emang sulit sekali menyablon kaos dengan kualitas sama dengan desainnya. Apalagi format photoshop. Begini perbandingannya.







Yang di atas yang gue beli dan yang di bawah adalah desain yang disebarkan sebagai Pre Order. Saran gue sih next time, desainnya pake format vector aja jangan bitmap heheheeh.

Kalo kalian mau beli juga segera aja Chargecity x Inception 99 di Jalan Pahlawan, Jombang. Ada bonus CD + sticker juga dari Just For Today.



Happy weekend, fellas!