Jumat, 23 Mei 2014

Ir. Soekarno Line Art - Behind The Scene

Gue tau Bung Karno sebagai orang yang hebat itu ketika membaca salah satu thread di Kaskus yang membahas tentang konspirasi yang menjatuhkan beliau (udah lama banget, entah masih ada di Kaskus atau enggak). Mungkin-mungkin hal-hal yang memorable dari soal mengenal Bung Karno hanya beberapa.

Pertama, gue sempat membentuk sebuah grup facebook untuk berdiskusi. Kalo gak salah dari sebuah buku yang mendoktrin tentang Revolusi Indonesia--yang pada dasarnya Bung Karno menamakannya demikian setelah Indonesia merdeka. Grup ini dibentuk pada saat gue lagi ABG dan membutuhkan jawaban tentang Indonesia yang terlalu banget bergantung pada negara lain. Kemudian jawaban Revolusi Indonesia yang berdikari dan gak didikte oleh kepentingan asing seperti angin segar yang membara di hati gue. Lalu kemudian ada salah satu temen yang bilang.

"Hal-hal seperti ini jelas luput dari orang-orang, karena semua orang memilih untuk mencari nafkah dan makan untuk keluarganya karena memang kewajiban dan tuntutan daripada memikirkan negaranya"

Dari situ gue berpikir panjang. Memang terlihat masuk akal.

Kedua, gue dipinjamin salah satu novel fiksi sama Tutun (my ex gf, sudah banyak postingan galau tentang dia di blog ini hahaha) dengan background tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin sampai kejatuhan PKI berjudul The Year Of Living Dangerously. Di situ seakan-akan menggambarkan Bung Karno yang salah, dimana rakyatnya banyak yang jatuh miskin dan kelaparan, karena beliau menolak semua bantuan dari luar negeri. Bahkan gue pernah denger atau baca jawabannya Bung Karno kira-kira begini:

"Jangan mengeluh. Jangan mengeluh. Keluh tanda kelemahan jiwa. Revolusi belum berakhir. Bersabarlah."

Begitu kira-kira, rada lupa sih soalnya. Dulu gue sih mengiyakan aja, kalo pada akhirnya juga kita jadi terjajah asing sekarang hahaha. Tapi sekarang sih gue berpikiran lain. Nanti gue jelasin.

Ketiga, adalah film GIE karya Riri Riza. Waktu pertama kali lihat, yang gue nikmatin cuma cerita segitiga romansanya Gie aja hahaha meskipun belakangan ini gue tau film ini ada cerita yang fiktif (terutama romansanya katanya hahaha). Setelah gue pelajarin lagi, ternyata Soe Hok Gie adalah salah satu aktivis yang paling dikenal saat Orde Lama dan salah satu ikon anak gunung, sastra dan musik-musik folk yang bersuara tentang kehidupan sosial, dan aktivis-aktivis garis kiri. Atau mengutip kalimat wastedrockers saat mereview duo Bandaneira:

Untuk penggemar: Puisi-puisi Sastra Indonesia Angkatan ‘66, acara-acara Makrab mahasiswa, kemping kontemplasi di gunung, pelesir di pantai terpencil, api unggun bersama teman-teman kampus, novel-novel romantik haluan Kiri

Seperti itulah sosok singkat Soe Hok Gie :D

Dan filmnya sendiri saat Gie juga aktif bergerak di kampus di masa PKI lagi jaya-jayanya (saat Demokrasi Terpimpin). Yang memorable dari film ini adalah sebuah spanduk yang bertuliskan "SOEKARNO 1945 = Yes, 1955 = NO"

Namun dari sumber tersebut yang paling jelas adalah saat gue baca Wikipedia bahasa Inggris (meskipun situs ini gak tau juga sistem member yang nulis siapa). Ternyata mengingatkan gue pada keadaan politik waktu itu bener-bener kacau dan sinting (sebelumnya gue pernah baca tentang artikel tentang keadaan Indonesia saat itu), pemberontakan dimana-mana (DI/TII, Permesta, dll) tapi tetep aja negara Indonesia masih berdiri hahaha padahal lho masih berumur 10 tahunan. Edan.

Di Wikipedia ditulis bahwa pada saat pemberontakan Permesta ditumpas, membuat kekuatan politik Bung Karno dan PKI meningkat pesat. Kemudian ada sejarah berujar bahwa Masyumi dikatakan punya keterkaitan dengan Permesta sehingga partai itu dilarang. Lalu kemudian gue membaca bahwa NU melepas diri dari Masyumi (mungkin gegara isu Permesta ini).

Setelah itu, konstituante dibubarkan oleh Bung Karno lalu beliau membuat kabinet Demokrasi Terpimpin dan Manipol, sebuah doktrin tentang mau dibawa kemana negara Indonesia ini. Gue hampir habis membaca Manipol ini, karena dulu Alm. Pak Wadi, salah satu guru gue menyuruh gue mengetik buku itu untuk keperluan organisasi yang beliau motorin, yang tebelnya minta ampun hahaha.



Panjang banget hahaha. Mungkin karena gue seneng baca sejarah kali ya. Pagi ini pun gue baca sejarah tentang kerusuhan Mei 98 yang menelan ribuan korban jiwa. Dan gue baru tau kalo semuanya dimakamkan massal! Yang mungkin jadi pertanyaan adalah mengapa yang jadi sasaran spesifik itu etnis Tionghoa? Padahal kasus PKI juga udah lewat kan? Motif apa yang membuat etnis itu diserang. Masih belum tahu jawabannya.

Tapi jangan salah, gue tau banget sejarah itu dibuat oleh penguasa. Maka dari itu gue bersyukur banget dididik untuk terbuka terhadap segala kemungkinan yang baru, segala jawaban baru dari perspektif yang berbeda, sehingga gak timbul kefanatikan tertentu kepada sesuatu :D

Enjoy your friday, folks!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar