Senin, 30 Juni 2014

[Review Awam] Billfold - Memories Of Mine

Buffering lagunya dulu deh


Billfold adalah sebuah band pop punk/hardcore yang berasal dari Bandung. Menurut gue semua anak yang bergaul di dunia skena musik hardcore/punk di Indonesia pasti tau band ini, semacam popular sekali. Kalo manggung pasti penuh berdesakan. Gue sekali lihat mereka dan memang benar-benar memecah suasana, emang daya magis nya Gania ini bener-bener keren hahahah bercanda.

Jadi bulan Juni kemarin mereka resmi rilis full album dan langsung menghajar para fans nya dengan ngadain Brave Tour Jawa-Bali. Sebelumnya mereka juga bikin mini dokumenter yang terbagi jadi 4 episode menceritakan bagaimana proses pengerjaan Brave.







Ada satu lagu dalam album Brave yang melenceng jauh dari genre mereka sendiri, nah itu yang pengen gue review hahaha.

Memories of Mine dibuka dengan sebuah melodi pelan yang kedengarannya bersatu dengan ketukan drum dan iringan rhytm-nya. Mengingatkan pada lagu-lagu "sendu" nya Blink 182 (ex: I Miss You) hahaha. Suara Gania mengalir tanpa ada power yang cukup signifikan. Cocok banget didengerin ketika kita berada pada sebuah perjalanan atau ketika jam-jam pulang dari kantor atau sekedar menemani ketika kita merasa sendirian. Lagu ini dijamin bakal jadi hits besar di dunia mainstream jikalau punya agensi yang paham betul pasar mainstream di Indonesia, dan melupakan sejenak bahwa Billfold adalah band garis keras hahahah. Iseng banget nih temen-temen Billfold bikin lagu ini.

Belum ada yang bocorin liriknya di Internet, tapi albumnya sudah bocor di Youtube. Gue tau memang salah, etikanya memang salah ketika CD nya belum habis namun sudah ada yang sharing musik yang mungkin beberapa orang tau cara mendownload nya secara gratis.

Namun sejak awal ketika mendengar kabar bahwa Billfold mencetak album Brave dengan CD, gue langsung kecewa. Kenapa gue kecewa alasannya ada di artikel ini, jadi baca sendiri hahaha. atau yang ini

Tapi menurut gue skena musik Bandung itu unik sekali, cara teraneh yang menolak pakem yang ada mereka bisa bertahan bahkan semakin besar. Contohnya mungkin banyak sekali sekarang band-band di Bandung yang masih pake sistem jual CD dan masih terngiang namanya.



Sukses terus buat Billfold!

----------------------------------------------------------------------

Akhirnya nemu juga liriknya hueheheh.

Lirik lagu

Billfold - Memories Of Mine

Watching the clock counting down the hours
Just stare out the window sit and look at the street light
The trees dancing and just ask myself
I've thrown my voice out at more than one litle
Trying to make that smiley face stick where the lips split
On this road trip

Wheels and singing hills join the chors
Just close my eyes and the memories take me home
Didn't think it would be this hard
Look happy or i will ruin all the fun
Throw my hands in the air and every wind
That blows and windows down chillin with a songs

Oh... Another day another round
And the days gone by
Listen closer to this song
Just a memory of mine
And the days gone by

-----------------------

Whoever Sydney G is, Thank you very much! :D

Btw ada beberapa lirik lagu Billfold yang lain di sini https://community.musixmatch.com/lyrics/Billfold/Memory-Of-Mine

---------------------------------------------------------------------------
Jombang, 17 Maret 2016

Karena sebagian besar pengunjung blog ini mencari arti lirik dari lagu ini, maka saya jadi ingin menerjemahkannya. Baiklah ini terjemahan manual dan kasar, enjoy.

Memories of Mine (Kenangan Milikku) by Billfold

Memandang jam yang berdetik menghitung waktu.
Hanya duduk menatap jauh lewat jendela dan melihat pada lampu lalu lintas.
Pepohonan menari dan bertanya pada diriku.
Aku mengeluarkan suaraku lebih dari sekali.
Mencoba untuk menempel senyum di wajah meski bibir ini robek.
Dalam perjalanan ini.

Roda dan bukit bernyanyi ikut meramaikan suasana.
Aku hanya menutup mata dan anganku membawaku ke rumah.
Tidak pernah berpikir bakal sulit begini.
Berusaha terlihat bahagia atau aku bakal melewatkan semua kesenangan.
Aku melemparkan tanganku ke udara, setiap angin yang bertiup dan jendela menutup tenang dengan sebuah lagu berputar.

Oh, lain hari, lain babak.
Dan hari pun berlalu.
Mendengarkan lagu ini lebih dekat.
Hanya kenangan milikku.
Dan hari pun berlalu.***

Interpretasi: ini sebuah lagu road trip, lagu yang bisa disetel di mobil dalam sebuah perjalanan jauh dalam keadaan hujan. Sang protagonis menggambarkan dirinya dalam keadaan bosan, terasing, seperti menjalani rutinitas biasa. Mungkin Billfold terilhami dari perjalanan tur panjang mereka sebelum menulis album penuh pertama mereka ini. Atau mungkin juga tidak, who knows? Menjalani tur panjang dengan kegiatan manggung-tidur-main2-menempuh jalan jauh-tidur-manggung, dst terdengar membosankan. Namun lagu ini bisa juga diinterpretasikan pada kaum urban kelas menengah yang terjebak macet di jalanan, membenarkan kredo tua di jalan dengan sublim: berusaha ingin terlihat bahagia, namun tetap saja frustasi.***

Minggu, 29 Juni 2014

[Behind The Scene] Paruru No Nose



Paruru atau Shimazaki Haruka adalah member AKB48 generasi ke sembilan. Awalnya gue gak bisa bedain antara dia sama Mayu, tapi akhirnya karena ciri khasnya Mayu yang pake Ponytail akhirnya bisa bedain hahaha (btw mereka seumuran loh). Paru sekarang di tim A, dan doi punya sejarah panjang kalo masalah tim. Sempet dimasukkan ke team unknown yang berubah nama jadi tim 4 itu yang pada akhirnya dibubarkan dan Paru dimasukkan ke dalam tim B. Mungkin di tim B inilah namanya semakin naik daun (apalagi Paru juga di super push sama AKS), yang paling teringat bagi gue adalah ketika dia jadi tokoh utama di sebuah film televisi untuk promo single So Long bersama tim B (yang sekarang beberapa membernya sudah di transfer ke tim lain). Lalu tahun 2014 ini, dia dipindah ke tim A.

Yang gue tau ada 2 member generasi pertama AKB48 yang bilang personalnya Paru itu mirip sama Achan. Entah ini propaganda AKS atau gimana, gue gak paham hahahah. Tapi sebenernya diantara tulisan-tulisan awal yang panjang ini, alasan gue untuk menggambar Paru adalah karena pada salah satu photo shoot dia memakai merchandise tshirt salah satu band pionir hardcore/punk jaman-jaman awal dan juga staraight edge movement (namun di wikipedia mereka ditulis sebagai band straight edge punk rock) , 7SECONDS.

http://www.logsoku.com/r/akb/1373863980/


Awalnya gue pake style tracing yang seperti biasa gue pake, tapi ternyata hasilnya gak memuaskan. Pada akhirnya gue sedikit bermain dengan fitur Stamp pada Photoshop, yang cukup memuaskan gue hohohoho.

Enjoy your weekend!

Sabtu, 28 Juni 2014

[Review Awam] Thirteen - Klimaks (ft Fajar Ibel)

Thirteen adalah sebuah band Electro-Post-Hardcore/Screamo berasal dari Jakarta. Penuh kenangan kalo nulis tentang Thirteen, apalagi nyemplungnya gue di dunia underground music movement gegara lihat perform mereka di Radio Show:



Setelah itu gue sempet pasang foto personilnya sebagai header di Facebook, dan langsung jatuh cinta sama musik mereka. Apalagi sejarah mereka panjang sekali di lingkungan skena musik Jakarta, menurut gue semua anak-anak di skena mungkin hormat sama mereka (tapi entah di jaman hardcore/punk sekarang hahaha).




Setelah album pertama mereka keluar, udah terjadi pergantian personil. Lalu setelah album kedua, Epidemic rilis tahun 2011 jarak 3 tahun kemudian (tepatnya tahun 2014) growl vocal mereka, Raynard memutuskan keluar. Lalu baru-baru ini basist dan drummer mereka, Jodi dan Akbar/Radit memutuskan keluar juga. Sedikit kecewa sih, tapi hidup terus harus moving on kan. Lagian Thirteen itu adalah satu dari sekian band yang hidup di jaringan skena musik underground/indie movement Jakarta, jadi meski gak bermain bersama Thirteen lagi, dalam hati mereka tetap dukung karena mereka masih berada satu lingkungan, satu roots, satu akar, apalagi Akbar termasuk salah satu pendiri Thirteen.

Oke kelamaan basa-basinya hahahaha.


Klimaks adalah single Thirteen untuk pemanasan sebelum Undead, judul EP mereka rilis secara resmi. Intronya ada manipulasi suara sedikit (yang familiar)  namun ketika vokal sudah masuk langsung mengingatkan gue pada lagu BMTH - Fuck namun tanpa melodic. Gue kira Thirteen bakal ganti genre Metalcore, namun pada part lagu selanjutnya langsung menyadarkan gue bahwa mereka masih Thirteen yang mengeluarkan album Epidemic, lalu part selanjutnya sedikit ada melodic tetapi masih dengan ketukan yang sering terdengar di album Epidemic. Dua part ini mengingatkan gue pada lagu Hip Your Hop di Epidemic namun tanpa melodi dari synth. Lalu kemudian sahutan rap dengan ketukan nu metal/hip rock. Lalu di lanjut dengan part clean vokal yang kali ini dengan tempo yang lebih santai. Memang pada perpindahan part rap ke clean vokal menurut gue rada sedikit miss, tapi selanjutnya dibayar lunas dengan raungan distorsi dan growl vokal yang cukup membawa suasana. Keren. Lalu ditutup dengan breakdown dengan nada-nada synth yang mengiringinya.

Overall menurut gue ini Thirteen yang sama, namun tanpa growl vokal Raynard yang garang itu dan tanpa clean vokal Jodi, mungkin karena masih ada Eponk dan Bondry yang mengisi departemen gitar dan synthezizer. Tapi vokal clean dan growl yang ini juga (gue gak tau siapa hahaha) keren juga kok, seperti rasa baru dari Thirteen. Mungkin intronya sendiri yang lebih metal sih menurut gue. Dan Thirteen selalu mix and match musik dengan genre lain, dan memasukkan rap di dalam lagu mereka itulah bukti mereka masih mempertahankan ciri Thirteen yang kita kenal selama ini.


Panjang umur, Thirteen!

Selasa, 17 Juni 2014

[Review Awam] Just For Today - Gold, Glory And Gospel (2013)





Karena seorang cewek, jadi dengerin lagi band-band metalcore. Langsung teringat ada temen yang pengen kita ngereview album mereka, sebuah band dari skena musik keras Jombang bernama Just For Today.





Band ini cukup punya nama di skena Jombang meskipun baru didirikan sekitar tahun 2011 (menurut situs reverbnation mereka). Sempat gue nulis tentang event launching album mereka setahun yang lalu, dan sedikit gue review album mereka di postingan itu. Karena gue emang anak baru di skena, jadi ya mohon maklum kalo reviewnya awam banget hehehe. Apalagi metalcore yang gue tau cuma segelintir, itupun sebagian besar generasi-generasi nya BMTH, dan teman-temannya x)

Awalnya gue kaget-sekagetnya ketika genre mereka dirubah, dari awal yang gue kenal mereka bergenre  Deathronic (bener kan deathronic?) menjadi Metalcore. Yak, kekagetan itu terjadi setelah mereka menggratiskan single mereka, The Unseen Hands. Dan temen-temen gue yang lain yang kenal sama JFT dengan Superman Is My Hero juga mengatakan hal yang sama.

Pada saat awal melihat album mereka di genggaman, menurut gue dari awal konsep mereka sudah jelas, menurut gue mereka memakai mitos-mitos Masonic sebagai konsep utamanya. Mulai dari judul lagu macam For All People Who Called One Eye (Teruntuk semua orang yang disebut mata satu) dan The Unseen Hands (tangan yang tak terlihat), (mungkin) lirik lagu, judul album, desain packaging albumnya.

Hal yang memorable dari track pertama Gold, Glory and Gospel, Tortured (Tersiksa) adalah breakdown yang "gak seperti biasanya"  hahahaha menurut gue itu jenius sekali! Diawali dengan suara harmoni piano yang minimalis tapi dramatis (mengingatkan gue sama backsound nya game Yugi-oh di Playstation yang dulu cukup fenomenal di masa SD gue hahaha yang sama-sama memakai tema masonic). Ada part dimana masih ada unsur synth keyboard yang menurut gue bener-bener ciri khas dari JFT (Just For Today) yang bener-bener enjoyable banget dengerinnya.

Track kedua, For All People Who Called One Eye (Untuk Semua Orang Yang Dipanggil Satu Mata--google translate). Pernah lihat lagu ini dibawakan pada sebuah gigs--kalo gak salah Battle Party #1. Masih berada akar yang sama dengan track awal namun lebih banyak breakdown yang lebih metal di lagu ini (menurut kamus orang awam hahaha). Ditambah porsi synth yang lebih banyak, dan ada part harmoni piano yang dramatis lagi disambung dengan rythym gitar dengan keras. Mungkin gegara lagu ini, sampai ada temen gue yang bilang genre mereka jadi Gothic metal. Kalo gotik-goyang itik mah tampil di tivi bro hahahai.

Victim (Korban) berada di track ketiga. Mungkin hal yang memorable adalah harmoni dari piano, breakdown dan growl yang bener-bener pas yang bener-bener membangkitkan semangat untuk berpogo. Kalo saja kamar gue segede lapangan mungkin udah moshing gue hahaha. Kemudian ada part dimana ada pembacaan sebuah rangkaian kata-kata dalam bahasa Inggris (gue sih nyebutnya puisi hahaha) diiringi dengan melodi gitar dan harmoni dari piano. Vokal serak-serak (?) dan growl yang bersahut-sahutan, bener-bener asoy. Dan diakhiri dengan

Librarim menjadi track keempat yang menemani kita bermosh-ria. Diawali dengan melodi gitar berdistorsi yang bersahutan dengan dobel pedal, metal sekali. Di track inilah gue menyadari ada unsur metal di album ini (dari tadi kemana aja vroh x). Namun menurut gue, formulanya hampir gak ada perbedaan dengan track-track sebelumnya.

Mungkin The Unseen Hand adalah lagu yang paling nempel di otak gue. Ada beberapa part yang gue suka. Pertama, ketika di awal vokal growlnya masuk ke lagu. Kedua, suara synthesizer nya masuk dan disambung dengan growl kemudian disambung dengan melodi gitar yang bersahutan dengan vokal serak-serak (?) dan begitu kerennya ketika suara pianonya memakai skill kecepatan dengan harmoni seperti itu bersahutan dengan distorsi gitar.



Breath of Ruins menjadi penutup mini album temen-temen kita. Intronya bener-bener keren bro! Dan nilai sendiri di official lyric video mereka!


Kesimpulannya, kalo kalian yang kenal JFT dari lagu-lagu mereka sebelum ini pasti juga bakalan kaget. Tapi menurut gue mereka juga gak meninggalkan akar musik mereka yang dahulu, masih dengan synth, full distorsi, double pedal, breakdown dan growl. Cuma bedanya ada sound melodi gitar dan sound piano yang cukup banyak porsinya, mereka gak pake scream dengan nada tinggi lagi (begitulah gue menyebut scream nya deatchcore hahaha).

Lalu bagi kalian yang penasaran dengan konsep mereka coba aja cari soundtrack-soundtrack game persian macam Assasin's Creed atau game mitologi Yunani macam God Of War. Atau tonton kembali film-film kolosal mitologi macam 300, Gladiator, dll. Menurut gue sih konsep musik JFT kurang lebih mirip dengan soundtrack-soundtrack tersebut, cuma lebih dark aja sih mereka. Maaf sotoy x)

Tapi bagi kalian yang mencoba search google dengan keyword masonic music, mungkin bakal menemukan nama Mozart. Dan setelah gue cek di youtube, ternyata musik nya Mozart jauh dari yang gue cari hahaha. Lebih klasik ternyata.

Dan bagi kalian yang mau order CD mereka bolehlah menghubungi



Kemudian untuk musisi-musisi skena di era digital ini gue mau share satu link artikel dari Robin, gitarisnya Puppen:

Sejarah Unresolved

Semoga bermanfaat :D

Sekian review awam kali ini. Orang awam jadi review nya pun awam. Saking awamnya butuh dua malam buat nulisnya hihihi :p

Kamis, 05 Juni 2014

[Behind The Scene] Jokowi vs Prabowo

Hai, pembaca blog gue yang tercinta yang tak dapat terdeteksi, atau lo emang robot hahaha bercanda. Kali ini gue mau sharing tentang artwork yang kemarin gue posting di Instagram.


Sedang hangat-hangatnya pemilu pilpres untuk memutuskan masa depan bangsa ini. Mau diteruskan atau adanya perubahan. 2 kandidat bersaing kuat, kalau dilihat track record partainya. Kedua kubu ini adalah oposisi di masa pemerintahan kedua presiden SBY. Jadi gue sangat suka bilang pemilu tahun ini adalah kemenangan oposisi--yah meskipun akhirnya perpecahan jadi dua.
Dalam postingan gue di Instagram gue menyebut orang-orang Orde Baru di belakang kedua kandidat tersebut. Jadi kali ini gue akan jabarkan 1 poin mengapa gue gak suka sama orang Orde baru.

Mereka Gak Peduli Keadaan Bangsa Ini

Soeharto memang sudah mati. Sebenernya meskipun orang-orang ini baik hati dan memperjuangkan keadaan orang banyak di jaman Orde Baru, mereka akan takut sama satu orang ini. Jadi ketika mereka ditanya tentang pertanggung-jawabannya atas perbuatan di masa lalu mereka bakal mengkambinghitamkan Soeharto.
Memang kelihatan masuk akal, gue pun setuju tapi gue dengar orang-orang ini ada yang memanfaatkan kedudukan mereka dengan menjilat Soeharto. Mulai dari bisnis keluarga sampai kekuatan politik. Dan itu terjadi sampai sekarang, siapa pun yang berkuasa. Bagi mereka apalah nasib bangsa Indonesia ini. Sehingga gue berpikir mempertanyakan, pejuang-pejuang reformasi belum tuntas perjuangannya tapi momentum mereka sudah lenyap.

Kapitalisme selalu menjadi debat yang tak berakhir. Kekuatan besar yang dihadapi benar-benar kuat, katanya. Tapi setelah bertahun-tahun berjuang merubah hidup kemiskinan namun tetap miskin, timbul pertanyaan apakah hidup dalam kemiskinan itu hal yang normal?