Minggu, 17 Maret 2013

Pergerakan Urban Culture di Tahun 2013


http://thegospelcoalition.org/blogs/tgc/2012/10/16/dear-moms-jesus-wants-you-to-run-2/


Pertama, boleh gue katakan kalo tahun 2013 adalah tahunnya Tulus? Hahahha :D

Gegara si Jeje nih, emang dia bener-bener early adapter -___-

So, what's it talking about? Gak jauh-jauh dari Tulus dan dunia Jazz Indonesia, urban culture yang gue amatin adalah tentang musik ya, meski gue sendiri bukan orang urban asli--cuma terobsesi dengan yang namanya urban ini hahahaha.

Kecenderungan tahun-tahun kemarin dengan booming-nya social media membuat beberapa seleb twit bermunculan, dan sedih gue mengatakan kalo 2013 bukan tahun mereka lagi, kecuali orang-orang semacam Raditya Dika. Entah magic apa yang membuat orang ini terus bersinar dari tahun ke tahun.

Kalo sering membaca blognya mas Siwo (yuswohady.com), yang Jazz abis itu mungkin pergerakan urban culture kita adalah dengan meningkatnya penggemar jazz tanah air yang ditandai dengan munculnya julukan bagi jejeef (bahasa Jeje buat Java Jazz Festival) sebagai festival Jazz terbesar di dunia yang menghasilkan pengunjung 100-200ribu dalam tiga hari. Ya mungkin bisa dicek lagi lah.

Menurut gue, Tulus juga fenomenalnya seperti Raisa (seperti yang pernah gue ceritakan di post-post yang paling banyak tag nya hahaha). Namun Raisa dan Tulus memulainya dengan jalur pergerakan indie, bedanya Raisa bener-bener berada di lingkungan major label, sedangkan Tulus KABARNYA dia ngindie dan bener-bener punya tim sendiri yang tega mem-brand-kan temennya sendiri yang bernama Tulus (atau emang strategi nya begitu hahaha).

Dia/mereka berasal dari Bandung, dimana di Bandung lebih kental pergerakan musik kerasnya. Gue juga belum tau banyak tentang Tulus. Mungkin Jeje bakal lebih banyak jelasin di Twitter seiring perkembangan popularitasnya Tulus :)

Lalu kemudian gue menangkap Japanese culture belum kehilangan taji-nya, ditandai dengan begitu fenomenalnya fans-fans JKT48 lalu kemarin ada SCANDAL, band rock n roll cewek yang kemarin sempet ke Jekardah. Mereka membawa pop culture baru dengan adanya light stick dan chant-ing. Kalo ditelusuri lebih lanjut, hallyu wave yang dibawa orang-orang K-POP juga punya light stick namun hal ini gak pernah diperhatikan mungkin ya, saking terhipnotisnya mereka sama kecantikan para boyband hahaha. Ah enggak juga, gue lihat konsernya Bigbang dan para fansnya membawa light stick yang bener-bener beda dari fans jeketi :)

Kalo bicara J-ROCK atau J-POP apalah itu, gak bisa dilepasin dari anime/manga dan sebagainya. Gue sendiri dengerin SCANDAL kayak dengerin soundtrack anime. Sumpah. Dan bicara Scandal, gue suka banget monsep mereka. Masing-masing punya peranan sendiri, style sendiri dan tiap lagu mereka pasti menonjolkan persatuan mereka, gak hanya melulu tentang vokal yang dibagi sama rata :)

Kemudian apalagi? Gue kayaknya udah menerangkan di post-post sebelumnya (atau belum ya x)), gue juga sempet komentar di post-nya mas Siwo bahwa pergerakan musik untuk anak muda gak cuma tentang Jazz, tapi musik keras (dan baru-baru ini gue tau kalo J-Rock belum kehabisan darah juga). Pergerakan musik keras di Indonesia berpusat di Bandung dan munculnya Petersaysdenim yang men-dewa-kan musik-musik keras membuat musik keras jadi fenomenal baru di tahun 2013.

Musik indie menjadi keren, dan bagi kota Jombang sendiri gue amatin--meski telat terlihat usaha yang bener-bener serius untuk membangun ekosistemnya dari anak-anak muda Jombang dan didukung jaringan pertemanan yang luas dan kuat terutama dari Kediri.

Lalu apalagi? Ada kesempatan, ada peluang untuk memajukan UKM. Itu yang gue suka hahaha. Gak ada yang bayangin kalo PSD itu awalnya cuma brand kecil yang ikut-ikutan brand-brand lainnya di Bandung, namun setelah ditempa begitu kuat, dia jadi brand besar yang mendarah daging sampai-sampai bajakannya sampai ada di Jombang hahaha. Hal pro-UKM inilah yang membuat gue serius untuk ORANGECAKE, dan juga gue sampaikan ke Mas Siwo. Karena perkembangan Jazz masa kini yang hedonis dan konsumtif menurut gue tidak diimbangi dengan produktif dan kreatifitas dari anak-anak muda bangsa ini.

Terakhir, dari pop-pop kultur yang berkembang itu terlahir juga kreatifitas-kreatifitas lain, progresi-progresi lain, kolaborasi-kolaborasi lain yang bener-bener asyik banget diamatin. Misalnya gue menangkap WPAP (Wedha's Pop Art--gegara si Gostaf, basisnya MYLMO lagi belajar WPAP jadi inget tentang ini) WPAP ini berkolaborasi dengan musik Jazz dengan penggarapan wajah-wajah artis-artis Jazz. Dan siapa tahu awal kolaborasi ini dari seseorang yang berdomisili di Nganjuk :D Jadi WPAP yang seni grafis dikolaborasikan dengan seni musik yang bernama Jazz :)

Oke cukup sekian kesotoyan gue, gue harap orang yang membaca ini lebih tahu dari gue biar tulisan gue ini gak menyesatkan hahaha. Dan juga mengoreksi pendapat-pendapat gue di atas, atau mungkin menambahkan pendapat-pendapat lain yang bakal asyik didiskusikan :)

Here Tulus - Sewindu. Enjoy!


Selasa, 12 Maret 2013

April! Imperialism Fluyt!: My Next Design's Project




Gue mendesain buat @ORANGECAKEc lagi--iya emang pada dasarnya itu clothing gue dan gue satu-satunya desainer di situ hahaha. Setelah re-branding Maret ini, next design juga gak jauh dari nasionalisme-dengan-simbol, gue kan membuat kapal! Kapal layar kaum imperialis jaman dahulu dengan Gold, Glory, Gospel-nya.

Karena Belanda yang penjajahannya paling lama di bangsa ini (350 tahun bok)--dan juga Orange Cake yang entah kenapa erat kaitannya dengan Belanda, mengilhami kata "Fluyt". Sebenernya gak sengaja sih nemu kata ini, pertama gue riset pake gugel dan akhirnya ketemu info kalo Belanda punya sebutan khusus untuk kapal layar mereka yang mengarungi lautan jaman dulu yaitu "Fluyt". Maka akhirnya gue menamakan desain ini dengan IMPERIALISM FLUYT

Twitter's name gue juga gue ganti dengan IMPERIALISM FLUYT.

Mungkin kalo yang follow gue di Twitter sempet baca twit gue yang menerangkan sedikit hal dari desain ini. Tujuan utama gue berasal dari kalimat Sang Guru,

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya"

JAS MERAH. Jangan lupakan sejarah. Jadi inget ini jargonnya Bung Karno juga (Marhaenisme, man), ini mengingatkan gue kalo gue belum riset tentang jas merah x)

Jaman waktu gue SD, gue dikasi informasi di buku-buku pelajaran kalo bangsa ini dijajah selama 350 tahun oleh Belanda. Semakin bertambah tahun kurikulum pendidikan juga semakin aneh dengan beberapa penghapusan pelajaran, lagipula pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia banyak dikritik oleh para akdemisi, ditambah jaman globalisasi yang membuat semakin mengikisnya identitas bangsa. Gue ragu kalo anak-anak SD sekarang masih diajarin tentang sejarah kita :D

"Waktu berganti, sejarah berulang"

Siapa ya, yang pertama kali punya quote kayak gini. Karena quote ini lah yang menurut gue (belum riset nih) mendasari JAS MERAH, mendasari desain gue (Imperialism Fluyt). Meskipun waktu telah lama berganti namun peristiwa yang sama terus terjadi. Aneh? Engga juga sih. Ini beberapa contoh.

Gue akhir-akhir ini men-download presentasi-presentasi orang Barat di TED.com (syukur banget nih ada yang ngasi translate bahasa Indonesia :D). Ada salah satu presentasi menarik tentang sejarah umat manusia, oke gue lupa siapa yang presentasi tapi pada intinya gue menangkap bahwa sejak jaman manusia hadir di Bumi gak ada yang nama Inovasi (oke gue inget presentasinya judulnya "Matt Ridley: Ketika ide-ide bercinta" itu bahasa Indonesainya x)), manusia semuanya hanya mengulang kembali.

Contoh yang paling berat adalah soal penjajahan ini. Dulu abadnya Christopher Columbus namanya adalah Imperialisme, penjajahan dengan modal kekuatan. Lalu di abad century dinamakan kapitalisme lalu di awal abad ke-21 dinamakan neo-liberalisme yang intinya semua sama aja, yaitu penghisapan manusia atas manusia :)

Jadi pada dasarnya gak ada yang baru dalam dunia ini. Ini semua dasar akalnya ya, apa Tuhan juga beranggapan yang sama di kitab suci? Ada yang mau ngecek? :)

Fluyt, kapal layar Belanda jaman dahulu adalah simbol imperialisme yang dibawa oleh pelaut-pelaut Belanda jaman dahulu. Begitulah benang merah antara "waktu berganti, sejarah berulang" - "jangan lupakan sejarah" - "imperialism fluyt dengan gambar kapal imperialisme" :)

Overall, sulit banget gambar kapal. Apalagi desainer kacangan jam terbang pemula macam gue :| yang gue butuhkan teknik-teknik lighting, shadow yang membuat kapal ini jadi "nyata". Masih mempelajari juga :|

Begitulah sedikit hal yang sementara ini bisa gue sampaikan ke kalian, Imperialism Fluyt resminya bakal keluar April. Mengenai kehidupan gue? Yah, lagi pdkt sama cewek meski pada akhirnya gue sadar gue gak serius banget buat membangun hubungan :| lalu kekecewaan gue melihat fakta bahwa ortu gue gak mendukung ORANGECAKE :| lalu keinginan besar untuk membuat sebuah gigs yang small tapi rutin :)

Sesuatu yang baru? Mungkin Scandal yang besok bakalan konser di Indonesia :)





Selasa, 05 Maret 2013

Pengen Bikin Music Event


thirteen crooz tour 2011
Seperti yang kita tau atau buat kamu yang baru baca ini, ORANGE CAKE menyasar kalangan musik, terutama musik indie. Mengapa musik? Pada dasarnya kita tidak hanya mendukung music, tapi juga photography dan graphic design. Namun untuk sekarang ini kita baru bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan komunitas musik. Anak muda Indonesia yang menjadi segmen kita juga gak bisa lepas dari musik.

Kalo bicara tentang musik, jelas kegiatan yang paling sering diadakan adalah pertunjukkan musik atau dengan nama lain konser, gigs, show, dsb. Nah dari itu gue (Jojoz) merasa kurang afdol jika Orange Cake yang mengaku menyasar kalangan musik tidak mengadakan sebuah pertunjukkan musik. Nah itu yang menjadi dasar pijakan dari kita untuk mengadakan sebuah event atas nama ORANGE CAKE Creative.

Tapi pertunjukkan musik sudah sering banyak dilakukan oleh clothing-clothing yang lain, namun kita, Orange Cake yang manruh Creative jelas harus beda dari yang lain. Maka dari itu memakai filosofi 'start small' kita mau konsep acaranya nanti pertunjukkan musik akustik. Diharapkan selain menunjukkan eksistensi dari sebuah clothing yang bernama Orange Cake kita juga ingin membuat challenge bagi band-band yang bermain di event kita untuk menunjukkan musik akustik yang kreatif, sehingga musik tidak melulu tentang distorsi gitar. Namun ini hanya permulaan, kita juga suka kok musik-musik yang berdoistorsi :D

--------------------------------

Demikian line gue tentang hal yang sangat gue pengenin lebih dari keinginan gue untuk membeli kamera DSLR. Hohoho.

Pertama, gue berpikir gigs bisa menjadi salah satu promo yang 'mengasyikkan'  dan 'cukup' dengan budget gue sendiri yang gak seberapa. Hohoho.

Kedua, selain menjadi promo yang bagus, gue sendiri juga gak punya toko offline yang bisa membantu penjualan gue, dan gue yakin music event bisa menjadi pengganti toko offline Orange Cake dengan pengunjung yang disuguhi pertunjukkan musik.

Ketiga, pertunjukkan musik atau gigs yang diadakan sebuah clothing memang hal biasa. Maka dari itu ini menantang gue untuk lebih kreatif dari pada yang lain.

Keempat, gigs menurut gue merupakan sebuah dukungan terhadap musik. Kalo melihat industri musik yang sekarat dimana pembajakan bener-bener masuk sebagai budaya Indonesia yang baru (meski sekarang benar-benar kelihatan perjuangan para pelaku musik untuk bangkit), dimana mereka mengandalkan gigs untuk menghasilkan pendapatan.

Konsep yang gue pikirkan adalah event-event musik seperti ini diadain setiap bulan (mungkin ke depannya bakal seminggu sekali hohoho). Karena 'start small' (ini filosofinya Yoris Sebastian di buku Creative Junkies meski gue belum baca bukunya) maka gue pengennya akustik. Tapi bukan berarti akustik ini gak butuh budget, gue hitung secara kasar minimal satu juta lah, itupun cuma dua peralatan.

Jadi nanti butuh sound amplifier dua buah kanan dan kiri. Lalu satu set peralatan akustik band macam gitar, keyboard, bass dan drum (kalo drum akustik jaman sekarang pake drumbox tuh). Terus michrophone sekalian stand mic-nya yang gak cuma butuh satu doang :D

Mengenai tempat, sebenernya gue ada sih cuma kalo dibikin event music harus minta ijin dulu wahahahaha. Tempat emang hal yang pasti ya, kalo ada tempat gratis gitu enak kali ya hahaha.

Dan... karena gue ngepostnya gak langsung 'single file' (ibarat bahasa para tukang download) jadi rada lupa juga gue mau bahas apa. Hahahah. Intinya postingan ini bercerita tentang pertunjukkan music buat promosi ORANGE CAKE, dan karena gigs macam gitu udah banyak kita harus tampil beda.
Sekian :)

Post script: penulisan ORANGE CAKE yang benar itu dengan huruf kapital sebenernya x)

Rabu, 13 Februari 2013

Sedikit Sejarah



Kembali lagi gue pengen ceritain tentang awal passion gue ke clothing. Kali ini gue pengennya nulis terus terang, tanpa ada sensor-sensor yang biasa gue terapin di post-post sebelumnya. Namun ini dari sisi gue, entah dari sisi yang lainnya heheh. Mudahan ini menjadi--mengutip kalimat DF, sebuah kotak yang akan gue buka kembali suatu saat. Awal nulis ini juga karena kesadaran gue meningkat setelah beberapa berdiskusi orang-orang expert entrepreneur di http://startupbisnis.com/forum join aja kalo mau mengetahui pemikiran-pemikiran entrepreneur yang baik gimana. Dan juga setelah membaca biografi Steve Jobs yang tebelnya kayak kamus Bahasa Inggris :D


Established 2011
Pada dasarnya pada tahun 2011 gue belum tau mau dibawa kemana clothing corporation ini, tapi gue bersikeras untuk memfaktakan bahwa Orange Cake sudah ada sejak 2011. Hahaha. Waktu itu gue masih SMA dan penuh dengan kelabilan, berada di pelosok terpencil dari hingar bingar kota Jombang di Ploso. Yang gue tau saat itu adalah dimana gue yakin akan menamakan clothing ini dengan "ORANGE CAKE".

Berawal dari kepanitiaan event musik yang ambisius, egois dan memaksakan dari gue di tahun 2010. Disitulah pengalaman pertama gue berkecimpung dalam hal membuat sebuah kaos siap pakai. Dan itu hancur lebur dengan kualitas kaos yang bener-bener tidak bersahabat. Hingga gue tahan kaos itu dan akhirnya memberikannya ke Opshid Malang Kota untuk dipakai sebagai seragam kuli saat Tasyakuran Sumpah Pemuda tahun 2012 kemarin. Hahaha.

Nama Orange Cake sendiri adalah hasil dari hubungan yang gue jalin dengan DF selama hampir setahun sejak 2010 kalo gak salah. Waktu itu gue paling inget dia selalu membuat gue penasaran hingga suatu hari ibunya membeli sebuah kue dan DF menceritakan kelezatannya hingga membuat rasa penasaran gue memuncak dan sampe sekarang gue aja masih penasaran gimana rasanya menggigit sepenggal kue yang namanya Orange Cake itu. Gue pernah berusaha pesen Orange Cake ke Cak Syafik dimana orang itu pernah ngomong kalo bisa bikin kue, meski itu adalah position adiknya tapi juga belum tau. Belakangan gue tau kalo dia/adiknya juga pernah bikin kue sweet seventeen buat DF. Hahaha. Warnanya biru kalo gue gak lupa.

Faktor lain yang gue yakinin menentukan penentuan nama Orange Cake adalah kata 'Orange' dalam Orange Cake adalah warna favorit gue ketika masih kecil. Gue berpendapat nama Orange Cake sendiri berarti gak jauh-jauh dari kehidupan gue sendiri.

10 OKTOBER 2011
Sebelum 10 Oktober, kalo gak salah gue sudah bikin akun page di Facebook dengan nama Orange Cake Shop. Tapi akun itu terbengkalai lama. Dan gue pakai kembali pada akhir 2011 dan awal tahun 2012 terbengkalai lagi. Hahaha.

10 Oktober adalah ulang tahun gue. Dimana gue lagi sibuk-sibuknya menjadi sekretaris sebuah event besar bertajuk, "Tasyakuran Sumpah Pemuda 2011". Gue paling inget waktu itu pagi-pagi dan sekretariat masih sepi sekali. DF sms gue duluan--suatu hal yang jarang sekali dia lakukan sejak gue lulus SMA ("Sms duluan" lainnya adalah ketika dia tanya tentang jurusan kuliah gue) dan bertanya tentang posisi gue saat itu.

Dia mengajak seorang temennya, Riri untuk mendatangi gue. Lalu dia memberikan sebuah benda kecil dari bahan flanel (yeah dia emang punya keahlian umum dari seorang cewek, bikin prakarya dari flanel) berwarna Jingga yang tampak antara sepotong semangka dan sebuah kue. Namun gue langsung tau itu adalah Orange Cake yang sering dia ceritakan. Benda kecil itu adalah hadiah ulang tahun gue dari dia. So sweet ya? Tapi perih hahaha. Belakangan gue tau kalo benda itu adalah hasil prakaryanya untuk sebuah tugas yang gak tau harus diapain setelahnya.

Waktu itu prosesnya gue inget setelah dia memberikan benda kecil itu, dia langsung keluar tanpa memberikan penjelasan lalu memutari lantai 2 gedung Ikhwan. Gue tau DF emang orangnya seperti itu jadi bagi gue gak masalah, tapi belakangan gue sadari kalo sifat alami cewek emang seperti itu hahaha. Jadi yang nemenin gue ngomong cuma si Riri yang bertanya-tanya tentang sekretariat panitia. DF memberikannya pun seperti bilang, "Aku pengen kamu nerima ini dan jangan protes!" jadi ketika gue tanya kegunaannya apa, dia hampir gak pernah menjawabnya dengan jelas.

Jadi pada waktu orang bertanya dan kelihatannya menginginkan sebuah jawaban singkat tentang arti dari Orange Cake atau kenapa gue menamakan clothing ini dengan nama Orange Cake gue selalu menjawab kalo Orange Cake itu adalah hadiah ulang tahun gue dari seseorang.

Perih emang mendapati hubungan gue dengan DF kandas. Apalagi nama Orange Cake memang berasal dari hubungan gue dengan dia dan gue setiap hari selalu memikirkan hal baru apa yang gue lakukan untuk Orange Cake. Hubungan gue dengan dia juga seperti ditakdirkan untuk tidak kembali seperti semula--karena dulu awalnya semua temen baik gue mengenal baik DF dan DF dianggap pula sebagai bagian dari keluarga itu. Kemudian gue menderita penyakit 'susah move on' dan ketika kita bertemu langsung selalu saja membuat gue frustasi. Gue tau dia bukan berniat seperti itu, mungkin dari guenya sendiri yang terlalu berlebihan. Gue depresi banget sampe gue rasanya ingin amnesia aja, kayak lagunya Rocket Rockers yang itu...

Nasib benda kecil oranye itu sekarang? Kalo gue gak salah saat jaman gue dan DF komunikasinya putus nyambung, kita berdua dipertemukan kembali saat gue menggarap desain buletin sekolahnya dia bersama Koyum, teman gue yang satu redaksi dengan DF. Awalnya dia gak datang, tapi pas revisi kedua dia datang. Mau gak mau kita terlibat komunikasi di situ, gue ketemu dia selalu mengawali topik dengan film. Karena gue pake lepinya Koium untuk menggarap desain, maka tiba-tiba DF memakai Irene Adler, lepi gue. Gue kaget plus khawatir dong, yang awalnya dia cuma lihat film list punya gue lalu beranjak lihat foto-foto gue, dan akhirnya ketemu foto benda kecil oranye itu, lalu dia menanyakan benda itu. Gue jawab masih ada, tapi pikiran gue waktu itu, oh yeah dia ada di dalam kardus yang jarang gue buka lagi. Hahahha. Tapi ketika menulis ini, gue tau itu benda bersejarah banget buat clothing ini dan harus disimpan dengan baik dan benar :)


Hayley's Shirt
Tanggal 15 dan 17 Agustus 2011. Waktu itu Paramore konser di Indonesia untuk pertama kalinya. Waktu di Bali, Hayley memakai sebuah kaos kuning yang dia coret sendiri dengan sebuah persegi panjang dengan tiga lubang persegi panjang berdiri. Dan Aha! Gue harus bikin replikanya! Keinginan itu juga berawal dari kaos-kaos replika yang sama tapi menurut gue tidak ada yang persis yang dipakai dengan Hayley. Lalu gue bertekad membuat kaos yang sama dengan yang dipakai oleh Hayley di Bali dan dijual di Orange Cake Shop.

Maka dari itu gue mengajak 2 temen gue waktu itu, Rio dan Kesi. 2 orang yang bisa menerima pikiran liberal dan ambisius gue. Hahaha. Dari situ kita bertiga mendapatkan kata setuju untuk masing-masing mengeluarkan tabungan untuk kaos ini, lalu pergi ke Surabaya untuk mencari bahan kaos. Tanpa petunjuk dan modal nekat lalu berdasarkan pengalaman gue yang pernah naik kereta ekonomi akhirnya kita muter-muter dari Pasar Kapasan, Pasar Atom lalu ke Pasar Grosir Surabaya. Di PSG kita menemukan kaosnya, namun menurut gue warnanya tidak cocok. Tapi pada akhirnya kita memakai kaos itu namun pembelinya ternyata tidak ada. Hingga akhirnya kaos itu gue jual rugi ke temen-temen gue. Pernah gue ceritakan alasannya di postingan yang paling dahulu hahaha.

Jadi waktu itu kualitasnya masih rata-rata---belakangan gue tau kaos itu berjenis katun kardet. Lalu ukurannya masih kecil banget, karena memang kaos buat anak-anak. Jadi salah langkah deh. Hahaha. Rio minta kaosnya sebagai ganti rugi, namun Kesi gak pernah menanyakannya lagi--mungkin karena dia sibuk dengan dunia fotografi sama kuliah perhotelannya.

Kaos Hari Musik THGB 1433 H
Event musik yang gue sebut paling atas adalah Hari Musik THGB yang saat itu diadakan di tahun 1432 H. Lalu di tahun berikutnya gue bertemu lagi dengan inisiatornya, Pak Munif. Dari situ beliau ingin event ini dilanjutkan, namun secara tidak langsung. Akhirnya gue melangkah duluan dengan membuat kaos lagi. Pada awalnya gue juga sudah membeli kaos untuk persiapan seperti ini dari Surabaya namun kualitasnya tidak cocok namun masih nyaman untuk dipakai.

Gue berkoar-koar di depan Pensi, memberi hadiah kaos untuk meminta dukungan. Namun pada akhirnya gue kena marah dan akhirnya gue gak terlalu berani menjual kaos itu padahal gue sudah bikin banyak. Akhirnya kaos itu dibeli temen-temen gue sendiri. Untuk cerita lengkapnya mungkin bisa dibaca di postingan gue yang dulu hahhaha.

Masalah kaos memang tidak gue permasalahkan, namun yang gue sesalkan adalah tidak diadakannya event Hari Musik. Itu bener-bener mengartikan bahwa perjuangan gue merintis Hari Musik bener-bener tidak ada bekasnya sama sekali :(

Untuk kaosnya sendiri ada dua edisi. Edisi pertama berwarna putih gue gak permasalahkan karena tepat banget desain, warnanya, serta ukurannya. Untuk edisi kedua, gue merasa ditipu. Kaosnya dibilang berjenis katun kombet 30 s--belakangan gue tau itu katun kardet. Ukurannya pun mengecewakan karena tidak mengutamakan panjang tapi mengutamakan lebar kaos.

Bertemu Dengan Mas Syafik
Gue tau orang ini sejak dulu namun gue mendapati keberadaannya saat dia ikut jadi peserta event Hari Musik yang gue jadi ketua panitia di situ. Temen gue, Fafa yang dekat dengan orang itu pun mempertemukan kita berdua. Dari berbagai macam obrolan pada akhirnya proyek kaos yang kita jalankan tidak ada eksekusi sama sekali. Fafa yang juga punya tanggung jawab yang lebih penting lalu Mas Syafik yang punya pasar tidak bisa tanpa Fafa.

Menurut gue masalah medasar adalah Mas Safik tidak pernah mau menjual Orange Cake. Dia sebenernya cuma butuh desainer yang bisa mengalirkan kreatifitas kata-katanya. Jadi menurut hemat gue, gue cuma nyari desainer untuk melanjutkan proyek ini.

Namun meski proyek kita belum berlanjut, gue berterimakasih sekali dengan mereka berdua ini yang meyakinkan passion gue di bidang clothing. Membuka mata gue tentang pasar Fotografer yang ternyata orang-orang berduit smua hahaha. Lalu tentang masalah rohani dan studi gue yang juga diberi pencerahan sama orang ini :)

Apalgi saat itu gue tenggelam dalam dunia ketidak move on nan, ditambah menerima kenyataan DF udah punya tambatan hati yang baru, gue juga mencoba mencari juga orang-orang yang mengerti tentang clothing di Jombang, gue juga waktu itu lagi ngrintis komunitas Shuffle di Jombang.

Bertemu Mylmo
Saat gue merintis komunitas Shuffle di kuartal ketiga tahun 2012--yang akhirnya kandas di akhir 2012, gue bertemu dengan sebuah band indie ini. Sebenernya bukan band ini aja sih, lebih tepatnya anak-anak SMA Grida Jombang angkatan 2010 yang saat itu udah kelas 12.

Masalah per-indie-an ini emang bukan hal baru bagi gue, karena dulu salah seorang temen gue yang kerja di Surabaya, Mawan mengenalkan dunia ini ke gue. Dia juga bercita-cita membangun sebuah distro di Ploso, namun entah dia masih labil atau gimana dia belum bisa mewujudkannya. Dia juga sering bantu-bantu gue tentang info-info terkini dunia indie. Dari Mylmo, gue mengetahui sebuah komunitas lagi yang cukup besar di Jombang bernama GM Manajemen. Akhirnya gue memutuskan untuk fokus di sini, belajar di sini tentang dunia clothing yang bersinergi dengan komunitas musik. Saat itu gue udah membaca artikel ini http://startupbisnis.com/tag/febby-lorentz/ lalu waktu itu gue juga mengikuti perkembangan Petersaysdenim yang mensupport banget musik-musik Hardcore.

Kembali lagi, sekarang gue dipercaya untuk membuat merchandise-nya Mylmo (singkatan dari My Little Monster). Namun karena  gue bekerja sama dengan anak-anak yang emosinya belum terkendali jadi gue juga ketar-ketir sendiri. Hahaha. Gue juga sebenernya pengen lebih masuk ke dalam GM Manajemen utnuk belajar kehidupan clothing dan musik indie itu seperti apa.

Namun studi dan lingkungan gue belum tentu mendukung semua itu. Jadi gue harus pintar-pintar membagi waktu dan tanggung jawab di antara keduanya. Mudahan lancar aja. Amin.


Schitzo Dan Inspirasinya
Jujur, konsep desain Orange Cake berasal dari Schitzo punyanya Raka Cyril. Lebih tepatnya seperti katalog mereka di Desember 2012 yang retro abiss, meskipun gue sudah ngeluarin produk saat itu yang konsep desainnya juga retro. Gue terobsesi sama Schitzo sejak mereka mengeluarkan logo barunya--kemudian dilanjut dengan katalog Schitzo Animalia--yang menurut gue gagal di pasaran. Saat itu gue berpikir bahwa konsep yang dibawa oleh Schitzo adalah Medieval, tapi ternyata namanya adalah Retro. Hahaha.

Tapi thanks buat Raka, dia yang menginspirasi awal gue untuk dibawa kemana Orange Cake, yang memutuskan gue untuk menjadikan Orange Cake sebuah brand. Dan PSD yang membuka mata gue, bahwa merek dari negeri antah berantah bisa bersaing di luar negeri. Haha!

Perubahan Nama?
Gue juga inget ada yang kurang setuju dengan nama Orange Cake. Itu terjadi baru-baru ini juga. Ada dua orang, yang pertama adalah Adit--vokalisnya Mylmo yang berkata bahwa nama Orange Cake itu kurang sangar katanya. Hahaha. Lalu Dianzara yang gue minta saran kritiknya juga ngomong kalo Orange Cake itu bukan nama yang cocok buat anak muda--ditambah dia juga maklum karena gue pernah punya sejarah dengan nama ini yang membuat gue kaget.

Petersaysdenim juga nama kedua dari brand punya Peter. Namun gue lebih tertarik dengan pemilik brand Woles bernama Agitya yang ternyata punya brand lagi sebelum Woles bernama Yeah Right yang kedua-duanya jalan! Mungkin suatu saat gue bakal bikin brand baru yang lebih sangar dan anak muda banget. Hahaha!

Konsep Ke Depan.
Akhir-akhir ini gue berpikir tentang konsep pesan apa yang mau disampaikan dari sebuah desain kaos. Kemarin saat Adit gak setuju dengan nama brand Orange Cake, ada obrolan singkat dari personil band Diamond--apa gitu yang termasuk jajaran GM Manajemen. Ada dua hal yang gue tangkep.

Pertama, adanya praktik membeli sebuah artwork dari orang lain yang kemudian dijadikan kaos. Kedua, konsep yang dibawa clothing-clothing itu ada banyak macemnya tapi yang paling umum adalah soal propaganda, sex drug and alcohol. Setelah itu gue berpikir keras tentang itu dan akhirnya menemukan lagi konsep clothing yang memberi pesan tentang New World Order! Hahaha gila banget.

Dari situ gue berpikir pesan apa yang mau disampaikan kepada orang-orang indie dari Orange Cake. Gue sendiri juga punya konsep tentang Oranje Eiland yang punya cerita-cerita kepahlawanan, tapi gue memutuskan untuk tidak menulis lagi. Juga sulit banget mencari penulis fantasi yang cocok.

Lalu tadi pagi terbersitlah keinginan untuk menanamkan Nasionalisme. Lingkungan gue di Ploso mengajarkan  dan menyebarkan tentang Nasionalisme, dosen gue sendiri ngomong kalo tren ke depannya Nasionalisme bakal diminati sejak perselisihan negara kita dengan Malaysia. Jadi gue berpikir untuk menanamkan Nasionalisme dengan cara Orange Cake!

Untuk detilnya mungkin gue jelaskan kapan-kapan deh, atau lo ikutin aja lewat facebook di http://fb.me/orangecake.creative atau twitter @ORANGECAKEc :)

Jumat, 01 Februari 2013

Hambatan Bisnis Online



Jadi ini udah lama banget. Suatu ketika @the_marketeers bertanya kepada Tweeps, "Apa sih hambatan saat bisnis online?" dengan tagar #MorningMovement. Maka jawaban pun bermunculan, dan saat itu gue langsung kepikiran untuk mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah blogpost. Cukup lama untuk membuat gue inget dan langsung take action hihihi. Here we go.

"Hambatan bisnis online terbatasnya ruang utk ekspansi & mmperluas pangsa pasar yg ada #MorningMovement" @martinsianipar

"#MorningMovement pembeli kurang convinced of the products we sell, krn mreka ga bs touch and feel." @mayphero

"Membuat orang aware dg product dan memberi alasan yg kuat knp mereka hrs pakai product atau services kita #MorningMovement" @hermanto_oks

"Yangg sering jadi hambatan dalam bisnis online kami adl mengkomunikasikan ukuran kaos kami #MorningMovement" @kaos_kutubuku

"ekspedisinya @the_marketeers #MorningMovement." @citraandini

"@the_marketeers pengiriman barang. Seringkali gak bisa intervensi ke jasa pengirimannya kalo telat." @aliasjojoz

Sedikit ya jawabannya? Mungkin karena pagi banget tanyanya.

Kesimpulannya adalah ini merupakan langkah yang hebat. You know, kalo lo kayak gue yang hampir tiap hari gak pernah lepas dari artikelnya @StartupBisnis (akhir-akhir ini sih), sebenernya orang-orang bisnis yang berpengalaman di Amrik bisnis mereka selalu didasari dengan mencari solusi untuk masalah-masalah yang di sekitar!

Contohnya? Banyak sih. Hadirnya Amazon sebagai toko buku yang gak punya ruko. Bonobos yang berawal dari permasalahan mencari celana yang pas. Dropbox yang berawal dari permasalahan tidak bisa mengakses data tanpa alat penyimpan data. Brand-brand clothing di Bandung yang sukses melihat masalah dari anak-anak band yg butuh pakaiannya keren. Macbeth yang berawal dari seorang drummer yang tidak cocok dengan sepatu-sepatu yang di jual di pasaran. Apple yang melihat masalah bahwa komputer hanya di pakai oleh perusahaan. Hootsuite yang berawal dari masalah banyaknya social media yang perlu di urus. Kaskus yang berawal dari masalah tidak adanya sebuah portal untuk orang-orang Indonesia yang berada di luar negri mendapatkan berita-berita dari negrinya.

So, maukah kamu menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan bisnis online. That's The Question Of Life :D