di sebelah saya ada keluarga bule, bokapnya lg cerita sejarah agama dan knp manusia bikin agama., anak-anaknya masih usia SMP.. sweet! :)
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
actually si bokap jelasin krn ditanya anaknya ttg kenapa semua agama nge klaim dirinya yang paling benar.. canggih, SMP udah mikir begitu.
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
the amount of education dari obrolan keluarga santai di coffee shop ini jauh lebih tinggi daripada 3 tahun di SMP manapun di Indo.. :D
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
"I wannabe a Hindu!" kata anak yang satu, "Can I make my own religion?" tanya anak yg satunya lagi.. "Sure!" jawab bokapnya sante. :D
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
"You can actually try them all if you want, they're basically flavors of life, like ice cream!" kata nyokapnya lebih sante lagi.. :)
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
"Exactly, so when one claims that his ice cream is the real true ice cream.. it's a bit funny, don't you think?" sambung bokapnya..
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
yang keren bukan jawaban orangtuanya, tapi pertanyaan anaknya..
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
karena saya selalu menilai kecerdasan orang dari bagaimana dia bertanya, bukan dari seberapa banyak dia punya jawaban..
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
pertanyaan adalah sumber pengetahuan, jawaban adalah sumber kenyamanan (dan kedunguan, kemalasan, kemasabodoan, kesombongan, dst)..
— ✌ Lex dePraxis ✌ (@lexdepraxis) January 31, 2014
Gue paling inget tweet Lex de Praxis, seorang akademisi cinta tentang percakapan sebuah keluarga bule. Hati gue serasa bilang, "Whaaattt?" "Serius?" "Ciyus?"
Kemudian di tulisan Lex lainnya ketika doi mempelajari salah satu idol group terbesar di Indonesia, ada tanda-tanda bahwa doi menafsirkan JKT48 seperti agama. Dari situ gue berpikir panjang dan menemukan titik temu yang mungkin masih plot-hole disana-sini. Apakah mungkin seorang manusia mampu menciptakan agamanya sendiri? Dan agamanya itu bisa cocok dengan orang lain?
Gue sendiri besar di agama Islam, bahkan studi gue sekarang lebih menekankan pola kritis untuk menafsirkan sebuah kitab filsafat yang dahsyat, sebuah kumpulan firman dari kekuataan dan kekuasaan misterius yang bernama Al-Qur'an.
Seringkali gue mendapat indoktrinasi bahwa memang tak ada manusia yang sanggup membuat sebuah kitab yang lengkap seperti Al-Qur'an. Dan memang ada ayat yang menyebutkan hal tersebut (karena gue gak hapal soal ayat demi ayat jadi gue belum bisa nyebut yang mana hehehe). Namun pada dasarnya di ayat yang lain juga tersirat bahwa manusia itu punya kemampuan untuk memiliki Tuhan lain.
Dalam ayat tersebut umat Islam dilarang untuk menyembah Tuhan selain Alloh. Gue menarik kesimpulan bahwa manusia punya kemampuan untuk bisa menuhankan benda, bisa menuhankan patung, bisa juga menuhankan uang, bisa menuhankan wanita, bisa menuhankan kekuasaan, dsb. Jadi ada sifat dasar manusia yang gampang menuhankan sesuatu.
Namun yang perlu digarisbawahi, meski tuhannya beda antara manusia satu dengan yang lain tapi gue pikir ada agama yang berkualitas dan ada yang tidak. Kemungkinan ada yang sadar bahwa agamanya kurang sempurna, kurang berkualitas dan sekarang dalam proses berusaha untuk meningkatkan kualitas agamanya dari sebelumnya. Ada juga yang memang sudah lengkap tuntunannya. Ada juga yang memang belum pernah berpikir sampai ke situ.
Al-Qur'an sendiri mengalami proses penyempurnaannya selama sekitar 22 tahun. Dan mayoritas ulama kelas kakap umat Islam menganggap bahwa Al-Qur'an merupakan tuntunan lengkap manusia untuk menjalani hidup. Soal tuntunan ini, banyak sekali tuntunan selain Al-Qur'an yang ribuan jumlahnya. Dengan tokoh-tokoh selain Muhammad.
Mengaku yang paling benar adalah kesalahan, itu memang sifat dasar manusia sih tapi sifat yang buruk. Jadi gue sendiri gerah dengan orang-orang yang menyindir, mencela, menghalang-halangi seseorang untuk berbeda. Ya emang sih sifat dasar manusia yang biasanya emang belum mengerti apa yang membedakan dengan dalam pikirannya sendiri.
Kembali lagi soal membuat agama sendiri. Gue sih iyain aja, soalnya emang udah sifat dasar manusia. Fithroh Menungso istilahnya kalo gue mah hahaha. Jadi bayangin aja JKT48 jadi agama. Oshi adalah tuhannya. Teater adalah tempat ibadahnya. Tapi gue belum nemu kitabnya apa hahaha.
Kalo misalnya Marxisme adalah agama. Nabinya Karl Marx, kitabnya buku-bukunya Marx. Lalu evolusi adalah agama. Nabinya Charles Darwin, kitabnya buku-bukunya Darwin. Hahaha. Kalo sekarang entah kenapa orang-orang banyak mengutip Friedrich Nietzsche, mungkin itu nabi baru :D
Gue sih bukan mempermasalahkan agama-agama yang bermacam-macam tapi bagi gue yang penting sekarang adalah kemajuan peradaban manusia. Kalo bisa bangsa Indonesia menghindari hal-hal yang membuat bangsa kita jalan di tempat, atau bahkan yang parah bisa memundurkan peradaban bangsa kita. Semoga saja. Amin.
ah, selamat bermain dengan pertanyaan, bro.. :)
BalasHapusLoh kok bisa nyasar ke sini Lex? Hahaha
Hapus