Senin, 08 Februari 2016

Simpati Untuk Dinda



Dinda. Kadang ada yang memanggilnya Indah. Tapi aku tak peduli.

Hari ini sepertinya kau tak seperti biasa. Senyummu lenyap ditelan mendung. Wajahmu berusaha kau sembunyikan. Aku tak tahu mengapa. Apakah aku melakukan hal yang salah? Lalu mengapa tiba-tiba sikapmu kian cepat berubah?

Dinda yang kutau selalu ceria. Ramah kepada setiap orang. Menawarkan selalu senyumnya yang begitu memikat. Bergerak bebas tanpa beban. Namun hari ini kau begitu beda. Ada apa sebenarnya?
Tersentak ku tersadar. Kabar-kabar bagai angin berhembus dan menusuk. Aku tahu ada apa. Aku tahu perasaanmu.

Bagaimana dirimu kelihatan belum siap dengan berhadapan dengan dunia nyata yang kejam. Bagaimana umurmu terlalu muda untuk menghadapi ini semua. Bagaimana orang terkasihimu mengeluh kesakitan di dekatmu setiap waktu. Aku tahu perasaan yang menyayat itu. Aku tak sanggup membayangkannya.
Mungkin jika Dinda mengenal Albert Camus lebih dulu mungkin akan tampak berbeda. Tapi Dinda yang kukagumi dari jauh bukanlah tokoh utama dari The Stranger. Dia adalah Dinda. Dinda yang hanya lewat dalam kehidupanku.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar