Senin, 09 November 2015

Bila Aku Dilupakan Setelah Mati (Catatan Kematian II)



Dalam film remaja The Fault in Our Stars[1], salah satu konflik internal para karakternya adalah bagaimana ia begitu takut dilupakan setelah ia mati. Kematian sudah pasti, namun penyakit kankerlah yang membuatnya terasa pasti. Ibarat ada sebuah sistem penghisapan, kita tak pernah merasakannya, namun di belahan lain ada orang yang merasakannya langsung dan menimbulkan reaksi. Namun film ini tak menghadirkan solusi yang mencerahkan menurut penulis, karena soal melupakan dan dilupakan itu dijawab dengan hal klise seperti orang-orang dan kerabat dekat saja yang mengingatnya. Atau mungkin para sineas, bahkan penulis novelnya hanya menggambarkan saja apa yang dirasakan dan reaksi orang-orang biasa[2] menghadapi kematian.

Dalam agama Islam, seorang manusia yang telah mati, eksistensinya dalam dunia materi hilang. Namun secara maknawi, ada manusia yang dinilai eksistensinya di atas bumi masih ada. Dalam hadits Nabi disebutkan bahwa orang-orang tersebut ada tiga golongan:

"Tatkala telah mati manusia itu, putus amalnya kecuali tidak putus dari 3 amal, shodaqoh yang mengalir pahalanya, atau ilmu yang dimanfaatkan dengan dia, atau anak yang sholeh dia mendoakan kepadanya."[3]

Tiga golongan yang penulis tafsirkan adalah:
1. Orang-orang yang mengeluarkan shodaqoh yang mengalir (selanjutnya akan disebut shodaqoh jariyyah).
2. Orang-orang yang mempunyai ilmu yang bermanfaat, diamalkan dan diajarkan.
3. Orang-orang yang melahirkan anak-anak yang sholeh, anak-anak yang bagus hatinya.

Manusia Yang Mengeluarkan Shodaqoh Jariyyah.
Shodaqoh jariyyah adalah ibarat salah satu kunci yang membuka pintu ketakutan kita akan dilupakan di dunia. Seakan-akan orang-orang yang mengeluarkan shodaqoh jariyyah ini tidak mati, ia seakan-akan hidup panjang, beramal terus di dunia. Menurut penulis, ia seakan-akan tak akan pernah dilupakan di dunia ini karena shodaqoh jariyyah itu. Lalu apa saja macamnya shodaqoh jariyyah itu?

Medan atau cakupan sedekah jariyyah dapat diperluas ke berbagai bidang selama masih bermanfaat bagi generasi mendatang. Dalam hal ini bidang keagamaan seperti membangun masjid, musholla. Bidang sosial seperti membangun lembaga yang melindungi orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim dan terlantarkan. Bidang pendidikan seperti membangun pesantren, sekolah, lembaga pendidikan. Bidang kesehatan seperti membangun rumah sakit, klinik kesehatan, pengobatan gratis, dll[4].

Dalam hal ini kontribusinya sangat nyata[5], manusia yang mengeluarkan shodaqoh jariyyah adalah manusia yang takkan pernah dilupakan di dunia ini. Tulisan selanjutnya akan menjelaskan golongan kedua dan ketiga.

[1] The Fault in Our Stars www.imdb.com/title/tt2582846/
[2] Biasa dalam kalimat ini, ia bukan orang yang terkenal.
[3] Kitab Jami'ush Shoghir, Abdur Rohman Jalaludin as-Suyuthi. Bab huruf Alif halaman 56.
[4] Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah? Bahtsul Masail, Maftukhan [2015]. Situs resmi Nahdlatul Ulama. http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,59-id,56977-lang,id-c,bahtsul+masail-t,Apa+Saja+yang+Digolongkan+Amal+Jariyah+-.phpx
[5] Lihat Catatan Kematian #1, Mochammad IH [2015]. http://orangeofcake.blogspot.com/2015/10/catatan-kematian-1-bila-aku-mati-muda_31.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar