sidang PPKI |
Inilah akibat kuliah dengan mata kuliah wawasan kebangsaan, lalu punya clothing line yang lagi branding dengan semangat nasionalisme. Kalo ini semacam tugas kuliah, bukan sih. Bahkan tugas kuliah gue membahas tentang alasan kenapa Pancasila cocok sebagai dasar negara NKRI.
Berawal dari pemikiran bahwa "nasionalisme bukan hanya tentang soekarno" dari film GIE (yang bener-bener menyoroti pemerintahan bobrok Orde Lama tentang gerakan Nasakom) gue mencari quote-quote dari founding father lainnya selain Soekarno.
Pencarian ini mau gak mau juga membuat gue membuka lembar-lembar sejarah yang kebanyakan berada pada detik-detik kemerdekaan bangsa Indonesia, pendirian NKRI, awal-awal Orde Lama (yang disebut zaman Revolusi) hingga Dekrit Presiden yang mengubah pandangan founding fathers ke Soekarno (gue masih bertanya2 kenapa Bung Karno sampai ngeluarin Dekrit, apa yang terjadi pada Konstituante pada waktu itu).
Zaman Revolusi Yang Kritis
Fakta yang gue baca, tokoh zaman Revolusi setelah bangsa Indonesia merdeka adalah para diplomat-diplomat muda founder negara ini. Nama yang paling beken adalah Sutan Syahrir. Jadi waktu itu Indonesia harus mencari dukungan dari luar negeri agar tak dicap sebagai orang-orang pemberontak dan agar Belanda tidak boleh menjejakkan kembali ke Indonesia.
Pada waktu itu Belanda membranding Indonesia sebagai "pihak pemberontak" orang barbar yang perlu ditumpas. Nah disitulah Sutan Syahrir berusaha membranding Indonesia sebagai pihak korban. Hal itu membawa Bung Syahrir ke sidang PBB dan bertarung dengan diplomat senior dari Belanda. Pukulan telak yang membuat PBB mendukung Indonesia adalah agresi militer Belanda.
Namun tragisnya Bung Syahrir dibunuh oleh bangsanya sendiri.
Dari cerita ini sendiri gue pun berpikir, apa motivasi para founding fathers ini mencari dukungan untuk bangsanya? Mengapa mereka niat sekali untuk membangun sebuah negara? Mengapa mereka tidak memikirkan diri mereka sendiri (yang kebanyakan kita temui di 2013 ini)?
The Grand Old Man
Agus Salim. Bapak para founding fathers. Diplomat ulung yang menguasai berbagai bahasa. Para founding fathers seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Yamin, Natsir, Hamka, dll semua hormat kepadanya.
Beliau ini yang mendapatkan dukungan dari Timur Tengah saat Revolusi berlangsung. Pimpinan Syarikat Islam yang berubah jadi Masyumi.
Jujur, gue lupa apa yang gue mau tulis tentang orang ini tapi gue sangat yakin kita butuh bapak bangsa seperti Agus Salim.
Orang-Orang Orde Baru
Dosen wawasan kebangsaan gue ternyata adalah aktivis reformasi yang berusaha menggulingkan rezim Soeharto (seperti film GIE). Dari beliau gue mendapat fakta bahwa pada awalnya Soeharto sangat baik memimpin Indonesia, apalagi keadaan saat itu Indonesia sedang menikmati kenaikan minyak dunia. Namun setelah dunia krisis karena minyak dunia turun drastis, cadangan devisa Indonesia hilang yang tidak tahu kemana.
Zaman Orde Baru katanya mengerikan. Masa remaja gue dihabiskan di periodenya pak beye, jadi gue gak pernah merasakan kejamnya pemerintahan Orde Baru. Namun orang-orang Orde Baru yang berlindung di belakang Soeharto masih ada. Orang-orang yang tidak pernah tahu menderitanya bangsa Indonesia saat Orde Baru.
Pak beye ini pun sebenernya orang Orba. Dan gue melihat calon-calon presiden di 2014 besok adalah orang-orang Orba semua, membuat gue pesimistis.
Iya, Indonesia masih akan ada, masih akan berdiri namun kapitalisme masih akan ada, masih menhisap bangsa Indonesia layaknya jaman penjajahan jaman dahulu kala. Sangat bertentangan dengan cita-cita luhur para founding fathers saat mendirikan negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar