gue copas dari note fesbuk gue nih
Susah Tapi Pasti Bisa - Part 1
by Clairefoyant Finansial on Saturday, November 12, 2011 at 1:53pm
Susah Tapi Pasti Bisa – Part 1
Oke. Ini masih dalam kepedulian terhadap pembangunan perpustakaan THGB. Atau kalo gue boleh menyebutnya, ini adalah sekuel (lanjutan) dari Surat Terbuka gue kepada temen-temen IMQ XI sebelumnya.
Nanti akan terus Part 2, Part 3, Part 4, dst. Dan isinya adalah berita perjuangan kita menyebarkan kepedulian terhadap pembangunan perpustakaan.
Dan yang perlu gue garis bawahi, gue gak mau semangat ini cuma OMONG DOANG. Itu yang gue takutin. Dan gue lakuin selama ini sebelumnya. Ohohohoho.
Yang gue pikirin bagaimana kita membantu?
Dulu gerakan Kembang Perpus berorientasi pada bantuan berupa dana. Membagikan pita merah dengan syarat harus menyumbang terlebih dahulu. Dan hasinya lumayanlah, tiap P4R dulu kita bisa dapet sekitar 200-300ribu rupiah. Wow, dibelikan es dawet dapet berapa tuh? Hehe.
Lalu keraguan muncul. Shiddiqiyyah gak minta-minta, man!
Yak. Salah seorang aktivis pendukung Kembang Perpus (yang namanya tidak bisa disebut karena harus transfer 10 juta dulu) menyadari hal ini pertama kali. Dan membuat merasa ilfil dan gak bisa tidur selama seminggu (yang terakhir bohong). Lalu disampaikan ke gue. Gue juga bingung mau gimana juga.
Dulu selain meminta shodaqoh itu, kita juga mengambil jalan dengan menjual stiker. Mungkin elo-elo semua pernah beli stikernya. Tapi ini gak maksimal penjualannya, dikarenakan berbagai faktor. Kayak desainnya jelek, anak-anak pada gak punya uang, kemahalan, dll.
Kemudian yang terakhir dan yang paling gue pikirin sampe sekarang adalah gagal jualan tas. Aaaaaaa.
Jadi ceritanya, kita hendak menjual tas tersebut pas pameran Orshid kemarin. Dan udah dimodalin sama seseorang. Tapi karena kita gak tau kegunaan tas itu akhirnya gagal marketing.
Tapi untuk itulah gue menulis ini, untuk mencari dukungan dari temen-temen dan juga saran kreatif untuk menangulangi tas yang jumlahnya masih ada puluhan terbengkalai.
Jalan membantu bisa melalui banyak cara. Disini gue lebih ke arah pengembangan dana, dan gue serius loh nyari anggota pengembangan dana!
Karena gue tertarik masalah clothing, sablon, kaos, dan sejenisnya. Maka dari itu gue pengen temen-temen bisa urunan buat modal kita. Tapi untuk usaha ini kita bergerak ke arah distronya, bukan clothing/sablonnya. Mungkin kalo udah bisa, kita bisa menyablon sendiri.
Sebenarnya ada opsi lain sih. Yaitu tiap-tiap anak di IMQ XI sejumlah berapa gitu tiap bulan. Tapi gue berpikir dua kali mendapat jawaban TIDAK dari gue sendiri.
- Gue gak mau terlihat memaksa. Walaupun ketua umum organisasinya adalah gue. Ini karena Kembang Perpus sendiri adalah sebuah semangat. Semua orang berhak ikut mendukung semangat itu, semua orang juga berhak tidak memberi dukungan ke semangat itu.
- Pengalaman pahit, dan pengalaman baru masalah urunan anak-anak. Sejak kita masuk IMQ XI, gue gak bisa menghitung berapa anak-anak ngeluarin uangnya secara mendadak. Dimulai dari iuran wajib sumpah pemuda dan tasyakuran kelulusan yang jumlahnya Rp. 50.000. lalu disusul permintaan mendadak dari panitia TSP tentang donat, lalu disusul iuran Qurban yang semuanya belum lunas. Donat harus ditebus Rp. 400.000 (jadi kita ngutang nih ceritanya). Dan tiap-tiap iuran anak-anak ini hanya 70% yang bayar (gue melihat data iuran tasyakuran). Dan 30%nya gue dapet darimana??
Dan dari pengalaman tersebut maka gue memutuskan untuk meminimalisir iuran terhadap temen-temen semuanya. Gimana caranya? Ya jelas lewat pengembangan dana dong.
Oh iya. Pengembangan dana kita di THGB sebenarnya ada sih, tapi gue gak terlalu mengharapkan itu.
Back to topic, jadi yang mau ikutan distro kecil-kecilan bisa komen di sini. Mari kita belajar! Semangat! UNTUK PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DAN UNTUK IURAN-IURAN MENDADAK DI IMQ XI!
Oh iya, bisa bertanya, beri saran yang bagus seputar masalah distro yang akan kita bangun.
Sincerely,
Mochammad Iha/Clairefoyant Finansial/@aliasjojoz, Mahasiswa IMQ XI Fakultas Manajemen Semester Pertama (Maba boooo).
Susah Tapi Pasti Bisa - Part 2
by Clairefoyant Finansial on Sunday, November 13, 2011 at 3:49pm
Hai.
Ini masih lanjutan dari Kembang Perpus. gue udah punya tim dalam mensukseskan clothing yang pernah gue bahas sebelumnya, meskipun gue belum beritahu ke mereka tentang Kembang Perpus yang dihubungkan ke Clothing. hehehe
doakan sukses mama. doakan sukses teman-temans!
Mereka juga pengennya gak hanya bergerak di clothing, tapi juga bergerak ke hal yang lain.
oh iya, bagi yangtahu nih. gue lagi mencari informasi tentang sebuah benda.
1. benda ini berbentuk vertikal.
2. benda ini biasanya memakai banner
3. benda ini biasa diletakkan di pameran-pameran produk
4. benda ini menunjukkan suatu promosi terhadap produk tertentu
5. benda ini juga mempunyai sebuah sepasang penyangga agar dia berdiri tegak vertikal
nah tolongin gue.
Sincerely,
Mochammad Iha/@aliasjojoz/Clairefoyant Finansial
Susah Tapi Bisa - Part 3
by Clairefoyant Finansial on Tuesday, November 15, 2011 at 2:02pm
halo lagi.
Kemarin gue dan tim udah mengelilingi kota Surabaya dan meninggalkan Ploso. Kita pertama nyampek di Pasar Kapasan, karena tidak ada kain yang lebih lembut (ketemu satu yang jual polos dan murah, tapi palmall). Kemudian kita mencoba ke Pasar Atom dan ternyata oh ternyata itu adalah pasar sepatu heheheh. Lalu kita menuju Pasar Turi. Setelah muter-muter, akhirnya ketemu dengan kain yang lebih lembut tapi sedikit lebih mahal. Dan akhirnya beli yang itu.
Gue sih belum sreg sama bentuk kaosnya, soalnya bukan itu yang gue cari....
Tapi yang penting bisa dapet pelanggan dulu. Dan bisa survive! Semangat!
Susah Tapi Bisa - Part 4
by Clairefoyant Finansial on Friday, November 18, 2011 at 7:51am
Susah Tapi Bisa – Part 4
Hai.
Kali ini gue mau curhat. Ternyata kali ini gue gak luput dari kesalahan analisa.
Ternyata kaos yang kembar itu banyak yang tidak suka.
HAH?! Iya. Jadi ketika elo melihat kaos yang elo pake sama dengan milik orang lain, rasanya gimana gitu. Jujur, bagi gue sendiri sih gak masalah. Gue malah bangga gitu, apalagi yang desain adalah gue sendiri (meskipun itu pake trademark nya Paramore :p). Tapi kemarin nemu calon pelanggan yang merasa kayak gitu. Ini kesalahan, buakan kegagalan.
Kalo sudah begitu terus gimana?
Ya nembak pasar yang lain. Gimana kalo SMA? Dan kita pasang pamflet di tempat-tempat anak-anak SMA yang pada lewat. Ini semacam taruhan sih. Lebih baik sebenarnya nembak komunitas fans nya Paramore. Tapi di sini dimaanaaa -_- (dimana dimana dimanaaaa).
Kaos kembar disiasati dengan sablon yang sama tapi warna kaosnya yang beda.
Ini solusi yang paling jitu sebenarnya. Tapi apa boleh beli grosir dengan warna yang gak sejenis? Itu lain persoalan.
Lebih baik Avenged Sevenfold daripada Paramore.
Hahahahahahahahah. Emang gue ini ngakunya aja bisa membaca pasar, padahal aslinya gini. Gak sepenuhnya benar sih kalo fans nya Paramore gak banyak dan membuat gue terlihat optimis.
Kaosnya tidak sepenuhnya lembut.
Gue sebenarnya pengen nyari yang lembut dari ini. Kaos ini sebenarnya gak kalah beda dengan kaos yang paling gue banggakan dari Jogja. Cuma yang Jogja itu lebih keren sablon nya.
Hasil kaos belum bisa dibuat nyumbang.
Iya. Ini dilemanya. Hasil kaos emang gak seberapa. Lagipula ini permulaan. Saatnya gencar mencari para calon pelanggan. Dan laba itu gak terlalu penting. Susah tapi bisa.
Susah emang, tapi bisa. Target gue sendiri bisa menghasilkan income passive 3 juta perhari (bang yadi sendiri pengen 5 juta setiap hari).
Oh iya. Tentang dunia perkaosan ini sendiri, gue masih pemula. Pengen gue sih dapet langganan grosir dari kaos yang lengkap. Yang kedua, juga pengen punya channel sablon yang bisa jadi alternatif.
Dengan kualitas yang bagus, konsumen juga membeli dengan harga yang bagus.
Menekan angka produksi demi angka profit (dasar kapitalis :p).
Mengetahui medan, untuk menguasai medan. That’s important.
Susah tapi bisa!
Sincerely, Jojoz
Twitter: @aliasjojoz
Hai.
Kali ini gue mau curhat. Ternyata kali ini gue gak luput dari kesalahan analisa.
Ternyata kaos yang kembar itu banyak yang tidak suka.
HAH?! Iya. Jadi ketika elo melihat kaos yang elo pake sama dengan milik orang lain, rasanya gimana gitu. Jujur, bagi gue sendiri sih gak masalah. Gue malah bangga gitu, apalagi yang desain adalah gue sendiri (meskipun itu pake trademark nya Paramore :p). Tapi kemarin nemu calon pelanggan yang merasa kayak gitu. Ini kesalahan, buakan kegagalan.
Kalo sudah begitu terus gimana?
Ya nembak pasar yang lain. Gimana kalo SMA? Dan kita pasang pamflet di tempat-tempat anak-anak SMA yang pada lewat. Ini semacam taruhan sih. Lebih baik sebenarnya nembak komunitas fans nya Paramore. Tapi di sini dimaanaaa -_- (dimana dimana dimanaaaa).
Kaos kembar disiasati dengan sablon yang sama tapi warna kaosnya yang beda.
Ini solusi yang paling jitu sebenarnya. Tapi apa boleh beli grosir dengan warna yang gak sejenis? Itu lain persoalan.
Lebih baik Avenged Sevenfold daripada Paramore.
Hahahahahahahahah. Emang gue ini ngakunya aja bisa membaca pasar, padahal aslinya gini. Gak sepenuhnya benar sih kalo fans nya Paramore gak banyak dan membuat gue terlihat optimis.
Kaosnya tidak sepenuhnya lembut.
Gue sebenarnya pengen nyari yang lembut dari ini. Kaos ini sebenarnya gak kalah beda dengan kaos yang paling gue banggakan dari Jogja. Cuma yang Jogja itu lebih keren sablon nya.
Hasil kaos belum bisa dibuat nyumbang.
Iya. Ini dilemanya. Hasil kaos emang gak seberapa. Lagipula ini permulaan. Saatnya gencar mencari para calon pelanggan. Dan laba itu gak terlalu penting. Susah tapi bisa.
Susah emang, tapi bisa. Target gue sendiri bisa menghasilkan income passive 3 juta perhari (bang yadi sendiri pengen 5 juta setiap hari).
Oh iya. Tentang dunia perkaosan ini sendiri, gue masih pemula. Pengen gue sih dapet langganan grosir dari kaos yang lengkap. Yang kedua, juga pengen punya channel sablon yang bisa jadi alternatif.
Dengan kualitas yang bagus, konsumen juga membeli dengan harga yang bagus.
Menekan angka produksi demi angka profit (dasar kapitalis :p).
Mengetahui medan, untuk menguasai medan. That’s important.
Susah tapi bisa!
Sincerely, Jojoz
Twitter: @aliasjojoz
Ini catatan perjuangan gue menembus dunia distro gitu deh :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar