http://comic.nusantaranger.com |
Jadi setelah membaca nusantaranger.com/untukjagawana/ emang awalnya sedih.. wahh cuma segitu aja.. padahal perjalanannya rangga, dkk masih panjang sebenernya. Salahkan saja pada eksploitasi media nasional! Hahahaha.
Jadi tulisan hampir gak ada menye-menye nya, tulisan dari skeptis yang memang fanboy/jagawana tapi gak mau disebut fan. Karena idiom fan sendiri gue sangat benci karena mengarah pada kebodohan yang gue jadikan public enemies bagi bangsa ini. Jadi harap dimaklumin masih bocah wkwkwkw.
Udah ah. Back to topic.
Tau Nusantaranger (selanjutnya disebut NR) berawal dari fandom JKT48, dari situ para manusia langit yang gue follow (masih jaman jahiliah saat itu) pada ngomongin hal ini. Gue pikir ah ini palingan cuma sekedar tes ombak doang. Eh ternyata tiba-tiba udah jadi aja website dan komiknya hahaha.
Gue yang awalnya skeptis atau mungkin sensi kali yak, gak terlalu ikut hype, ngasi komentar skeptis banget awalnya. Namun lambat laun gue suka sama ceritanya, paling suka dengan buku Belantara dan Hitam. Namun karakterisasi Rangga, Rena, George, Naya, dan Rimba baru kerasa di buku Ombak, dimana gue bisa mengenal sifat dan karakteristik mereka masing-masing. "Ah yang pasti begini si Rangga nih. Ohh Naya itu kayak gini orangnya" semacam itu.
Poin yang kedua adalah growing fans dan promosi. Awalnya gue mengira Shani, dkk cuma manfaatin fandom jeketi doang, tapi ternyata fanbase dari Sweta juga gak bisa dianggap remeh. Sweta gue pikir terkenal dengan komik Grey dan Jingga. Gue juga sempet memperhatikan skena komik lokal lagi bergairah terutama di sosial media, dengan hadirnya Sweta, Jati (God You Must Be Joking), dan lain lain (gue taunya cuma dua itu aja hahaha). Jadi masa depan komik lokal cukup terjamin di era digital. Yah ini cuma hipotesa gue sih hahaha jadi maapkeun kesotoyan eta kak Shani, kak Sweta, dan team :3
Poin yang ketiga, gambarannya kang Sweta killing abiss. Hal ini gue sadari di buku Belantara. Halaman fullcolour Rimba masih paling gue sukai--selain cover chapter satu Hitam yang menggambarkan betapa cantiknya Rena (ah andai lo umurnya 20 tahun dek). Mungkin tim NR mengalami proses metamorphosa kali ya. Ibaratnya mereka di chapter awal masih mencari formula yang bagus, terus akhir-akhir ini mereka sudah menemukan formula yang pas buat NR.
Twist juga hal yang paling gue sukai. Setelah buku Taring gue memuji Ines di departemen cerita yang selalu menebar twist, dipadu dengan goresan Sweta ada kekuatan magis sendiri. Ya gak melebih-lebihkan, emang kerasanya pas buku Belantara ke bawah ehehe. Ada gimmick-gimmick yang gue suka juga misal kelakuan konyol Rangga, kearifan sosial lokal yang menggambarkan pribumi secara menyentil :))), lalu ada cameo dari para tokoh Grey dan Jingga (gue baru ngeh saat sudah baca komiknya ahahaha). Kalo soal gimmick tentang kedaerahan gak efektif buat gue untuk mencari tau tentang istilah-istilah daerah yang dipake. Yaa gimana ya, mungkin karena istilahnya gak dibikin repetoir supaya nangkep di kepala. Malah gak jarang gue tau arti istilah itu saat membaca komentar-komentar di bawahnya.
Ya itu mungkin sedikit kesan. Mungkin ada beberapa yang lupa untuk dipaparkan, namun ntar aja kalo inget hehehe. Tapi gue berharap setelah NR ditamatkan, websitenya gak offline. Dan meski offline nanti pun entah bagaimana nanti supaya ada akses untuk membaca NR.
Untuk proyek ke depan dari tim NR gue masih skeptis kalo belum lihat langsung hehehe. Jadi kita lihat saja nanti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar